Rokok Twizz ini harusnya bisa lebih enak. Harusnya.
Ketika harga rokok semakin mahal, selalu ada rokok-rokok murah yang bermunculan. Apalagi ketika ada kabar bahwa cukai rokok akan dinaikkan lagi, salah satu strategi kita sebagai perokok adalah mencari rokok yang murah. Gayung bersambut, rokok-rokok yang harganya terjangkau (yang pasti ada pita cukainya) perlahan mulai bermunculan, dan ini merupakan kabar baik untuk para perokok.
Salah satu merek rokok yang baru muncul adalah Twizz. Twizz, nama yang masih agak asing di telinga kita para perokok. Twizz ini adalah rokok produksi dari PT. Putera Jaya Sakti Perkasa dari Bojonegoro. Twizz adalah rokok SKM Capsule, atau rokok yang bisa dipencet filternya, dan mengeluarkan rasa-rasa. Kemunculan Twizz dalam khazanah rokok ini semakin memperbanyak varian-varian rokok yang semakin bervariasi dan bermacam-macam.
Bagi para perokok yang suka dengan rokok rasa-rasa, Twizz ini mungkin bisa dicoba. Apalagi kalau kalian selama ini rokoknya Esse Berry Pop atau LA Purple Boost, yang merasa kedua rokok tersebut sudah terlalu mahal. Nah, Twizz juga muncul dengan dua varian (menurut yang saya tahu dan sudah saya coba). Varian pertama adalah Yellow Crush, dan varian kedua adalah Royal Crush. Harganya murah saja, kok, hanya 20 ribu rupiah dengan isi 16 batang per bungkusnya.
Lalu bagaimana soal rasanya? Oke, soal rasa akan saya jelaskan, yang tentu saja akan sangat objektif berdasarkan apa yang saya rasakan. Perlu diketahui juga, bahwa rokok saya selama ini adalah Gudang Garam Surya dan Gajah Baru. Saya tidak pernah merokok yang rasa-rasa, hanya sesekali mencoba saja.
Oke, mari kita mulai ulasannya. Berbekal 40 ribu rupiah, saya sudah mendapatkan dua bungkus rokok Twizz dengan dua varian, Yellow Crush dan Royal Crush. Secara bungkus, saya suka dengan bagaimana Twizz ini dikemas. Mirip-mirip Dunhill, elegan, rapi, dan pas gitu. Nah, percobaan pertama saya jatuh kepada varian Yellow Crush yang berwarna hitam-kuning.
Dari sebelum menyulutnya dengan api, saya sudah menekan filter yang berisi capsule, supaya rasanya langsung keluar. Isapan pertama, rasa mint-nya langsung menyergap tanpa aba-aba. Setelahnya, baru rasa orange/lemonnya keluar, meski tidak terlalu kentara. Jujur, saya sempat kaget, ini kok yang keluar dan lebih kuat malah rasa mint-ya, bukan rasa orange/lemonnya.
Ditambah lagi rasa tembakaunya yang masih terlalu spicy. Maksud saya, kalau rasa tembakau yang spicy di rokok non capsule masih bisa saya terima. Lha Twizz Yellow Crush ini kan rokok capsule, yang punya rasa-rasa, jadinya kan aneh. Perpaduan rasa mint, orange/lemon, dan spicy dari tembakau ternyata bukan perpaduan yang pas, setidaknya menurut saya. Jujur, saya agak kecewa, dan saya hanya menghabiskan setengah batang saja. Sisanya biar dirokok sama teman-teman.
Percobaan kedua adalah Twizz varian Royal Crush. Secara tampilan, saya lebih suka varian ini. Entah mengapa, perpaduan warna ungu terang dan ungu gelap itu seksi sekali untuk sebuah bungkus rokok. Tanpa banyak basa-basi, setelah kecewa dengan varian Yellow Crush, saya langsung coba rokok Twizz varian Royal Crush.
Sama seperti varian sebelumnya, sebelum menyulutnya dengan api saya langsung pencet filter yang ada kapsulnya agar rasanya langsung keluar. Isapan pertama, saya masih agak kaget juga dengan rasa mint yang terlalu nyegrak. Dan lagi-lagi, rasa mint yang kencang itu merasuk ke dalam hidung, tanpa aba-aba.
Setelahnya, baru rasa berry yang keluar, meski lagi-lagi, tak terlalu tebal. Tipis saja. Mirip-mirip Esse Berry Pop, tapi ini lebih nyegrak saja. Rasa tembakaunya juga sama, masih terlalu spicy buat saya. Namun, buat saya Twizz varian Royal Crush ini masih lebih bisa saya nikmati daripada varian sebelumnya, Twizz Yellow Crush. Mungkin karena rasa berry lebih cocok di mulut saya daripada rasa orange/lemon.
Kesimpulan soal rasa, buat saya dua varian rokok Twizz ini bukan selera saya, apalagi yang varian Twizz Yellow Crush. Kalau yang Twizz Royal Crush, secara rasa masih oke, walaupun saya nggak akan beli lagi. Buat saya, rasa mint dan spicy tembakau yang terlalu kuat membuat rokok ini kurang balance di mulut saya.
Andaikan saja rasa mint dan rasa spicy tembakaunya agak diturunkan, lalu rasa dari berry dan orange/lemonnya bisa dipertebal, mungkin rokok Twizz ini akan lebih enak lagi. Sayang banget soalnya. Namun, bagi kalian yang selama ini memang suka dengan rokok rasa-rasa dan sedang cari alternatif rokok murah, Twizz ini bisa jadi pilihan yang pas.
Soal harga, Twizz ini sangat terjangkau. Bayangkan, dengan harga 20 ribu saja, kalian bisa mendapatkan satu bungkus rokok rasa-rasa dengan isi 16 batang. Coba, di mana kalian bisa dapat rokok rasa-rasa yang dijual dengan harga 20 ribu per bungkus, dan isinya 16 batang per bungkus? Tidak ada. Esse Berry Pop, Esse Punch Pop, LA Purple Boost, semuanya dijual di atas 20 ribu.
Secara keseluruhan, dua varian rokok Twizz ini memang bukan selera saya, apalagi saya tidak terlalu cocok dengan rokok rasa-rasa. Namun, buat kalian yang selama ini merokok rokok yang rasa-rasa, yang merasa bahwa Esse dan LA terlalu mahal, silakan saja migrasi ke Twizz. Siapa tahu cocok, kan? Mumpung harganya masih 20 ribu dan belum naik, silakan saja dicoba rokok Twizz ini.
Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Aspro Bold: Rokok Murah nan Mewah Saingan Berat LA Bold