Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Rempeyek Laron, Alternatif Pemasukan di Musim Hujan

Dewi Widyawati oleh Dewi Widyawati
24 Desember 2020
A A
laron rempeyek serundeng mojok

laron rempeyek serundeng mojok

Share on FacebookShare on Twitter

 Musim hujan memang sudah berangsur-angsur mengguyur wilayah Indonesia terutama di bagian Jawa Tengah, setiap hari mulai dari pagi hingga sore selalu diguyur hujan. Bagaimana tidak, pagi yang yang biasanya menjadi ajang untuk berjemur sekarang hanya tinggal kabut yang menyelimuti, sinar matahari tidak menampakkan diri sebagaimana mestinya. Hujan juga sudah menyebabkan beberapa wilayah mengalami bencana, yang pastinya sangat memerlukan uluran tangan kita baik melalui aksi maupun berdonasi untuk meringankan beban mereka.

Namun ternyata, musim hujan juga bisa menjadi peluang, terutama bagi masyarakat desa untuk menambah beberapa lembar uang untuk menambah pemasukan ataupun sekedar mengurangi pengeluaran. Apalagi dengan kondisi sekarang banyak petani yang gagal panen karena tikus dan burung yang menghabiskan padi di beberapa tempat yang saya jumpai. Situasi yang semakin mengajak diri untuk bisa bertahan hidup dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil karena pandemik yang semakin menggila serta cuaca musim hujan yang juga rentan terkena flu menjadikan tahun 2020 menjadi tahun penuh beban dan ke-ambyaran.

Hujan yang lebat dari sore hingga malam menjelang pagi, biasanya akan memicu munculnya serangga yang beterbangan di pagi hari: laron. Hujan yang lebat pada malam hari biasanya membuat tanah menjadi sangat lembab dan saat itulah serangga ini keluar yang biasanya lubangnya dipenuhi dengan serangga rayap. Anak-anak  yang berangkat sekolah biasanya akan mengambil dan mengumpulkan laron ke dalam plastik dan akan melepaskan lagi saat sayapnya sudah patah.

Ini menjadi momen yang mempunyai keunikan tersendiri tentunya. Tidak semua tempat bisa menjumpai hal yang demikian. Jalanan dipenuhi dengan hewan musiman yang terbang menghiasi indahnya pagi hari dengan embun yang masih dingin. Namun, nantinya laron ini akan memutuskan sayapnya dan merayap, yang membuat jalanan pada siang harinya menjadi banyak patahan sayapnya. Oleh karena laron biasanya hanya muncul sekejap saja, saat sinar matahari mulai nampak biasanya sudah merayap di tanah-tanah ataupun jalanan.

Meskipun begitu, siapa yang nyangka kalau hewan ini juga bisa dikonsumsi? Suatu pagi saya melihat cuaca pagi yang mendung dan dikerumuni laron-laron yang beterbangan, setelah semalam kedinginan karena hujan sangat lebat hampir pagi. Paginya ada tetangga yang pagi-pagi sekali sudah sibuk dengan beberapa janur yang dipasang di lubang tempat laron itu muncul dan terbang. Beberapa janur dipasang, dibuat melengkung, agar laron terbang menjadi terperangkap.

Janur-janur itu dipasang di tanah sekitar rumahnya. Dia sibuk wara wiri untuk melihat dan mengambil laron sebelum berhasil meloloskan diri dari perangkap yang dibuatnya. Ketika sudah mendapatkan banyak laron, dipretelilah sayap-sayap itu hingga tinggal hewannya aja yang merayap-rayap. Saya geli melihat itu, tapi juga kepo dengan yang akan dilakukan.

Laron-laron tadi yang tinggal tubuhnya langsung diolah sebagaimana mestinya kalau mengolah makanan lainnya. Saya baru tahu kalau ternyata laron tadi bisa di bikin rempeyek, selain itu juga diolah menjadi serundeng. Setelah selesai diolah, tetangga saya lalu menjual rempeyek laron ke pasar.

Saya tidak menyangka bahwa laron yang dulu saat saya sekolah hanya sebagai alat bermain di pagi hari saat berangkat ke sekolah bersama teman-teman ternyata juga bisa menghasilkan beberapa lembar uang.

Baca Juga:

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

5 Hal Menyebalkan di Purwokerto yang Bikin Wisatawan Mikir Dua Kali sebelum Berkunjung

Selain dijual, hasil olahannya juga bisa mengganti menu makanan. Olahan makanan konvensional bisa diganti dengan serundeng plus rempeyek ini. Setidaknya, olahan laron tersebut akan mengurangi biaya belanja sayur untuk beberapa hari. Apalagi kalau setiap hari hujan lebat, dan di pagi harinya banyak laron yang muncul tentu bisa untuk menghasilkan beberapa lembar uang untuk membeli kebutuhan lainnya ataupun buat ngopi di angkringan.

Selain itu, hal ini bisa kita gunakan untuk melatih kepekaan kita agar kreatif dan inovatif. Sesuatu yang kita jumpai di lingkungan sekitar ternyata bisa menghasilkan rupiah. Yaaa meskipun tidak banyak, tapi kan kita belajar untuk inovatif  dan berani untuk mencoba.

BACA JUGA Mengapa Lulusan Fakultas Filsafat UGM Bisa Sukses Nyaris di Segala Bidang?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 Desember 2020 oleh

Tags: Kulinerlayonrempeyekserundeng
Dewi Widyawati

Dewi Widyawati

Being liberty human

ArtikelTerkait

indomie

Menobatkan Diri Sebagai Penyuka Indomie Itu Tidak Sulit

2 Agustus 2019
6 Kuliner Jogja yang Cocok untuk Lidah Jawa Timur terminal mojok.co

6 Kuliner Jogja yang Cocok untuk Lidah Jawa Timur

15 Desember 2021
micin

Banggalah Jadi Budak Micin, Perdebatan soal Tidak Sehatnya MSG Bukan Perkara

2 Desember 2020
Mempertanyakan Selera Orang-orang yang Bilang Kuliner Jogja Mantap Mojok.co

Mempertanyakan Selera Orang-orang yang Bilang Kuliner Jogja Mantap

28 April 2024
Sumber Gambar Tumpeng Menoreh via YouTube Rian Wicaksono

3 Jenis Orang yang Sebaiknya Tidak Berkunjung ke Tumpeng Menoreh

22 September 2021
5 Kuliner Sekitar Stasiun Lempuyangan Jogja, Cocok untuk Menunggu Kereta Mojok.co

5 Kuliner Sekitar Stasiun Lempuyangan Jogja

12 Februari 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.