Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Luar Negeri

Membandingkan Kebiasaan Nongkrong Mahasiswa Indonesia dan Jepang

Primasari N Dewi oleh Primasari N Dewi
11 November 2022
A A
Membandingkan Kebiasaan Nongkrong Mahasiswa Indonesia dan Mahasiswa Jepang Terminal Mojok

Membandingkan Kebiasaan Nongkrong Mahasiswa Indonesia dan Mahasiswa Jepang (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Pemandangan beberapa pemuda nongkrong sambil merokok dan sesekali terdengar kelakar hampir tiap sore saya jumpai di sekitaran Jogja barat, arah pulang ke rumah saya. Kebetulan ada warung-warung kecil semacam warmindo rumahan yang selalu ramai dijadikan tempat nongkrong oleh mahasiswa sekitaran situ. Kalau dilihat dari posturnya sih kebanyakan yang nongkrong di sana adalah mahasiswa semester awal.

Saya juga pernah punya pengalaman nongkrong sewaktu jadi mahasiswa dulu, meski sebenarnya agak saya sesali. Untungnya, saya cuma melakukannya beberapa kali selama jadi mahasiswa. Janjian mau ke perpustakaan mengerjakan skripsi bareng teman, eh malah berakhir nongkrong di kantin kampus seharian. Nggak jadi ngerjain skripsi, malah asyik ngobrol ngalor ngidul.

Dunia nongkrong di Jogja sepertinya memang lekat dengan kehidupan mahasiswa. Seolah kalau mahasiswa nggak nongkrong ya nggak asyik. Level paling parah biasanya ya cuma ingin menghabiskan waktu, ngobrol ngalor ngidul sampai ngetan ngulon bareng teman-teman. Saya paham juga sih ada banyak hal positif yang bisa dikerjakan para mahasiswa ini selama nongkrong. Misalnya saja bertukar pikiran mencari ide, curhat, nge-game, dll. Yah, setidaknya bisa bersosialisasi daripada bengong sendirian di kamar kosan, kan?

Padahal di Jepang, pemandangan mahasiswa nongkrong seperti di Indonesia hampir nggak pernah saya temukan. Yang jelas, nongkrong sampai berjam-jam, apalagi sambil ngerokok bareng teman-teman tongkrongan, hampir nggak kelihatan di Jepang.

Mahasiswa Jepang biasanya nongkrong di tempat makan macam McD, Starbucks, kedai kopi, kafe, atau kantin kampus. Itu pun paling lama hanya 2 jam.

Kebanyakan dari mahasiswa ini akan memilih menghabiskan waktu mereka untuk kerja paruh waktu atau gabung UKM yang dikenal dengan nama bukatsu atau saakuru. Dengan begitu, para mahasiswa ini memiliki pengalaman, baik bekerja maupun berorganisasi, yang mungkin akan bermanfaat saat mereka mencari pekerjaan selepas lulus kuliah.

Saya pernah bertanya pada salah seorang teman Jepang saya soal mahasiswa Jepang yang jarang terlihat nongkrong bareng. Menurut teman saya, mereka malu kalau terlihat “nganggur” nggak ngapa-ngapain. Biasanya di tahun pertama, selain kuliah, para mahasiswa akan ikut kegiatan UKM. Di tahun berikutnya, mereka akan menambah kegiatan dengan bekerja paruh waktu. Di tahun terakhir kuliah, mereka akan sibuk mempersiapkan melamar pekerjaan, termasuk belajar untuk tes pegawai negeri sipil.

Saat saya bertanya alasan bekerja paruh waktu yang dilakukan mahasiswa Jepang, menurut teman saya, selain uang, baito (kerja paruh waktu) dilakukan untuk menambah isian CV. Biasanya pekerjaan yang dilakukan saat baito jadi nilai plus saat melamar pekerjaan.

Baca Juga:

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Alasan lain kenapa para mahasiswa ini nggak nongkrong, ya karena bagi mereka nongkrong bareng itu mahal. Maklum, satu gelas kopi di restoran atau kafe di Jepang harganya sekitar 400-700 yen (sekitar 70 ribu rupiah). Itu baru kopinya, lho, belum sama camilannya. Lantaran harganya cukup mahal, makanya mahasiswa Jepang jarang makan di luar rumah. Mereka berhemat dengan masak sendiri di kos atau jajan di kantin kampus yang harganya lebih murah. Fyi, di Jepang nggak ada warmindo, ygy, di mana mahasiswa bisa makan satu gorengan plus segelas kopi tapi nongkrongnya seharian dari pagi sampai magrib. Ehehehe.

Urusan mahasiswa Jepang merokok di tongkrongan yang nggak kelihatan? Ya jelas nggak kelihatan lah, sebab nggak semua kafe atau kedai kopi menyediakan area boleh merokok di Jepang. Kalau melanggar, siap-siap saja kena omelan pelayan kafe atau bahkan didenda.

Begitulah perbedaan kebiasaan nongkrong mahasiswa Indonesia dan Jepang. Gimana menurut kalian, Gaes? Nongkrong sesekali sah-sah saja sih, asal jangan lupa kelarin skripsi. 

Penulis: Primasari N Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Perbedaan Kuliah S1 di Jepang dan Indonesia.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 November 2022 oleh

Tags: IndonesiajepangKampusKuliahMahasiswa
Primasari N Dewi

Primasari N Dewi

Guru bahasa Jepang tapi suka drakor.

ArtikelTerkait

Kampus Bermasalah Kalau (Masih) Ada Budaya Mahasiswa Memberi Makanan ke Dosen Penguji

Kampus Bermasalah Kalau (Masih) Ada Budaya Mahasiswa Memberi Makanan ke Dosen Penguji

29 Desember 2023
skripsi pandemi tips agar skripsi cepat selesai skripsi ditiadakan, skripsian di rumah Pak Jokowi, Selain UN, Skripsi Juga Harusnya Ditiadakan Tahun Ini

Pak Jokowi, Selain UN, Skripsi Juga Harusnya Ditiadakan Tahun Ini

25 Maret 2020
5 Kafe di Gunungkidul yang Nyaman untuk Mengerjakan Tugas Mojok.co

5 Kafe di Gunungkidul yang Nyaman untuk Mengerjakan Tugas

6 Mei 2025
Level Pedas Orang Indonesia Memang Tingkat Dewa, Bahkan Naga pun Belajar Mengeluarkan Api dari Orang Indonesia

Level Pedas Orang Indonesia Memang Tingkat Dewa, Bahkan Naga pun Belajar Mengeluarkan Api dari Orang Indonesia

9 Agustus 2024
Unair Kampus B Bikin Iri Mahasiswa Unesa Ketintang: Fasilitasnya Lengkap dan Nyaman, Jadi Ingin Pindah Kampus Mojok.co

Unair Kampus B Bikin Iri Mahasiswa Unesa Ketintang: Fasilitasnya Lengkap dan Nyaman, Jadi Ingin Pindah Kampus

14 Mei 2024
BEM Itu Problematik dan Saya Menyesal Telah Bergabung

BEM Itu Problematik dan Saya Menyesal Telah Bergabung

16 September 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.