Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Pengalaman Mempersiapkan Pernikahan di Desa Bikin Saya Belajar Menjadi Manusia Lagi

Kalis Mardiasih oleh Kalis Mardiasih
10 Desember 2019
A A
Persiapan Menikah di Desa Bikin Saya Belajar Menjadi Manusia Lagi

Persiapan Menikah di Desa Bikin Saya Belajar Menjadi Manusia Lagi

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai seseorang yang mengaku modern atau ter-modern-kan, tentu saja saya adalah bagian dari anak muda yang terpengaruh berita viral pernikahan Suhay Salim atau thread twitter kawula muda perkotaan yang menyelenggarakan acara pernikahan dengan mengundang sedikit teman saja tapi intim. Kita semua tahu, ketika berita Suhay Salim yang pergi ke KUA dengan mengenakan kaos dan celana jins trending, semua langsung ber-salute, dan berkata: Lihat tuh! Orang kaya dan cakep tapi nikahnya cukup di KUA saja.

Pertama kali saya sampaikan hal tersebut ke orang tua, mereka tertawa. Kedua kalinya, mereka tertawa lagi. Ketiga kalinya, mereka kesal ??

Saya, singkatnya harus menyadari bahwa dalam menyelenggarakan pernikahan, ada hajat orang tua yang mungkin tidak bisa kita pahami dan sebetulnya ada posisi KITA dalam masyarakat yang berusaha disambungkan kembali oleh orang tua kita.

Saya akan bicara yang kedua, tentang posisi kita dalam masyarakat.

“Jangan mentang-mentang nggak pernah pulang, kamu jadi lupa sama tetangga.” Demikian Bapak mengunci ego saya.

“Pak, buat apa sih punya hajat besar, kan ngerepotin banyak orang.” Alasan pertama saya ketika mulai berargumen.

“Orang kampung itu mikirnya nggak seperti kamu. Dikit-dikit ngerepotin. Justru, mereka ini kalau dimintai tolong, mereka merasa ada. Mereka merasa dilibatkan. Mereka merasa menjadi bagian dari kebahagiaan masyarakat sekitar.”

Mendengar jawaban itu, saya langsung kicep. Indah betul ya, manusia membantu sekitarnya karena senang menjadi bagian dari masyarakat. Saya merasa tercerabut jauh sekali dari apa yang barangkali disebut akar, tempat asal dari mana saya berasal.

Baca Juga:

4 Hal yang Bikin Orang Kota seperti Saya Kagok Hidup di Desa

Hidup di Desa Nggak Seindah Bayangan, Banyak Iuran yang Harus Dibayarkan kalau Nggak Mau Jadi Bahan Omongan

“Kan habisnya banyak, Pak. Saya nggak ada uang sebanyak itu. Saya bisa usahakan, tapi ya nggak sebanyak itu.”

“Banyak itu kan itunganmu. Itungan orang kampung beda.”

Jawaban itu lalu disusul dengan berkarung-karung beras dan hasil tani yang datang ke rumah. Saya pernah dengar kalau pedagang-pedagang pasar di desa justru senang kalau ada orang desa yang punya hajat. Mereka dengan sukarela “meminjamkan” bahan pokok dagangan mereka dan boleh dikembalikan sesudah hajatan selesai. Jadi hitungan soal pengeluaran memang tidak sekaku dalam pikiran saya. Punya modal berapa, itulah yang harus diwujudkan. Pikiran saya soal “modal” itu sama sekali tidak melibatkan faktor manusia alias paseduluran yang jadi alam pikir masyarakat desa.

Di desa, nilai tukar kebaikan tentu saja bukan uang. Mata uang yang berlaku di sini adalah ketulusan, keikhlasan, kehadiran.

Situasi selow begini memang sulit dibayangkan terjadi di kota yang bergerak dengan cepat disetir kecemasan. Di sini, orang bersukarela mengantar berkatan, mengantar undangan, bertanya apakah ada yang bisa dibantu lagi dst. Bukan semata karena mereka ada waktu, tapi ini tentang bagaimana mereka memandang kehidupan dengan menyeluruh.

Begitulah akhirnya, saya kembali belajar menjadi manusia. Kirim doa ke makam keluarga. Pagi ini, para Bapak gotong royong “ngunggahke” tarub sekaligus makan bersama dan prosesi doa untuk tarub, para Ibu menyiapkan masakan. Dan proses-proses selanjutnya yang mesti saya hayati betul-betul artinya.

Saya tidak lagi ingin menyebut acara pernikahan ini sebagai “basa-basi menyenangkan orang tua”. Saya ingin belajar menjadi manusia lagi.

BACA JUGA Patenkan Aja Nama Anak Kamu, Biar Malu Sendiri atau tulisan Kalis Mardiasih lainnya. Follow Facebook Kalis Mardiasih.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Desember 2019 oleh

Tags: DesamenikahPernikahanreflektif
Kalis Mardiasih

Kalis Mardiasih

ArtikelTerkait

pepatah lama, Orang Paling Kaya di Desa Saya Adalah yang Paling Tidak Banyak Gaya

Orang Paling Kaya di Desa Saya Adalah yang Paling Tidak Banyak Gaya

25 Maret 2020
Facial Treatment bagi Saya Seperti Membayar untuk Disakiti terminal mojok.co

Menghilangkan Jerawat Membandel Dengan Cara Menikah

23 Juni 2019
Dear Warga, Jangan Pasang Ekspektasi Terlalu Tinggi ke Mahasiswa KKN, Takutnya Nanti Kecewa Mojok.co

Dear Warga, Jangan Pasang Ekspektasi Terlalu Tinggi ke Mahasiswa KKN, Takutnya Nanti Kecewa

25 Agustus 2025
Repotnya Jadi Dekorator Pernikahan yang Belum Pernah 'Didekor' terminal mojok.co

Pengalaman Ngurusin Nikahan yang Super Simple

17 September 2019
wadon menang nolak

Drama di Balik “Lanang Menang Milih, Wadon Menang Nolak”

15 Agustus 2019
poligami, walimah syar'i

Masih Jomblo kok Bicara Poligami sih?

12 Juni 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.