Menikah Itu Karena Memang Sudah Siap Diajak, Bukan Hanya Karena Sudah Bosan Diejek – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Gaya Hidup Cerita Cinta

Menikah Itu Karena Memang Sudah Siap Diajak, Bukan Hanya Karena Sudah Bosan Diejek

Reni Soengkunie oleh Reni Soengkunie
5 Juli 2019
0
A A
diejek belum menikah itu

diejek belum menikah itu

Share on FacebookShare on Twitter

Berbicara tentang dunia pernikahan tentu hal itu sifatnya obyektif, tergantung dengan siapa kita membicarakannya. Jika kita berbincang pada pengantin baru, tentu definisi pernikahan bagi mereka adalah kehidupan yang indah dan penuh warna. Namun jika kita berbicara pada seorang korban abusive, tentu baginya pernikahan itu adalah neraka dunia.

Saya yakin, tak ada kisah pernikahan di dunia ini yang selalu indah dari awal hingga akhir. Membaca sebuah novel saja jika tak ada konfliknya tentu akan membosankan dan tak menarik. Konflik inilah yang akan menjadi bumbu-bumbu dalam rumah tangga. Sehingga sebelum menikah, makanya pastikan diri kita menguasai bumbu-bumbu tersebut. Karena jika kita sampai salah bumbu, maka masakan itu akan hancur, dan jika kita salah takaran maka masakan itu akan hambar atau malah tak enak.

Menikah itu butuh sebuah kesiapan. Entah itu kesiapan materi ataupun psikis. Tak bisa dimungkiri, menikah itu juga butuh dana. Biarpun hanya menikah di KUA, itu pun juga ada uang pendaftaran dan lain-lain kan ya. Belum lagi, bagi mereka yang terbentur dengan adat dan tradisi. Mereka harus merogoh kocek yang tak sedikit untuk menggelar pesta pernikahan.

Menikah itu seperti membangun sebuah negara sendiri. Bisa jadi untuk memulainya tak mengharuskan sebuah kemapanan. Tapi paling tidak kita harus mandiri secara finansial. Bagaimana bisa kita disebut negara yang berdaulat, jika untuk makan dan membiayai kehidupan sehari-hari saja kita masih bergantung dengan negara lain.


Cinta memang bahan dasar atau bisa dibilang pondasi dalam sebuah hubungan. Tapi untuk membangun sebuah rumah, tak cukup hanya bermodalkan pondasi. Kita masih harus membutuhkan pasir, semen, batu bata, besi, genting, kayu, dan lain-lain. Jadi untuk membangun sebuah rumah tangga, kita juga harus menyiapkan komponen-komponen lainnya.

Menikah itu bukan hanya perkara kita berikrar lalu semuanya selesai. Itu merupakan sebuah ikatan seumur hidup. Kita harus menjaga dan berkomitmen dalam sebuah kesetiaan meski nantinya kita mungkin dilanda kebosanan, kesedihan, kejenuhan, dan ujian-ujian lainnya. Itu bukan perkara yang mudah. Karena dari awal kita tahu persis, bahwa menyatukan dua manusia yang berbeda itu tak semudah yang kita kira.

Tentu di masa depan, akan ada yang namanya perdebatan, perbedaan pendapat, pertengkaran, dan lain sebagainya. Hal itu wajar terjadi. Jadi, alangkah bijaknya sebelum menikah kita harus memahami terlebih dahulu makna dari sebuah perbedaan. Kita harus menyiapkan diri untuk bersikap bijak dan dewasa untuk menghadapi ujian demi ujian yang nantinya akan menyapa.

Menikah itu tidak seperti pacaran. Saat kita merasa tak cocok, kita bisa seenaknya saja putus. Jika hal itu sampai terjadi, tentu kasihan sekali para pegawai kantor pengadilan agama dan KUA. Belum lagi kantor catatan sipil, yang harus bolak-balik mengganti kartu keluarga. Dan juga kasian para kerabatnya yang harus kondangan dan menyiapkan amplop tiap kali menikah. Hmm… jangan ya, kalau bisa menikah cukup sekali saja untuk selamanya.

Pada kenyataannya banyak orang yang menikah karena terpaksa. Dia yang seharusnya belum siap menikah, namun terpaksa harus menikah karena tak tahan setiap hari mendengar pertanyaan atau lebih tepatnya sebuah ejekan. Kapan nikah? Pertanyaan singkat, sepele, tapi sungguh menghujam sampai ke palung hati yang terdalam. Tak semua hati mampu menerima pertanyaan keramat itu. Jadi, jika ingin bertanya hal tersebut pikirkan masak-masak kembali.

Dalam beberapa kasus, banyak teman saya yang merasa tertekan setiap hari diejek karena belum juga menikah. Orang-orang seolah terus-menerus mengejar-ngejar untuk segera menyusul menikah. Seolah pernikahan bagi mereka ini seperti sebuah perlombaan. Padahal tak ada patokan kapan seseorang itu harus menikah. Karena pada kenyataannya, tingkat kesiapan seseorang itu berbeda-beda. Jangan disamaratakan.

Mendapat tekanan yang datang bertubi-tubi seperti ini kadang membuat beberapa teman saya memilih untuk segera menikah dengan seseorang yang sebenarnya tidak ia kehendaki. Kasarnya, mereka ini asal pilih, agar tak lagi diejek orang-orang. Meski tak semua, tapi kebanyakan teman saya ini menyesal dengan keputusan yang dulunya dia ambil. Kalau sudah begini, apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur kan ya.

Meski kesannya pemilih. Tapi menurut saya ya, penting untuk selektif dalam memilih pasangan sebelum benar-benar memutuskan untuk menikah. Pastikan orang yang kita nikahi merupakan orang yang kita cintai. Selain itu, kita harus mengenal betul siapa orang yang akan menghabiskan hidup bersama kita. Menikah dengan seseorang yang bahkan tak bisa tertawa dengan hal yang membuat kita tertawa itu bukankah hal yang membosankan?

Tak perlu ragu. Jika memang kita belum menemukan seseorang yang pas dengan diri kita, tak perlu memaksakan memilih orang lain secara asal-asalan. Terserah orang mau bilang diri kita itu pemilih dan sebagainya. Toh, yang menjalani hidup itu kita bukan orang lain.

Saya pernah membaca sebuah kalimat, entah dari mana saya membacanya, saya lupa. Kira-kira bunyinya seperti ini, “Lebih baik kita ditertawakan karena belum menikah daripada kita tak bisa tertawa setelah menikah”.

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2022 oleh

Tags: BullyejekanKapan NikahKritik Sosialmenikah
Reni Soengkunie

Reni Soengkunie

Manusia yang suka mainan sama kucing, suka nonton video kucing, dan hobi ngobrol sama kucing. IG/Twitter: @renisoengkunie.

Artikel Lainnya

Kapan Punya Rumah Lebih Penting Ditanyakan ketimbang Kapan Nikah

Kapan Punya Rumah Lebih Penting Ditanyakan ketimbang Kapan Nikah

9 Mei 2022
5 Soft Skill yang Harus Dikuasai Sebelum Menikah Terminal Mojok

5 Soft Skill yang Harus Dikuasai Sebelum Menikah

15 Januari 2022
5 Rekomendasi Suvenir Pernikahan biar Nggak Berakhir di Tempat Sampah terminal mojok

5 Rekomendasi Suvenir Pernikahan biar Nggak Berakhir di Tempat Sampah

17 November 2021
korban bully badut terawan bismillah cinta sinetron dialog jahat mojok

Daripada Bantu Koruptor, Pemerintah Harusnya Bantu Korban Bully Lain yang Lebih Butuh Bantuan

25 Agustus 2021
Menikah Itu Emang Nggak Mudah dan 4 Drama Korea Ini Membuktikannya terminal mojok

Menikah Itu Emang Nggak Mudah dan 4 Drama Korea Ini Membuktikannya

12 Juli 2021
jakarta bebas rokok rokok andalan iklan sampoerna rokok mojok

Iklan Kritik Sosial Terbaik Jatuh kepada Sampoerna A Mild

11 Juli 2021
Pos Selanjutnya
uang panai'

Sekilas Tentang Uang Panai': Aturan Adat Sekaligus "Ujian" Bagi Masyarakat Suku Bugis-Makassar

Terpopuler Sepekan

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara Starbucks Membuat Orang Tertarik Beli meski Tahu Harganya Mahal

13 Mei 2022
Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja Terminal Mojok.co

4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja

19 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa Terminal Mojok

Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa

17 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Syaeful Cahyadi: Menceritakan Makam Untuk Menggali Konteks Kesejarahan
    by Ali Ma'ruf on 20 Mei 2022
  • Konsep Transmigrasi Sudah Kuno, Kemendes Terapkan Transpolitan
    by Yvesta Ayu on 20 Mei 2022
  • Rahasia Mie Gacoan Jadi Jagoan Mie Pedas di Jawa dan Bali
    by Isidorus Rio Turangga Budi Satria on 19 Mei 2022
  • Nasirun, Santrinya, dan Lukisan-lukisan yang Pulang
    by Arif Hernawan on 19 Mei 2022
  • Cerita Simone Inzaghi yang Sering Dibandingkan dan Stefano Pioli yang Kerap Diremehkan
    by Ali Ma'ruf on 19 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In