Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Nasi Box untuk Dosen Penguji, Sebuah Gratifikasi atau Penghormatan?

Majid Himawan oleh Majid Himawan
7 Februari 2020
A A
Nasi Box untuk Dosen Penguji, Sebuah Gratifikasi atau Penghormatan?
Share on FacebookShare on Twitter

Berawal dari berbincang dengan kerabat yang berprofesi sebagai dosen yang membawakan oleh-oleh bingkisan makanan setelah menguji sidang skripsi mahasiswanya. Saya jadi ingat kebijakan fakultas saya dahulu yang melarang memberikan bingkisan makanan tersebut. Walaupun begitu, saat itu saya tetap memberikan karena aturan yang baru terbit dan ke-pekewoh-an saya pada dosen yang telah membimbing skripsi saya selama… setahun lebih.

Menjadi sebuah keresahan jika memang perilaku tersebut dianggap pelanggaran hukum. Tapi di sisi nurani lain, adat kita sering membiasakan memberi bingkisan kepada yang lebih tua maupun guru kita sebagai bentuk penghormatan atas segala hal yang tak mungkin bisa kita bayar dengan materi apa pun, termasuk sekadar nasi box yang dimakan bentar juga akan “terbuang” lagi jadi energi lain. Wqwqwq.

Yha, walaupun kadang nyari dosen, janjiannya, serta coretannya bikin kita sebel dan kesel. Nggak boleh juga dong kita sebagai mahasiswa atau muridnya abai dalam memberikan penghormatan dan penghargaan.

Saya pun berinisiatif menanyakan perihal tersebut kepada teman saya yang lulusan Fakultas Hukum. Intinya teman saya ini kalau ditilang jago banget berargumen. Masalah salah dan minta maaf, itu belakangan. Kegundahan saya pun saya ceritakan padanya. Berangkat dari edaran yang saya baca beberapa tahun yang lalu tentang pelarangan memberikan nasi box atau bingkisan makanan. Biasanya mahasiswa yang ujian sidang sebelum azan zuhur akan memberikan roti atau buah-buahan. Kemudian yang sidang setelah salat zuhur, akan memberikan nasi box dan segala lauknya yang komplit, mewah, istimiwiiier, serta lejaat~

Hal yang membuat saya gundah adalah pemberian tersebut itu gratifikasi atau bukan sih? Kok dilarang oleh fakultas? Pertanyaan saya pun dijawab santai oleh teman saya, “Ngasih nasi box itu bukan gratifikasi, tapi grati…san, yo nggak popo to, Dab.” Jawabnya sambil cengar cengir. Wo lah cah hukum digugu malah mung gedabrus. Bol dobol.

Wes, Bos, aku nanya temen lain yang lulusan Ushuluddin saja. Barangkali lebih serius dan menyejukkan jawabannya.

Pertanyaan saya pun saya alihkan kepada teman saya yang anak Ushuluddin ini. Dia memang lama syekhali lulusnya. Bahkan Pak Kantin sudah jadi kajur, dia belum lulus juga. Memang ilmunya tidak sekadar ilmu hukum alam. Tapi dia meresapi hidup dengan ilmu yang maqom-nya, jelas saya nggak bisa ngejar. Lah iya, lah dia ini di D.O tapi tetep ngaku S.Ag, kok. Dia yang jebolan pondok pesantren kilat ini lalu memberikan fatwa yang mencerahkan, “Mas, sampeyan ki dibimbing skripsi ngasi setahun luwih, kuliah yo entuk pirang-pirang SKS, kok ngormati guru wae ndadak mikir gratifikasi mbarang. Aku lo sik DO-an iki tetep sungkem lan ngeteri jajan.” Walaupun jawabnnya sedikit membuat saya lega, tapi ada sombongnya juga dia yaaa.

Sebenarnya yang saya khawatirkan itu kalau suatu saat saya jadi penyidik KPK hal tersebut lantas dianggap gratifikasi. Njuk aib ngasih nasi box itu diumbul-umbulke. Rak yo isin dewe tho ndess. Novel aja kasusnya dicari-cari buat bunuh karakternya. Ngeriii~

Baca Juga:

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dalam sudut pandang lain, temannya temen sepupu adik temen saya juga pernah cerita. Ongkos “hantaran makanan” untuk lulus sarjana itu berat. Dari seminar proposal, sidang, pendadaran, katanya bisa sampai jutaan. Belum lagi dia punya budaya harus menyedekahi temennya yang termasuk bani lapaaar alias anak kosan.

Weh weh weh. Model apa itu kok dari seminar proposal udah ngasi jajan aja? Ini kalau di kampus saya dulu di UIN, pasti udah didemo sampai bakar jagung. Tapi sebenarnya kalau bukan paksaan dan dia mampu ya nggak apa-apa juga sih yha? Tapi kalau saya ogah. Hehehe.

Bingung juga kalau kita di posisi harus selalu nyediain dan aturannya mengharuskan demikian, tetapi kondisi ongkos sangat limit. Tapi sungkan juga kalau kita punya sedikit ongkos lebih, niatnya pengin memuliakan dosen eh malah terbentur peraturan larangan memberi gratifikasi dan suap. Asal nggak disuapin beneran, sebenarnya bukan suap kali yeee.

Kembali lagi pada adat kita sebagai bangsa ketimuran. Memberikan bingkisan terhadap yang lebih tua ataupun guru adalah sangat wajar. Akan tetapi dalam konteks seperti apa pemberian itu dilakukan dan dengan niat apa. Ya walaupun yang tahu cuma pemberi sama Tuhan aja sih.

Intinya kalau ngasih sih, amannya pas nilai skripsi kita udah diumumin. Dan diniatkan dengan penghormatan sebagai tanda syukur, itu oke oke saja sih menurut saya. Asal tidak membebani dan memang aturan diperbolehkan. Tapi kalau kampus ngelarang gimana lagi, dong? Cukup salim dan bilang, “Makasih Pak/Bu dosen atas bimbingannya selama jangka waktu yang lama ini. Saya tetap hafal bentuk coretan njenengan, kok.”

BACA JUGA Keramatnya Kata “Skripsi” Bagi Mahasiswa Tingkat Akhir atau tulisan Majid Himawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2021 oleh

Tags: DosengratifikasiMahasiswaSkripsi
Majid Himawan

Majid Himawan

Penggiat Ekonomi Islam | Pedagang UMKM | Ketua IMM Komisariat Syari'ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga 2012-2013 | Ketua DPP IKMAMMM 2014-2015.

ArtikelTerkait

Menyesal Jadi Mahasiswa Jurusan Agribisnis, Jurusan Tanggung yang Nggak Jelas Prospek Kerjanya Mojok.co

Menyesal Jadi Mahasiswa Jurusan Agribisnis, Jurusan Tanggung yang Nggak Jelas Prospek Kerjanya

25 Januari 2024
Dosen yang Mengagungkan Jurnal Ilmiah Itu Motivasinya Apa sih?

Dosen yang Mengagungkan Jurnal Ilmiah Itu Motivasinya Apa sih?

21 Januari 2020

Jadi Mahasiswa Hukum Itu Ternyata Nggak Sekeren yang Orang Lain Pikirkan

14 Juni 2021
PDKT riset asisten riset mojok

Balada Asisten Riset: Pulang Malu, Tak Pulang Rindu

18 Oktober 2020
Derita Saya Menjadi Mahasiswa Jurusan Pertanian di Universitas Negeri

Derita Saya Menjadi Mahasiswa Jurusan Pertanian di Universitas Negeri

5 September 2023
Alasan Kenapa Anak Kost Harus Memelihara Kocheng

Alasan Kenapa Anak Kos Harus Memelihara Kocheng

17 Maret 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.