• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pak Ustaz, Ayo Dong Bikin Contoh Dakwah yang Berbasis Kelestarian Alam

Sigit Candra Lesmana oleh Sigit Candra Lesmana
21 Februari 2021
A A
Bukan Ibadah Salat Saya yang Kecepetan, tapi Salat Anda yang Kelamaan mojok.co/terminal

Bukan Ibadah Salat Saya yang Kecepetan, tapi Salat Anda yang Kelamaan mojok.co/terminal

Share on FacebookShare on Twitter

Sampah masih menjadi masalah yang bikin pusing di Indonesia. Negeri ini tercatat menjadi penyumbang sampah terbanyak ke lautan, malu dong. Pada 2020, menurut KLHK: Jumlah sampah nasional mencapai 67,8 juta ton. Sampah seberat ini mungkin hanya yang tertimbun di tempat pembuangan akhir. Bagaimana dengan sampah-sampah yang dibuang sembarangan di sungai, gunung atau laut? Kalau ditotal jumlahnya pasti jauh lebih banyak lagi. Kelestarian alam seolah-olah diabaikan.

Kita pasti sering nonton berita di televisi, Pantai Kuta jadi kotor dan penuh dengan sampah plastik yang katanya kiriman dari pulau Jawa. Ombak laut membawa sampah-sampah tak bertuan itu ke pinggiran pantai dan bikin Kuta gak indah lagi. Miris kan ngeliat pantai Kuta jadi kotor? Nggak hanya itu, banjir yang setiap tahun terjadi di ibu kota, banjir besar di Kalimantan Selatan dan sebagian wilayah Jawa Timur juga terjadi akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik.

Kesadaran yang masih sangat rendah dalam masyarakat menyebabkan permasalahan sampah ini tetap diremehkan, padahal sudah banyak terjadi bencana sebagai bukti bahwa bukan karena alam yang berkhianat, tapi manusia yang merusak. Alam cuma mengembalikan apa yang telah manusia perbuat. Manusia ngasih alam sampah, maka akan terjadi banjir. Manusia nebang pohon sembarangan, maka akan terjadi longsor. Semua terjadi sesuai hukum sebab akibat.

Di salah satu tayangan di channel Nat Geo Wild, menampilkan alam yang begitu terjaga di dalam sebuah kompleks tempat tinggal para biksu agama Buddha. Manusia dan alam hidup secara berdampingan dalam harmoni. Di agama Buddha memang sangat menjunjung tinggi hubungan yang selaras antara manusia dan alam sehingga manusia bisa mendapat manfaat dari alam, di sisi lain alam juga tetap terjaga dan lestari. Lingkungan para biksu itu kelihatan asri banget.

Nonton tayangan itu, timbul pertanyaan dalam diri gue sebagai seorang Muslim, “Islam kan katanya ‘rahmatan lil alamin’, tapi kok jarang ulama yang ngebahas pentingnya hubungan manusia dan alam?” Pertanyaan yang sama mungkin berkecamuk dalam pikiran banyak orang. Kata “rahmatan lil alamin” sudah dengan tegas bermakna bahwa agama Islam gak hanya jadi rahmat bagi manusia tapi juga rahmat bagi alam dan isinya, termasuk juga hewan, tumbuhan dan semua isi bumi. Kelestarian alam adalah hal yang sungguh penting.

Namun, selama ini, kata tersebut cuma jadi jargon kosong yang nggak pernah dibahas secara serius. Hanya menjadi bahan pidato atau ceramah, setelah itu hilang, nggak ada upaya untuk mempraktikkan kelestarian alam dalam kehidupan sehari-hari. Jarang sekali ulama atau ustaz yang membahas pentingnya hubungan kita sebagai manusia dengan alam.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang lingkungan bisa juga dengan pendekatan agama. Kita sering mendengar ulama atau pak ustaz berdakwah tentang hubungan manusia dengan Tuhan dan juga hubungan antarmanusia. Hubungan kita dengan Tuhan sudah jelas terwujud dalam setiap ibadah yang kita lakukan. Hubungan antarmanusia terwujud dalam interaksi sosial yang dijalani dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya ibadah dan pentingnya interaksi sosial termasuk toleransi antar umat beragama sudah seringkali kita dengar dan kita bahas. Tapi, ternyata itu saja belum cukup untuk memanusiakan manusia.

Udah saatnya dakwah mengenai hubungan antarmanusia dan alam lebih banyak disampaikan. Bukannya dalam QS Al-Qashash ayat 77 sudah ditegaskan, “… dan janganlah kamu berbuat kerusakan di Bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” Gue sebagai seorang muslim tentu nggak mau jadi manusia yang nggak disukai Allah dan akan berusaha untuk nggak berbuat kerusakan alam.

Ayat itu juga berarti bahwa menjaga kelestarian alam juga merupakan perintah Allah. Setiap perintah Allah yang kita jalankan pastinya merupakan sebuah ibadah dan akan berbuah pahala. Kita kan suka banget jika dapat sesuatu yang baik, termasuk pahala. Bayangin aja kita beramal jariyah dengan membersihkan sungai dari sampah sehingga aliran sungai bersih, tak terjadi banjir dan air jernih bisa dinikmati banyak orang, bukannya manfaat yang dinikmati banyak makhluk akan mendatangkan pahala yang terus mengalir?

Nah, kalau saja para ulama dan ustaz lebih banyak lagi mendakwahkan pentingnya menjaga alam, kesadaran masyarakat Muslim yang ada di Indonesia dan juga sebagai mayoritas akan berangsur-angsur meningkat dan diharapkan pada akhirnya seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai ras, suku, agama, dan profesi akan sadar dan sama-sama menjaga alam Indonesia tetap lestari.

Nggak perlu yang ribet, awali dulu dengan yang simpel kayak mengurangi sampah plastik. Misal waktu belanja, kita bisa bawa tas belanja sendiri, atau nggak lagi pakai sedotan plastik, bisa diganti pakai sedotan stainless. Trend bersepeda yang belakangan populer bisa juga terus dilakukan dan dijadikan kebiasaan. Selain mengurangi polusi udara, badan kita juga akan menjadi lebih sehat dan fit. Semua demi kelestarian alam dan siapa lagi yang memulai kalau bukan kita sendiri.

BACA JUGA Ustaz yang Tidak Memiliki Kapasitas Keilmuan Harusnya Belajar, Bukan Asal Dakwah dan tulisan Sigit Candra Lesmana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 Februari 2021 oleh

Tags: cinta lingkungandakwahumat muslim

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Sigit Candra Lesmana

Sigit Candra Lesmana

Lulusan S-1 yang sedang belajar menulis.

ArtikelTerkait

lembaga dakwah kampus

Jadi Anak Pendakwah Itu Nggak Selalu Menyenangkan

24 Juni 2021
Demi Menjaga Lingkungan, Apa Sebaiknya Kita Mandi Sehari Sehari Saja? teminal mojok.co

Demi Menjaga Lingkungan, Apa Sebaiknya Kita Mandi Sehari Sekali Saja?

24 Januari 2021
Mentang-mentang Gratis, Tisu di Rumah Makan Kadang Diambil Seenaknya. Hadeeeh terminal mojok.co

Mentang-mentang Gratis, Tisu di Rumah Makan Kadang Diambil Seenaknya. Hadeeeh

19 Oktober 2020
Model Dakwah Ala Kultum Pemuda Tersesat Sudah Ada Sejak Zaman Rasulullah terminal mojok.co

Model Dakwah ala Kultum Pemuda Tersesat Sudah Ada Sejak Zaman Rasulullah

11 September 2020
Menebak Pikiran Orang yang Suka Buang Sampah Sembarangan

Menebak Pikiran Orang yang Suka Buang Sampah Sembarangan

2 September 2020
hewan kurban

Jual Hewan Kurban Online dan Usaha Lain yang Harus Kamu Coba

11 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
bahasa medan Kata 'Apa' dalam Konteks Bahasa Medan Itu Sakti dan Serbaguna terminal mojok.co

Kata 'Apa' dalam Konteks Bahasa Medan Itu Sakti dan Serbaguna

Roti Tawar Mentega Tabur Gula Pasir Adalah Menu Sarapan yang Nikmatnya Abadi terminal mojok.co

Roti Tawar Mentega Tabur Gula Pasir Adalah Menu Sarapan yang Nikmatnya Abadi

menu wajib berkat tahlilan mojok.co

Genduren atau Kenduri dengan Berkat Mentahan, Kemudahan Sekaligus Kemerosotan



Terpopuler Sepekan

Bom Waktu Arema FC dan Momentum Suporter Generasi Baru (Unsplash)
Pojok Tubir

Bom Waktu Arema FC dan Momentum Perubahan bagi Suporter Generasi Baru yang Menolak Tunduk

oleh Iqbal AR
30 Januari 2023

Bersikaplah layaknya manusia berempati!

Baca selengkapnya
6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Terminal Mojok

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli

25 Januari 2023
Pertashop Lebih Nyaman, SPBU Pertamina Malah Bikin Resah (Unsplash)

Pertashop Lebih Nyaman karena Mengisi Bensin di SPBU Bikin Resah

28 Januari 2023
Dilema Agen Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

Dilema Pangkalan Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

26 Januari 2023
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .