Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

#MalamJumat: Penunggu Ruang Psikotes yang Mengganggu Tanpa Mengenal Waktu

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
31 Oktober 2019
A A
#MalamJumat: Penunggu Ruang Psikotes yang Mengganggu Tanpa Mengenal Waktu

#MalamJumat: Penunggu Ruang Psikotes yang Mengganggu Tanpa Mengenal Waktu MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Sewaktu saya masih anak-anak, ibu pernah berpesan bahwa jika tidak ingin diganggu oleh makhluk tak kasat mata, jangan terlalu sering membicarakan mereka—para hantu dan berbagai jenis setan. Sebab, hal itu sama saja mengundang mereka ikut dalam obrolan yang sedang berlangsung. Cepat atau lambat, makhluk tak kasat mata ini akan mengganggu—tanpa mengenal waktu.

Setidaknya kepercayaan itu sudah menjadi hal yang turun-temurun. Ibu pun mendapat pernyataan tersebut dari ibunya alias nenek saya. Tidak heran jika beliau menyampaikannya kembali ke saya sebagai anaknya. Saya pribadi menganggap hal itu hanya mitos belaka, tidak lebih dari sebuah kepercayaan lama. Dipercaya boleh, tidak percaya pun bukan suatu kesalahan.

Namun, saya pun cukup memaklumi, karena ibu pernah bercerita dirinya pernah mengalami hal mistis secara langsung. Dua di antaranya yang masih beliau ingat adalah ketika melihat sosok putih terbang di antara pepohonan di depan rumah, dan delman yang berjalan sendiri tanpa Pak Kusir. Keduanya terjadi pada tengah malam saat usia ibu masih 20 tahunan. Kala itu, ibu memang sedang mengobrol dengan beberapa teman sebayanya tentang Nyi Roro Kidul. Wajar, karena ibu lahir dan besar di tanah Sukabumi, tempat cerita Ratu Pantai Selatan berasal.

Lain pengalaman ibu, lain pula pengalaman yang saya alami. Beberapa bulan terakhir, saya sering kali bercerita hal mistis—baik secara langsung maupun melalui media tulisan—kepada beberapa teman. Rasanya, bercerita perihal sesuatu yang sering kali tidak dapat dilihat dengan pandangan normal memang meninggalkan kesan unik. Bikin bulu kuduk merinding, merasa takut secara berlebihan, tapi kok ya nagih.

Suatu cerita terjadi pada saya dan rekan kerja beberapa waktu lalu. Sebagai recruiter, rasanya sudah biasa membawakan serangkaian psikotes hampir setiap hari di ruang khusus psikotes yang dapat menampung 19 peserta. Namun, tentu luar biasa jika psikotes dilakukan setelah jam kerja, tepatnya seusai salat maghrib—sekira 18.15. Hal itu terpaksa dilakukan karena satu dan dua hal—hanya sesekali saja berikut dengan janji.

Kala itu, yang mengikuti psikotes hanya 5 kandidat dengan tempat duduk berpusat di tengah agar instruksi dan pandangan terlihat lebih jelas. Secara keseluruhan, psikotes di tempat saya bekerja bisa menghabiskan waktu sekitar 90 menit. Selama proses berlangsung, sambil menunggu pergantian satu tes ke tes yang lain saya dan rekan kerja mengobrol sambil berbisik tentang cerita mistis yang sempat terjadi di kantor.

Di sela obrolan kami, tanpa ada angin dan aral melintang, setelah 30 menit dari dimulainya psikotes, tiba-tiba kursi di posisi belakang bergeser cukup jauh dengan sendirinya sekitar 2 meter, lalu berhenti secara mendadak. Saya hanya bisa menatap rekan kerja sambil merasa keheranan sekaligus ketakutan. Namun, para kandidat tidak menyadari hal tersebut dan tetap fokus menyelesaikan serangkaian tes yang diberikan.

Karena kejadian itu, saya dan rekan memutuskan untuk sholat maghrib secara bergantian agar diberi ketenangan juga perlindungan dari hal mistis seperti yang baru saja kami alami. Rekan saya solat lebih dulu. Namun, tak lama setelahnya, gangguan datang kembali. Dua botol minum milik kami, persis di depan pandangan, bergeser dengan sendirinya. Di saat yang bersamaan, rasanya wajar jika saya berharap rekan saya segera kembali ke ruangan.

Baca Juga:

Misteri Makam Pesinden di Pusat Kabupaten Sleman yang Tidak Disadari oleh Pengguna Jalan

Malam 1 Suro: Momen Paling Pas Merayakan Pesona Suzzanna

Tidak lama berselang, salah satu kandidat, sebut saja Paijo, meminta izin untuk pergi ke toilet. Setelah 5 menit berselang, Paijo kembali dengan agak panik dan terlihat gelisah. Kemudian saya bertanya kepada Paijo,

“Loh, kenapa kok kelihatannya capek banget, Mas?”

“Maaf, Pak, saya telat datang. Tadi di perjalanan macet, saya masih diizinkan ikut psikotes nggak, Pak?”.

Firasat saya mulai tidak enak. Lalu, siapa yang daritadi duduk dan mengerjakan soal psikotesnya Paijo? Tidak ingin berimajinasi terlalu jauh, saya langsung meminta Paijo untuk duduk di bangku yang tersedia tanpa kandidat lain tahu bagaimana cerita sesungguhnya.

Tak lama setelah kejadian itu, rekan saya kembali sambil berkata,

“Makan dulu gih, Mas. Maaf aku baru nyusul, tadi dari jam 5 aku cari makan dulu, lapar. Hehe”.

“Tadi kamu kan udah di sini, terus solat maghrib, toh?”

“Wah, ngaco kamu, Mas. Daritadi jam 5 aku belum ketemu Mas sama sekali. Mangkanya aku minta maaf karena baru back-up Mas”.

Setelah mengalami deja vu dan hal aneh berturut-turut, rasanya saya ingin segera menyelesaikan psikotes, sebelum mengalami hal ganjil lainnya. Dan yang pasti, pada waktu itu saya ingin segera kembali ke rumah.

BACA JUGA Melihat Hantu sebagai Cara Jadi Selebritis di Desa atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 31 Oktober 2019 oleh

Tags: malam jumatpsikotes
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

psikotes wawancara kerja mojok

Psikotes Nggak Perlu Dimanipulasi, Recruiter Paham Mana yang Alami dan Nggak

5 April 2021
kondisi dunia kerja tidak semua hrd dalam rekrutmen kerja boleh menyelenggarakan psikotes mojok.co

Tidak Semua HRD Boleh Menyelenggarakan Psikotes

20 Juli 2020
Hei yang Mau CPNS, Saya Kasih Tahu Ya, Kalian Nggak Perlu Belajar Buat Ngerjain Psikotes!

Hei yang Mau CPNS, Saya Kasih Tahu Ya, Kalian Nggak Perlu Belajar Buat Ngerjain Psikotes!

20 Desember 2019
mistis

Kejadian dan Pengalaman Mistis Menjadikan Saya Percaya Bahwa Hal Gaib Itu Ada

20 September 2019
cerita horor bertemu siluman manusia berkepala kuda mojok.co

Cerita Horor Pakdhe Saya yang Diseruduk Siluman Manusia Berkepala Kuda

1 Juni 2020
Pengalaman Membonceng Teman yang Mendadak Kesurupan. Kapok, deh! terminal mojok.co

Menafsir Tembang ‘Saben Malam Jumat’ yang Bilang Mayat akan Pulang ke Rumah tiap Malam Jumat

17 Juni 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.