Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Mengenal Dilema Landak, Ketika Kedekatan yang Bikin Nyaman Bisa Berubah Saling Menyakiti

Dicky C. Anggoro oleh Dicky C. Anggoro
9 Januari 2020
A A
Mengenal Dilema Landak, Ketika Kedekatan yang Bikin Nyaman Bisa Berubah Saling Menyakiti
Share on FacebookShare on Twitter

Satu mekanisme bertahan hidup terhadap kenyataan bahwa kita sedang tumbuh menuju kedewasaan adalah memiliki seseorang sebagai sandaran. Memang sudah menjadi keniscayaan bahwa semakin bertambahnya umur, masing-masing dari kita dituntut untuk lebih mandiri. Konsekuensinya adalah makin meyempitnya lingkaran pertemanan yang tetap sudi bertahan untuk menemani.

Sebagai seseorang yang baru melintasi check point dari fase remaja menuju dewasa awal, tampaknya saya mengalami guncangan tersebut. Menyadari lingkaran pertemanan yang makin runtuh mengecil di depan mata memang menjadi kenyataan pahit. Ditambah himpitan tekanan di akhir masa pendidikan dan bayangan masa depan yang semakin menghantui. Kiranya yang saya butuhkan adalah satu atau dua orang teman yang cukup untuk dijadikan sandaran.

Karena lingkungan pertemanan yang mengerucut menjadi beberapa orang saja, energi dan utilitas yang mulanya didapat dari banyak orang, sekarang menjadi semakin kecil. Misalnya, ketika dulu ada banyak pilihan orang yang berbeda untuk setiap kegiatan seperti main, belajar, curhat, atau sekadar nemenin belanja, kini semuanya dilimpahkan ke satu atau dua orang yang tetap bertahan di ujung kerucut lingkaran pertemanan.

Memang melimpahkan banyak utilitas ke satu atau dua orang saja mungkin menjadi penyebab intensitas dan frekuensi hubungan makin meningkat dibandingkan saat jumlah orang yang tersedia untuk menemani kita masih banyak. Hal inilah yang kadang membuat keintiman hubungan menjadi lebih besar antar partner yang dapat berupa hubungan persahabatan maupun pacaran.

Namun, apakah menjadi lebih intim dalam hubungan apa pun entah persahabatan maupun pacaran menjadi suatu poin keuntungan? Pertanyaan ini sempat mampir di pikiran para pemikir zaman dahulu. Salah satunya adalah filsuf Jerman bernama Arthur Schopenhauer. Ia sampai pada satu analogi tentang problem keintiman hubungan ini dengan memakai istilah ‘hedgehog’s dilemma’.

Apa Itu Dilema Landak?

Dilema Landak, seperti yang Schopenhauer ceritakan, sempat dipakai ulang oleh ahli psikologi terkenal Sigmund Freud untuk menjelaskan fenomena serupa. Dilema ini dimulai dengan cerita seekor landak yang sedang kedinginan saat musim dingin tiba. Ia mencoba mencari sesama landak yang juga kedinginan untuk berdekatan agar merasa lebih hangat.

Namun mereka menyadari bahwa kulit mereka dipenuhi duri. Apabila mereka terlalu dekat, duri-duri di masing-masing kulitnya dapat menyakiti satu sama lain. Karena itu, mereka dipaksa untuk memilih dua pilihan yang sama-sama sulitnya.

Pertama mereka tetap saling berdekatan agar tidak merasa kedinginan dengan konsekuensi terluka karena tertusuk duri temannya. Atau kedua, mereka saling menjauhi dan menjaga jarak agar tidak merasa dilukai ataupun melukai, tapi harus menanggung rasa dingin itu dalam kesendirian. Pilihan yang sulit, kan?

Baca Juga:

Kenali Apa Itu Breadcrumbing dalam Hubungan, Lebih Parah daripada Ghosting!

Unlock Your Heart oleh Sabrina Maidah: Panduan Membuka Hati pada Hubungan Baru

Sayangnya, dilema sederhana itu adalah hidup kita yang sesungguhnya, terutama saat memasuki fase hidup yang dipenuhi kesendirian karena lingkaran pertemanan yang makin runtuh. Tanpa sadar, sering kali kita secara tidak sengaja menyakiti atau disakiti sahabat atau partner kita karena terlalu dekat. Rasanya permasalahan landak ini cukup menjawab mengapa orang yang paling banyak memberikan kita rasa nyaman dan kebahagiaan, adalah orang yang sama yang mampu menyakiti kita paling parah.

Dilema landak membatasi manusia untuk mencapai kesempurnaan dalam keintiman hubungan. Pernyataan bahwa tiap orang pasti membutuhkan orang lain memang adalah hal yang tidak dapat dibantah lagi. Tetapi batasan intim agar setiap manusia bebas dari luka yang timbul dari keintiman juga harus diberi garis yang jelas. Maka dari itu bisa dibilang duniamu dan dunia sahabat atau pacarmu tidak akan pernah bisa benar-benar bersatu.

Untuk itu, menarik garis batas teritori privat menjadi hal yang penting. Hubungan yang terlalu dekat mungkin dapat mengganggu ‘teritori kebebasan’ kita. Karena privasi bagi kita adalah ruang kecil di mana kita bebas menjadi diri sendiri, tanpa dihantui oleh tuntutan dan penilaian orang lain, sekalipun ia adalah orang yang paling dekat dengan kita. Karenanya, tuntutan tersebut adalah ‘duri’ yang orang lain bawa dan berpotensi dapat menyakiti apabila kita tidak mampu untuk sesuai dengan ekspektasinya.

Di sisi lain, ekspektasi yang kita pasang terhadap hubungan kita dengan orang terdekat juga menjadi ‘duri’ yang dapat menyakiti mereka dan sekaligus melukai diri sendiri. Mengapa? Kedekatan berlebih dapat menimbulkan ketergantungan, dan di saat pengharapan kita terhadap orang terdekat tersebut tidak mampu untuk dicapai, kekecewaanlah yang muncul di kedua belah pihak.

Rasanya kurang tepat jika berasumsi bahwa orang terdekat adalah orang yang dapat menyakiti paling parah, tetapi ekspektasi berlebihan yang menjadi penyebabnya. Dilema Landak mungkin tidak dapat dihindari, tapi yang dapat kita lakukan agar tak saling menyakiti adalah membangun wilayah privat sambil tetap menjaga kehangatan di antara kita dan orang terdekat. Sulit? Mari kita coba.

BACA JUGA Kenapa Orang yang Sayang dan Perhatian pada Pasangannya Justru Diolok-olok Sebagai Bucin? atau tulisan Dicky C. Anggoro lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Januari 2020 oleh

Tags: dilema landakhubungan
Dicky C. Anggoro

Dicky C. Anggoro

Mahasiswa Apoteker yang gemar meracik kata-kata.

ArtikelTerkait

lamaran

Setelah Lamaran Malah Muncul Keraguan, Pernahkah?

27 Mei 2019
tom hansen

Belajar Jatuh Cinta dari Tom Hansen di (500) Days of Summer

29 Agustus 2019
berhenti merokok

Tidak Memaksa Pasangan Untuk Berhenti Merokok, Apakah Tanda Bahwa Kita Tak Mencintainya?

28 Juni 2019
Jasa Merangkai Kata yang Laris Manis: Kok Bisa?

Jasa Merangkai Kata yang Laris Manis: Kok Bisa?

7 Agustus 2019
Tuhan, Bukankah Akan Lebih Simpel Kalau Kami Hanya Jatuh Cinta pada Jodoh Kami Saja?

Tuhan, Bukankah Akan Lebih Simpel Kalau Kami Hanya Jatuh Cinta pada Jodoh Kami Saja?

18 November 2019
Deep Talk After Sex: Seni Merawat Keintiman Bersama Pasangan

Deep Talk After Sex: Seni Merawat Keintiman Bersama Pasangan

Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.