Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Sejarah dan Misteri Jeritan Minta Tolong di Jembatan Merah Surabaya

Muhammad Afsal Fauzan S. oleh Muhammad Afsal Fauzan S.
10 Oktober 2022
A A
Sejarah dan Misteri Jeritan Minta Tolong di Jembatan Merah Surabaya

Sejarah dan Misteri Jeritan Minta Tolong di Jembatan Merah Surabaya (Sakurai Midori via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Ada banyak jembatan bersejarah yang menyimpan ribuan kisah menarik di Indonesia. Salah satunya adalah Jembatan Merah Surabaya, yang sudah berdiri sejak lama, menyimpan banyak sejarah panjang dan misteri yang hingga kini belum terpecahkan. Meskipun begitu, jembatan tersebut pernah menjadi bagian penting bagi Indonesia di masa penjajahan.

Jembatan Merah Surabaya pertama kali dibangun berdasarkan perjanjian Pakubowono II dari Mataram dengan VOC pada 11 November 1743. Kesepakatan di antara mereka menyebutkan, sejumlah wilayah pantai utara, termasuk Surabaya diserahkan ke VOC, dan tidak terkecuali wilayah Surabaya yang di bawah kolonialisme Belanda.

Pada saat itu, jembatan itu menjadi daerah komersial dan penghubung satu-satunya antara Kalimas dan Gedung Residensi Surabaya. Artinya, Jembatan Merah Surabaya adalah fasilitas penting dan jadi aset berharga dalam ekosistem perdagangan pada masanya.

Secara tidak langsung pula, jembatan ini jadi bukti bahwa Belanda menguasai sebagian daerah Surabaya. Apalagi, saat itu Belanda mengajukan hak klaim terhadap sejumlah daerah pantai utara di Surabaya yang dinilai bisa menguntungkan sebagai daerah komersil.

Bagi pemerintah Belanda, kota pelabuhan Surabaya punya banyak potensi untuk menghasilkan cuan. Pantas jika kota ini disebut sebagai kota dagang paling sibuk yang dikuasai para meneer.

Sejarah kelam mencatat, pada 10 November 1945, Jembatan Merah Surabaya jadi area tempur rakyat Surabaya melawan sekutu dan Belanda. Orang-orang bule itu berniat mengambil alih Surabaya kembali, meskipun Soekarno sudah memproklamirkan kemerdekaan dua bulan sebelumnya.

Pertempuran arek-arek Surabaya yang dipimpin Bung Tomo, dengan para penjajah itu berlangsung sengit meski tidak ada gas air mata yang ditembakan kepada mereka. Beruntung, Indonesia berhasil mengalahkan pasukan bule itu secara strategis, psikologis, dan politis tanpa harus membagikan kaos partai ke orang Belanda. Brigjen Mallaby, salah seorang petinggi Belanda tewas karena ditembak oleh pejuang bernama Harun dan hingga kini jasadnya tidak pernah ditemukan.

Usai pertempuran tersebut, sungai yang ada di bawah jembatan berubah warna menjadi merah. Warna merah itu bukan karena cat partai yang tumpah saat mewarnai gedung, tetapi darah para pejuang yang mengorbankan segenap jiwa dan raganya demi Indonesia. Pejuang-pejuang itu gugur dalam kehormatan, tanpa harus mengirim surat “Halo, Dek!” pada kembang desa di kampung halamannya.

Baca Juga:

4 Salah Kaprah Jurusan Sejarah yang Terlanjur Melekat dan Dipercaya Banyak Orang

Dari Sekian Banyak Jurusan Pendidikan, Pendidikan Sejarah Adalah Jurusan yang Tidak Terlalu Berguna

Air yang memerah tersebut membuat jembatan ini dijuluki Jembatan Merah. Tetapi, ada juga yang menyebut bahwa nama Jembatan Merah bukan berasal dari darah para pejuang, melainkan dari nama asli jembatan ini. Awalnya, jembatan ini dinamai Roode Brug yang artinya jembatan merah.

Hingga kini, 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan bagi Indonesia. Dengan banyak renovasi, Jembatan Merah Surabaya kini menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi wisatawan yang melancong ke Kota Pahlawan. Namun, ternyata jembatan itu memiliki misteri yang masih belum terpecahkan sampai sekarang.

Anak kampung sini alias akamsi dari Surabaya kerap mencium bau anyir di sekitar jembatan, tetapi belum pernah diketahui dari mana asalnya. Bahkan, konon katanya kerap terlihat penampakan mahluk tak kasat mata yang berkeliaran dan suara aneh di Jembatan Merah.

Salah satu suara yang terkenal dan paling banyak dibahas adalah suara minta tolong dari sekitar jembatan. Menurut beberapa sumber, terkadang suara minta tolong itu lengkap dengan sosok yang menampakkan wujudnya. Warga sekitar percaya, mereka yang meminta tolong adalah para pejuang dari pertempuran Surabaya yang gugur dan kehilangan anggota tubuhnya.

Banyak kreator yang mencoba uji nyali di Jembatan Merah ini. Tetapi, seperti yang kita ketahui, masih belum ada yang bisa membuktikan kebenaran dari misteri-misteri tersebut. Mungkin bau anyir tersebut berasal dari tubuh seseorang yang belum mandi, atau suara minta tolong itu berasal dari seseorang yang kecopetan. Tidak ada yang tahu, berani coba?

Sumber gambar: Sakurai Midori via Wikimedia Commons

Penulis: Muhammad Afsal Fauzan S.
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Jembatan Peneleh yang Bersejarah, Saksi Cinta Soekarno dan Siti Oetari

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 Oktober 2022 oleh

Tags: jembatan merah surabayamisterisejarahSoekarno
Muhammad Afsal Fauzan S.

Muhammad Afsal Fauzan S.

Penulis, Digital Creator, Copywriter.

ArtikelTerkait

definisi pancasilais sejarah hari lahir pancasila 1 juni 1945 mojok.co

1 Juni Hari Lahir Pancasila, Apa iya? Coba Tengok Dulu Sejarah Lahirnya Pancasila

1 Juni 2020
Jatuh Cinta Berkali-kali pada Lasem Rembang, Kecamatan dengan Sejarah Jaringan Perdagangan Candu

Jatuh Cinta Berkali-kali pada Lasem Rembang, Kecamatan dengan Sejarah Jaringan Perdagangan Candu

13 Januari 2024
Wisata Surabaya Nggak Cuma Mal Besar, Ada juga Tempat-tempat Bersejarah yang Menarik Mojok.co

Wisata Surabaya Nggak Cuma Mal, Ada Juga Tempat-tempat Bersejarah yang Menarik

15 April 2024
5 Ciri Khas yang Melekat pada Warung Coto di Makassar Terminal Mojok

A-Z Coto Makassar: Sejarah, Keunikan, dan Resep

14 September 2022
Penyebab Orang Lamongan Pantang Makan Lele Meskipun Jualan Pecel Lele terminal mojok.co

Penyebab Orang Lamongan Pantang Makan Lele meskipun Jualan Pecel Lele

12 September 2020
Sejarah Senggakan: Awalnya Pelengkap, Kini Jadi Menu Utama

Sejarah Senggakan: Awalnya Pelengkap, Kini Jadi Menu Utama

6 April 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.