Nama Harlan + Holden Coffee sedang naik daun. Kalau kita scroll TikTok atau media sosial lain, ada puluhan video yang mereview kopi di sini. Sebagian besar influencer atau food vlogger mengatakan rasa kopinya enak banget. Bahkan ada yang mengatakan bahwa kopi di Harlan + Holden Coffee adalah kopi paling enak yang pernah mereka cicipi, Starbucks dan % Arabica lewat. Sebagai pencinta kopi, tentu saya penasaran pol dengan coffee shop satu ini. Makanya begitu ada kesempatan ke Jakarta, saya langsung gas ke gerainya.
Setelah mencoba dan merasakan minuman Harlan + Holden Coffee secara langsung, saya sarankan bagi siapa pun yang masih merasa miskin untuk tidak usah FOMO. Nggak usahlah kalian ikut-ikutan mencicipi kopi ini kalau nggak mau menyesal, Rek. Percayalah, kopinya biasa aja, yang indah-indah hanya marketingnya.
Daftar Isi
#1 Harga kopi Harlan + Holden Coffee mahal
Kalau kalian beranggapan minuman di Starbucks itu mahal, Harlan + Holden Coffee menjual minuman yang lebih mahal lagi. Waktu itu saya memesan dua minuman di gerainya. Minuman pertama yang saya pesan adalah produk best seller mereka sekaligus minuman yang paling banyak direview warga TikTok, Butterscotch Latte. Kedua, saya memesan Sea Salt Latte.
Harga Butterscotch Latte light roast ukuran tall adalah Rp63 ribu. Sebagai tambahan informasi, di Harlan + Holden Coffee, kita bisa memilih roasting kopi dengan empat pilihan, yaitu dark, medium, light roast, dan decaf. Kalau kita memilih light roast dan decaf, ada biaya tambahan sebesar Rp5 ribu. Sementara kalau kita mau menambah ice dan cream sea salt atau jelly, kita harus membayar Rp14 ribu lagi. Jika ditotal, satu gelas ukuran tall harganya bisa tembus Rp72 ribu. Mahal, kan? Lebih mahal dari rata-rata minuman Starbucks ini mah.
Untuk minuman kedua, Sea Salt Latte light roast tanpa ekstra cream harganya Rp63 ribu. Harga ini juga lebih mahal daripada Salted Caramel Latte-nya Starbucks yang dibanderol Rp54 ribuan.
#2 Rasa kopinya biasa saja, yang istimewa hanya tampilannya
Menurut saya, rasa dua minuman yang saya pesan di Harlan + Holden Coffee biasa aja. Maksudnya, rasanya ya tetap enak, tapi sama aja kayak kopi kekinian mahal lainnya. Nggak ada yang istimewa selain tampilannya.
Bagi yang belum tahu, butterscotch terbuat dari campuran mentega, gula merah, dan krim kocok yang dimasak bersamaan. Sekilas mirip dengan caramel, tapi bedanya caramel terbuat dari mentega dan gula putih. Secara rasa keduanya mirip, tapi biasanya butterscotch warnanya lebih gelap. Kalau dicampur dengan kopi rasanya pahit manis. Sederhananya, Butterscotch Latte adalah latte (susu dan espreso) yang diberi sirup atau krim butterscotch.
Lantaran saya memesan Butterscotch Latte dengan roasting light, rasa kopinya cukup terasa, namun yang paling menonjol tetap rasa manis dari butterscotch-nya. Saya harus mengakui, tampilan Butterscotch Latte-nya cantik. Pada pinggiran cup diberi semacam crumble (sepertinya dari butterscotch yang dikeringkan) dengan rasa manis, pahit, dan aroma gula merah yang terpanggang.
Crumble inilah yang bikin Butterscotch Latte terlihat menarik dan estetis serta memberi kesan berbeda dibandingkan minuman lainnya. Meski begitu, tetap saja rasanya nggak sampai bikin saya ingin terbang. Bahkan, saya merasa kalau rasa Butterscotch Latte-nya Harlan + Holden Coffee nggak begitu berbeda dengan punyanya Starbucks. Mungkin banyak yang belum tahu kalau Starbucks punya minuman Butterscotch Latte, tapi hanya minuman seasonal.
Kekurangan lainnya dari Butterscotch Latte-nya Harlan + Holde Coffee adalah tekstur minumannya akan berubah ketika kita diamkan. Kira-kira setelah satu jam, teksturnya jadi lebih kental dan berminyak, kalau kita minum rasanya nggak seenak saat baru dipesan. Gimana nggak nyesek, sudah beli mahal-mahal, eh rasanya berubah dalam sekejap. Mending bikin kopi sendiri di rumah.
Sejujurnya saya lebih suka rasa Sea Salt Latte-nya. Rasanya gurih dan asin, cocok sekali dengan lidah orang Surabaya. Sekali lagi, meskipun Sea Salt Latte-nya enak, minuman kayak gini juga udah ada di Starbucks, namanya Salted Caramel Latte. Harganya pun lebih murah, cuma Rp54 ribu.
#3 Interior kedai kopinya estetis, tapi nggak nyaman buat duduk berlama-lama
Interior Harlan + Holden Coffee terlihat minimalis, estetis, dan sangat instagrammable. Sayangnya, penataan kursi yang bertingkat membuat tempat duduknya kurang nyaman. Apalagi menjanya kecil banget, buat menaruh satu laptop aja nggak cukup, Rek.
Kesimpulannya, Harlan + Holden Coffee bukan tempat yang cocok untuk nongkrong atau nugas. Tempat ini cocoknya buat ngopi sebentar lalu pergi. Kalau kalian terbiasa memesan kopi satu cangkir tapi nongkrongnya seharian, jelas nggak bakal cocok ngopi di sini.
#4Â Baristanya cekatan dengan keramahan standar
Sebelum datang ke gerai Harlan + Holden Coffee, saya sudah mendownload aplikasinya di App Store. Memesan minuman dari aplikasi lebih simple dan mudah. Setelah sampai di gerai, saya nggak perlu antre lagi, tinggal pick up minuman yang sudah dipesan sebelumnya.
Saya membeli Harlan + Holden Coffee di Pacific Place saat jam makan siang dengan kondisi gerai yang cukup crowded. Meskipun ramai, baristanya sangat cekatan. Dia terlihat sat set dengan tingkat keramahan yang standar. Mungkin waktu itu ramai banget, jadi saya maklum kalau baristanya juga kecapekan.
#5 Jumlah gerai Harlan + Holden Coffee masih terbatas
Mungkin masih banyak yang belum tahu kalau Harlan + Holden sebenarnya adalah sebuah brand fashion asal Negeri Ginseng. Kantor pusatnya ada di Korea Selatan, tapi kemudian membuka gerai kopi untuk pertama kalinya di Manila, dan kemudian ekspansi ke pasar Indonesia.
Saat ini di Indonesia, baru ada tiga gerai Harlan + Holden Coffee, yakni di Senayan City, Plaza Indonesia, dan Pacific Place. Ketiganya ada di Jakarta dan belum ada di kota lainnya. Jadi, kalau mau menikmati kopi viral ini harus terbang ke Jakarta dulu, Rek.
Kalau ditanya, apakah Harlan + Holden Coffee worth the hype? Mohon maaf, meski rasa kopinya cukup enak—seperti umumnya kopi mahal lainnya—tapi kalau harganya nggak umum, skip dulu, deh. Mungkin saya memang bukan target market gerai kopi satu ini.
Jadi begitu ya, Rek. Kalau kalian memang suka kopi kekinian dan punya banyak uang, silakan datang dan mencicipi sendiri kopi yang sedang viral ini. Tapi kalau uang kalian pas-pasan, mending ngaduk Nescafe sendiri di rumah.
Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Mahalnya Kopi di Starbucks Nggak Ada Apa-apanya Dibandingkan % Arabica.