Semakin ke sini, kelakuan para buzzer (buzzeRp) yang pro atau mendukung Omnibus Law semakin menjadi-jadi. Salah satu target kelakuan ‘bodoh’ mereka adalah aksi Gejayan Memanggil Lagi pada beberapa hari lalu yang mengusung agenda penolakan Omnibus Law. Pada hari aksi, para buzzer ini mengeluarkan narasi tandingan, yaitu tagar #GejayanGerakanProvokasi. Para buzzer ini menganggap bahwa aksi Gejayan Memanggil Lagi kemarin ini ditunggangi, dan digunakan untuk menjatuhkan pemerintah. Jangan heran, namanya juga buzzerRp.
Perdebatan soal Omnibus Law ini memang menarik untuk diikuti dan diperhatikan. Omnibus Law atau RUU Cipta Kerja ini harus diakui banyak sekali problematiknya dan banyak sekali cacatnya. Oleh karena banyaknya problematika dan kecacatan dalam RUU ini, kawan-kawan penolak RUU ini membuat sebuah kajian yang membedah semua problematika dan kecacatan RUU ini. Sayangnya, ini tidak dibalas oleh para buzzer pendukung RUU ini dengan narasi yang setimpal. Pihak mereka malah menurunkan pasukan buzzerRp dengan argumen-argumen yang sudah jelas tidak masuk akal.
Perlu diakui memang, begitulah tabiat para buzzerRp ini. Mereka dibayar hanya untuk menjilat pantat sang majikan, dalam hal ini pemerintah. Bahkan dalam kasus gonjang-ganjing Omnibus Law, ada dugaan bahwa para buzzer ini dibayar pemerintah dengan uang pajak rakyat. Ini jelas menjadi polemik, terlebih setelah salah satu buzzer bernama Dede Budhyarto yang kemarin paling vokal soal fitnah terhadap aksi Gejayan Memanggil Lagi ini ‘kepergok’ menjadi salah satu penerima ‘uang pajak’ rakyat. Ya tapi ini masih dugaan. Saya sih berharap ini hanya sekadar dugaan, tidak benar-benar terjadi. Kalau memang benar para buzzerRp ini dibayar dengan uang rakyat, maka sudah benar-benar cilaka negara ini.
Oleh karena kelakuan nggak masuk akal mereka, saya akan coba bikin mixtape untuk para buzzer atau yang setidaknya menggambarkan kelakuan mereka. Ya hitung-hitung saya juga sudah lama tidak membuat mixtape seperti ini. Silakan disimak, para buzzerRp!
Satu: Merah – Efek Rumah Kaca
Mau tidak mau, lagu ini harus saya masukkan kembali ke dalam mixtape ini. Lagu ini sudah ada dalam tulisan saya beberapa bulan lalu, Mixtape untuk Negara yang Lagi Kacau Banget. Penggalan lirik di bawah sudah sangat mencerminkan bagaimana tabiat para buzzerRp. Ini juga salah satu lagu favorit saya di album Sinestesia (2015), yang di dalamnya ada tiga bagian, yaitu Ilmu Politik, Lara di Mana-Mana, dan Ada-Ada Saja.
Penggalan lirik yang saya maksud, yang paling menggambarkan gimana kelakuan nggak masuk akal para buzzer ada di bagian Ada-Ada Saja. Begini kutipan liriknya.
Ada-ada saja, sifat kawan kita
Dipelihara dan budidaya
Macam-macam saja, kelakuan kita
Semoga masih bisa bahagia
Dua: Partai Anjing – Iksan Skuter
Selama ini, para buzzerRp selalu berlindung pada gelar-gelar pribadi mereka, dan terkesan tidak punya payung yang keren. Saya punya usul, bagaimana kalau para buzzer ini bikin partai saja. Seperti lagu ini, para buzzer akan lebih keren kalau bikin partai. Ya supaya kelakuan nggak masuk akal mereka jadi satu, biar kita enak menggolongkannya.
Lagu ini sebenarnya lebih cocok ditujukan untuk para legislator, para wakil rakyat yang punya tabiat korup, terutama untuk para pengusul dan perancang Omnibus Law. Tapi tidak masalah kalau lagu ini ditujukan juga untuk para buzzerRp, cocok-cocok saja. Toh kelakuan mereka sama juga levelnya. Penggalan lirik yang saya rasa cukup pantas adalah,
Merekrut anggota yang tak malu, tak punya muka,
Karena semua anggotanya harus keturunan anjing
Tiga: Omong Kosong – Seringai
Dari judulnya saja, lagu ini sudah sangat menggambarkan bagaimana berbusanya mulut para buzzerRp ketika melontarkan argumen dan pembelaan tidak masuk akalnya. Lagu yang terdapat dalam album terbaru Seringai, yaitu Seperti Api (2019) ini cukup singkat durasinya. Hanya berisi beberapa vokal latar tentang beberapa “omong kosong” orang-orang yang tidak relevan, lalu dihajar dengan hentakan drum, bas, gitar, dan vokal cepat dengan lirik,
Omong kosong, omong kosong.
Empat : Paradoks – Burgerkill
Lagu ini terdapat pada album teranyar Burgerkill, yaitu Adamantine yang rilis pada tahun 2018 lalu. Salah satu lagu yang saya masukkan ke dalam mixtape ini adalah lagu ketiga di album ini, yaitu “Paradoks”. Ada penggalan lirik yang menurut saya cocok sekali dengan kelakuan para buzzer itu. Begini penggalan liriknya,
Kau parasit, minus harga diri
Pecundang! Hilang pergi tak bernyali, parasite!
Lima: Bodo Amat – YoungLex
Ini adalah lagu pamungkas dalam mixtape ini yang bisa dibilang sebagai lagu yang pantas diberikan ke pada para buzzerRp kebanggaan kita. Kali ini, lupakan dulu semua sensasi yang dibuat oleh YoungLex. Lagu ini bisa kita berikan, kita sumpal pada mulut-mulut buzzerRp dengan penggalan lirik singkat, tapi menghentak. Begini penggalan liriknya,
Lah bodo amat, lah bacot amat
Mungkin itu saja dulu mixtape untuk kali ini. Kalau kebodohan para buzzer ini tidak juga berhenti, mungkin saya akan bikin lagi mixtape ini edisi selanjutnya.
BACA JUGA Mixtape untuk Pak Wiranto yang Sedang Terkena Musibah atau tulisan Iqbal AR lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.