Presiden kita, Joko Widodo seingat saya pernah mengatakan kalau masyarakat Indonesia mesti kreatif dan inovatif dalam mengembangkan sekaligus memajukan Indonesia. Menjadi kreatif dan inovatif sebenarnya sudah lama dilakukan oleh para penulis skenario sinetron di Indonesia. Berkat mereka, sudah berdekade-dekade, sinetron selalu jadi primadona di setiap jam prime time di hampir semua stasiun televisi.
Bukti kreativitas penulis skenario sinetron ini bisa dilihat dari ide ceritanya yang “mengungguli” film mana pun. Dia punya banyak keajaiban-keajaiban tak terduga di setiap judulnya. Perhatiin deh, kalau nonton sinetron, kita pasti sering melihat adegan-adegan yang tak bisa dinalar, tapi nyata kita tonton, bukan?
Masih ingat sinetron yang tokohnya merebus boneka Hello Kitty? Saya tidak ingat judulnya. Namun, tentunya kamu nggak mungkin bisa berpikiran sampai segitunya kan? Misal gara-gara putus sama pacar gara-gara dia selingkuh, terus kamu merebus boneka Hello Kitty (yang jadi lambang perselingkuhan di cerita itu) dengan air panas hingga mendidih. Seperti kamu sedang mengazab bonekanya. Sungguh tidak berperikebonekaan.
Kamu-kamu yang kebetulan punya cita-cita luhur dan tekad baja ingin menjadi seorang penulis skenario sinetron, saya siap bertepuk tangan keras menyambutnya. Kamu bakal dilabeli orang paling kreatif se Indonesia. Sebab, kreatif memang jadi prasyarat sebagai seorang penulis skenario sinetron. Selalu cekatan ketika disuruh mengubah alur cerita akibat ada halang rintang tertentu.
Semisal saat salah satu pemeran tak bisa melanjutkan syuting karena satu dan lain hal. Penulis skenario sinetron harus bisa banting alur cerita, bahkan bisa berubah 360 derajat. Setelah itu menganggap penontonnya bisa menerima dengan lapang dada alias gampang dikelabui.
Saya jadi ingat sinetron Tukang Bubur Naik Haji. Pada episode ke sekian, tokoh utamanya, Haji Sulam yang diperankan Mata Solar justru dihilangkan. Seingat saya, Haji Sulam dibikin meninggal ceritanya.
Penulis skenario sinetron juga orang yang diberi mandat supaya tokoh-tokoh yang diciptakan bisa menyelesaikan masalahnya dengan cepat pada alur cerita. Pentas teater kuno Yunani mengenal istilah Deus ex Machina, artinya Tuhan yang muncul dari mesin, atau penyelamat di saat genting. Deus ex Machina dipakai ketika tokoh pahlawan dalam sebuah teater terjebak dalam situasi hendak kalah.
Pahlawan itu sampai-sampai nggak punya cara lain, boleh dibilang hampir mati. Demi menghindari akhir mengenaskan, muncul dewa penyelamat yang ceritanya membawa terbang pahlawan tersebut. Kematiannya pun dianulir. Penulis skenario sinetron kita tak ketinggalan menggunakan Deus ex Machina tatkala tokoh utama terdesak, tak berdaya, atau nyaris menemui malaikat pencabut nyawa. Apalagi penonton televisi kita kan ogah melihat tokoh utamanya mati, menderita, dan sad ending.
Peri yang muncul tiba-tiba, tokoh yang sengaja dihadirkan, sampai tangan pemeran antagonis yang mendadak panas sehingga hendak memukul pipi tokoh protagonis, semua dihadirkan, atau lebih tepatnya sengaja diadakan untuk menyelamatkan tokoh utama. Penyelamat-penyelamat itulah ibarat Tuhan. Memang benar hal demikian menabrak logika umum, tapi buat penulis skenario itu sama sekali tak menabrak logika—dirinya.
Omong-omong soal skenario, kurang afdal apabila nggak membahas dialognya. Inti dari skenario adalah dialog, sinetron pun sama. Namun, seperti yang telah saya tulis tadi, penulis skenario sinetron orang paling kreatif, dialognya pun berbeda dari dialog umumnya.
Pernah nonton sinetron terus pemerannya kelihatan diam tapi terdengar suaranya? Nah, itu suara hati. Sebagai penonton kita dibikin punya previlise bisa mendengar suara hati, dan mengetahui niat baik-buruk para karakternya. Sisi kreatif dialognya di mana? Film juga begitu kok!
Beda dong. Karakter di sinetron kalau dialog atau monolog acap kali menghadap kamera. Dia malah seperti sedang asyik ngobrol sama si kameramen, atau lagi ngajak ngobrol penonton. Nggak perlu bingung apabila akhirnya muncul orang yang mengaku pernah diajak ngobrol bareng Jonathan Frizzy, Rianti Cartwright, atau Mpok Atiek.
Kadang karakter di sinetron yang sedang bicara dalam hati juga terdengar oleh karakter lain. Seakan-akan mampu menebak pikiran orang seperti Deddy Corbuzier sebelum banting setir jadi host dan youtuber.
Menimbang alasan-alasan tersebut, fix bahwa penulis skenario sinetron layak didapuk sebagai orang paling kreatif. Apabila ada kontes, misalnya Indonesia Awards atau Jokowi Awards dengan nominasi profesi paling kreatif, maka pemenangnya adalah penulis skenario sinetron. Entah yang terpilih dari ras dan oligarki media mana, atau bisa juga jalur independen.
BACA JUGA Menerka Alasan Alur Cerita Sinetron di Indonesia Banyak yang Absurd dan tulisan Muhammad Arsyad lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.