Di luar perkara politik, saya sebenarnya suka dengan menu yang dijual di Starbucks, terutama minumannya. Menurut saya, minuman Starbucks lebih ramah tenggorokan (tidak mudah serik) dibandingkan minuman sejenis dari merek lain. Namun, jika menyangkut makanan, saya cenderung kurang cocok dengan sebagian besar snack, permen, cake, dan roti Starbucks.
Menurut saya, cake Starbucks kemanisan, sementara untuk roti-rotiannya seperti panini justru keasinan dan untuk kue keringnya rasanya B saja, padahal harganya lumayan mahal. Nah, di antara banyaknya makanan Starbucks yang menurut saya kurang enak tersebut, ada lima makanan yang menurut saya paling gagal dan tidak akan saya beli lagi.
Daftar Isi
#1 Vanilla Brown Sugar Puding
Di urutan pertama, saya menempatkan vanilla brown sugar pudding sebagai produk makanan gagal Starbucks. Pudding vanilla yang diberi taburan brown sugar ini memiliki rasa yang manis, tapi tekstur pudingnya benyek sekali sehingga terasa aneh di lidah.
Saya nggak tahu, apakah saya membeli vanilla brown sugar yang ditempatkan pada suhu yang keliru atau gimana ya. Yang pasti, saya sudah dua kali membeli pudding vanilla ini di dua gerai Starbucks berbeda, tapi tekstur tetap sama, sama-sama benyek. Cairan brown sugarnya juga kemanisan dan keenceran. Udah gitu harganya mahal lagi, Rp50 ribuan. Untung kemasannya kiyowo jadi agak sedikit terhibur sedikit.
#2 Cheesy Pepperoni Focaccia
Cheesy Pepperoni focaccia adalah roti charcoal (arang) berwarna hitam yang diberi lembaran cheddar, beef, lalu dipanggang. Rasanya mirip roti panggang daging pada umumnya, tapi roti arangnya hambar sekali dan agak keras sehingga tidak enak saat dikunyah.
Makanan satu ini hanya menarik dari tampilannya saja, warna hitam terlihat beda dari roti lainnya padahal rasanya nggak beda dengan roti tawar biasa. Mana mahal lagi, Rp56 ribu per potong.
#3 Cinnamon roll
Salah satu menu makanan yang selalu ada di display Starbucks adalah cinnamon roll. Panganan ini memiliki tekstur kering banget dan diberi taburan sirup gula putih yang juga dikeringkan. Rasanya manis banget dengan aroma cinnamon.
Saat membeli cinnamon roll sebenarnya saya selalu meminta baristanya untuk memanaskan, tapi tekstur kering cinnamon roll yang keras dan susah digigit tidak akan berubah. Begitu masuk mulut rasanya langsung seret dan ingin minum air putih. Saran saya sih, kalau mau membeli makan di Starbucks mendingan pilih Banana Cake ketimbang cinnamon roll.
#3 Via Red Velvet Roll Ball
Via Red Velvet adalah menu makanan reguler di Starbucks sehingga stoknya banyak dan tersedia setiap hari. Kue ini memiliki rasa yang mirip cake red velvet yaitu manis dan sedikit gurih dari cream putihnya. Berbeda dengan cake yang banyak kuenya, via red velvet berbentuk gulungan dengan jumlah cake yang tipis dengan cream yang berlimpah dan ditaburi kacang. Banyaknya cream justru membuat rasa via red velvet cenderung kemanisan.
Jika sedang apes pol, tak jarang saya mendapatkan via red valvet yang sudah kelamaan di chiller sehingga teksturnya keras sekali, sekeras rengginang. Via red valvet ini beneran kue mahal yang tidak perlu dipertimbangkan untuk dibeli, mending kamu beli keripik singkong ungu. Iya, kalian nggak salah dengar, Starbucks jualan keripik singkong, hanya saja namanya dibuat lebih modern yaitu cassava chips.
#4 Espresso Brownies
Sejujurnya saya suka dengan espresso brownies, tapi semua teman-teman saya bilang makanan satu ini tidak enak. Itu mengapa saya memasukkannya di sini dengan pertimbangan selera mayorias. Espresso brownies adalah kue brownies dengan rasa kopi yang di dalamnya diisi cream dark chocolate yang lumer, tekstur brownies chewy. Rasanya dominan pahit seperti espresso, oleh karena itu banyak orang yang merasa tidak cocok.
Selagi kamu tidak suka kopi hitam tanpa gula, kamu pasti tidak akan suka dengan espresso brownies. Namun, jika kamu suka dark chocolate dan Americano tanpa gula, boleh untuk mencicipinya.
Selama kamu bukan Jennifer Bachdim dan tidak juga vegetarian, hindarilah membeli makanan Starbucks yang masuk kategori plant based. Makanan Starbucks yang masuk kategori ini memang diklaim lebih sehat, tidak mengandung gluten dan mengandung banyak serat (sayuran). Namun, kamu tahu sendiri, segala jenis makanan sehat umumnya memang tidak enak di lidah. Begitu juga menu plant based Starbucks yang mayoritas rasanya seperti burger keras yang diberi dedauan kering, nggak ada dagingnya, paling mentok diberi cheese dan tomat.
Jika bingung makanan mana yang masuk kategori plant base? Baca saja kemasannya, di wadah kertas bagian depannya akan ada tulisan plant base jika makanan tersebut terbuat dari bahan-bahan yang katanya lebih sehat (natural). Tentu saja harganya pun cenderung lebih mahal. Lah daripada membeli plant base wellington pocket misalnya, mending kamu ramban kangkung dan kecambah di rumah buat pecel lebih cocok dengan lidah dan murah.
Itulah tadi daftar makanan Starbucks yang rasanya tidak mantap, harganya mahal, dan tidak bisa membuat perut orang Indonesia kenyang. Saya yakin, kamu makan 10 pudding Starbucks tidak akan kenyang, yang ada malah kembung.
Penulis: Tiara Uci
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 5 Menu Starbucks yang Rasanya Aneh, Kurang Cocok di Lidah Saya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.