Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Acara TV

Menerka Alasan Alur Cerita Sinetron di Indonesia Banyak yang Absurd

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
24 April 2020
A A
Menerka Alasan Alur Cerita Sinetron di Indonesia Banyak yang Absurd terminal mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

Rasanya sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian besar masyarakat kita menyukai acara televisi yang ada polesan drama di dalamnya. Sinetron hanya menjadi salah satunya. Bahkan, berdasar indeks kualitas program siaran televisi pada 2017 silam, tercatat sebanyak 33 persen masyarakat kita gemar menonton sinetron. Sebagai perbandingan, tayangan berita hanya ditonton oleh 10 persen masyarakat kita.

Jomplang.

Hal tersebut diperparah dengan tayangan sinetron di beberapa stasiun televisi yang terus ditayangkan pada setiap jamnya. Dari pagi hingga malam. Selain itu, baik judul maupun adegan sering kali bikin dahi mengerenyit dan sebagian dari kita, mungkin ingin berkata kasar. Absurd. Tidak lupa juga backsound andalan yang itu-itu saja pada tiap episodenya: Ku menangis, membayangkan~

Saya penasaran, dari mana sumber kreatif tersebut? Kenapa bisa sampai seperti itu dan begitu absurd? Belum lagi judul yang njelimet. Jujur saja, setiap saya pindah saluran tv dan secara tidak sengaja melihat suatu judul sinetron, saya sampai harus berpikir terlebih dulu apa maksud dari judul tersebut. Rasanya bisa dibuat sederhana, tapi kenapa harus dibikin berbelit-belit? Sebagai contoh, Anakku Anak Suamiku, tapi Bukan Anakku.

Nah, berdasarkan kejadian tersebut, ada beberapa hal yang membuat saya akhirnya mengerti, kenapa sinetron Indonesia selain klise, ternyata juga absurd. Malesin.

#1 Memaksakan campuran antara budaya lokal dengan adanya super hero.

Nggak ada yang salah dengan memperkenalkan budaya lokal dalam suatu sinetron, apalagi mengisahkan tentang salah satu kerajaan di masa lampau. Tentu akan menambah khazanah sejarah kita. Tapi, nggak memaksakan menyelipkan super hero juga, dong? Pada beberapa sinetron yang pernah saya lihat, ada beberapa tokoh Marvel, DC (lengkap dengan Joke), juga Power Ranger. Sampai saya kepikiran, mereka ini ada di sinetron Indonesia, ya ngapain gitu?

Jika tujuannya agar terlihat beda, memang beda, sih. Biar di-notice? Jelas. Tapi, di internet jadi bahan meme juga, lho. Dan yang dikenang malah absurdnya, bukan alur ceritanya yang menyiratkan sesuatu.

Halo, bapak/ibu penulis skenario, ini motivasinya apa dan maksudnya bagaimana, yha?

#2 Cerita yang terlalu klise dan terlalu mudah ditebak

Ada pasangan menikah, awal mulanya bahagia, kaya raya, lalu muncul orang ketiga. Konfliknya selingkuh, memilih hidup dengan selingkuhannya, jatuh miskin, menderita, menyesal, ingin bertobat tapi pasangan pertama sudah berbahagia dengan yang lain. Template yang selalu sama dengan sedikit modifikasi. Atau pura-pura saling nggak suka di awal, perlahan saling suka, akhirnya pacaran. Oke sip. Sinetron Indonesia gini-gini aja, nih?

#3 Cerita yang terlalu dilebih-lebihkan

Seandainya tidak dianggap melebih-lebihkan, saya pengin menilai sinetron Indonesia sebagai tontonan lebay yang terlalu berlebihan. Oke, beberapa ceritanya relate dengan kehidupan sebagian orang, bahkan selalu menjual jargon “berdasarkan kisah nyata”. Maksudnya, kisah nyata yang dilebih-lebihkan? Eh.

Masih ingat pocong yang masuk ke dalam adukan semen? Kok, bisa-bisanya lompat dan mendarat di situ, sih? Duh.

#4 Ngeditnya niat nggak niat

Kalau urusannya minim budget, saya bisa sedikit paham. Solusinya menyesuaikan budget aja. Meski hal tersebut hanya akan menjadi paradoks di balik layar sinetron, khususnya dalam editing video. Begini, di salah satu episode sinetron yang saya lihat dan sempat viral beberapa waktu yang lewat, ketika terjadi kecelakaan mobil, mobil yang terbakar diganti oleh mainan. Terlihat jelas bahwa itu mainan. Maksud saya, minim budget oke, lah. Namun, apakah proses editingnya nggak bisa diusahakan gitu? Atau adegan tersebut diganti dengan yang lebih menyesuaikan budget, gitu, kek!

#5 Ceritanya bertele-tele

Mungkin ini yang membuat sinetron Indonesia bisa berlanjut sampai ratusan episode dengan season yang terus berkelanjutan. Padahal, apa yang diceritakan sudah selesai pada suatu titik tertentu. Hanya saja, masalahnya diada-adain aja gitu. Kenapa nggak diselesaikan dalam beberapa episode seperti beberapa drama Korea kekinian yang ceritanya padat straight to the point gitu, ya? Nggak bertele-tele dan nggak ngebosenin pastinya.

Selain sering kali dijadikan sebagai penyelamat rating pertelevisian, saya jadi curiga, sebenarnya sinetron Indonesia itu tetap ada hanya untuk jadi bahan gunjingan sekaligus guyonan, juga biar stok meme di internet selalu ada aja gitu.

BACA JUGA Melihat Bagaimana Sinetron Indonesia Mencekoki Kita dengan Budaya Patriarki dan tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 Oktober 2021 oleh

Tags: DramaSinetron
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Roti Tawar Mentega Tabur Gula Pasir Adalah Menu Sarapan yang Nikmatnya Abadi terminal mojok.co

Selain Viennetta, Roti Tawar Dioles Selai di Sinetron Juga Jadi Impian Masa Kecil

11 April 2020
Alasan Pola Pikir Tokoh Utama Sinetron Indonesia Selalu Bodoh dan Kalahan terminal mojok.co

Sinetron Indonesia dan Pola Pikir Tokoh Utamanya yang Selalu Bodoh dan Kalahan

15 September 2020
Preman Pensiun 9 Sebaik-baiknya Sinetron Ramadan, Bikin Saya Nonton TV Lagi Mojok.co

Preman Pensiun 9 Sebaik-baiknya Sinetron Ramadan, Bikin Saya Nonton TV Lagi 

9 Maret 2025
Memprediksi Omset Penjualan Kicimpring Kang Mus di Sinetron 'Preman Pensiun' kietjimpring kang mus kicimpring family adinda daun sngkongterminal mojok.co

Memprediksi Omset Penjualan Kicimpring Kang Mus di Sinetron ‘Preman Pensiun’

19 September 2020
3 Hal yang Membuat Saya sebagai Penonton Kagum dengan Produksi Drama Korea Selatan selain Pemeran dan Alur Ceritanya

3 Hal yang Membuat Saya sebagai Penonton Kagum dengan Produksi Drama Korea Selatan selain Pemeran dan Alur Ceritanya

1 Januari 2024
Menerka Alasan Alur Cerita Sinetron di Indonesia Banyak yang Absurd terminal mojok.co

Sisipan Iklan di Sinetron Indonesia Bikin Alur Cerita Jadi Nggak Nyambung

22 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Saya Setuju Usulan Dedi Mulyadi, Teras Cihampelas Lebih Baik Dirobohkan Saja

Saya Setuju Usulan Dedi Mulyadi, Teras Cihampelas Lebih Baik Dirobohkan Saja

4 Juli 2025
Dulu Sepelekan Kuliah, Kini Nangis Gaji di Bawah UMR (Unsplash)

Dulu Bilangnya Kuliah Cuma Formalitas, Sekarang Nangis Karena Gaji Masih di Bawah UMR Meski Sudah 5 Tahun Kerja

3 Juli 2025
Mulai dari Nama Besar Hingga Banyaknya Pendengar di Platform Digital, Inilah Alasan Mengapa Band Bisa Punya Rate Harga yang Mahal  

Mulai dari Nama Besar Hingga Banyaknya Pendengar di Platform Digital, Inilah Alasan Mengapa Band Bisa Punya Rate Harga yang Mahal  

6 Juli 2025
UNNES Naik Kelas, Kini Jadi Masa Depan Bukan Cuma Kenangan (unnes.ac.id)

UNNES Sudah Naik Kelas, Nggak Hanya Penghasil Guru, tapi Juga Kampus Masa Depan Bukan Cuma Kampus Kenangan

5 Juli 2025
Jangan Mudah Terbujuk Program Bimbel karena Nggak Menjamin Masuk Sekolah Impian dan Bisa Burnout Mojok.co

Jangan Mudah Terbujuk Program Bimbel karena Nggak Menjamin Masuk Sekolah Impian dan Bisa Burnout

6 Juli 2025
4 Pantai di Malang Sebaiknya Dihindari Wisatawan yang Baru Pertama Kali Berkunjung karena Perlu Persiapan Matang Mojok.co

4 Pantai di Malang Ini Sebaiknya Dihindari Wisatawan yang Baru Pertama Kali Berkunjung karena Perlu Persiapan Matang

3 Juli 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=ek8g_0FrLQM

DARI MOJOK

  • Smartfren Luncurkan “Sarah”: Asisten Virtual AI yang Siap Layani Pelanggan 24 Jam Setiap Hari, Bukan Sekadar Chatbot
  • Bahu-membahu Dampingi UMKM Jawa Tengah agar Tembus Pasar Internasional
  • Festival Literasi Jogja 2025 Ajak Masyarakat Berpikir Aras Tinggi di Tengah Tantangan Literasi Indonesia di Tingkat Dunia
  • Peliknya Program KKN Kebangsaan yang Dianggap Nggak Memberikan Solusi, Malah bikin Beban untuk Warga
  • Kasus Kaca Kereta Api Dilempar Batu Adalah Pertanda Orang Indonesia Memang Belum Siap (dan Nggak Pantas) Dapat Hal-hal yang Baik
  • Riset Kampus di Indonesia Cuma Jadi Sampah Ilmiah, Alarm Serius buat Binus hingga Unair yang Masuk Daftar Red Flag

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.