• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Sore Menjelang Maghrib di Malioboro

Nicko Bashkara oleh Nicko Bashkara
19 Mei 2019
A A
sore malioboro

sore malioboro

Share on FacebookShare on Twitter

Tulisan ini bukan soal senja, langit sore atau apalah itu. Karena soal itu biarlah jadi kerjaannya Fiersa Besari saja. Bukan pula ngabuburit menjelang waktu berbuka puasa. Ini soal orang-orang yang kulihat sore itu.

Iya, orang yang masuk ke dalam jenis manusia atau homo sapiens itu lho. Sama seperti aku dan kamu. Lha ngapain kurang kerjaan ngomongin orang? Ini kan bulan puasa, bukannya ibadah kok malah ngomongin orang. Batal lho ntar puasanya.

Sabar dulu napa cyiinn~ Lagian yang sekarang puasa kan kamu. Aku sih udah kemarin. Udah ah, kita lanjut lagi ngomongin orang ya. Lumayan banyak soalnya orang yang mau aku omongin. Keburu sore ini berubah jadi malam. Nanti ambyar deh semua.

Sore ini, tanpa sebab musabab yang jelas, aku melangkahkan sepeda motorku ke arah Malioboro. Setelah cukup aman memarkirkan sepeda motorku di sudut-sudut rahasia, aku pun langsung berjalan kaki ke trotoar jalan Malioboro. Tanpa pikir panjang, aku melabuhkan diri di salah satu tempat duduk yang terhampar di sana.

Duduk menghadap jalanan yang penuh sesak dengan kendaraan bermotor. Pasang headset dan dengarkan playlist musik kesayangan jadi pilihan utama. Daripada telinga penuh sesak dengan bising suara dari jalanan. Nah, saat inilah keramaian sesungguhnya dimulai.

Ramai lalu lalang manusia di trotoar ini mengalihkan pikiranku. Aku mulai mengamati satu per satu dari mereka. Serombongan wisatawan lokal tampak berhamburan memenuhi trotoar sambil sibuk potret sana-sini. Wajah bahagia saat mereka saling melempar canda dengan teman-temannya buatku ikut tersenyum juga.

Sepasang wisatawan internasional (bule) tiba-tiba terlihat di seberang jalan. Raut muka mereka agak sedikit bingung tapi cukup antusias untuk membaca entah peta atau brosur yang ada di genggaman tangan. Senangnya melihat mereka tetap bersemangat menjelajah kota ini. Tentunya aku juga melempar senyuman meski mereka tak mungkin melihatku.

Beralih pandanganku ke arah para petugas halte Trans Jogja di halte yang ada di seberang jalan. Tampaknya mereka menikmati pekerjaannya. Kulihat sekilas saling senyum antara petugas dan calon penumpang yang baru datang. Meski pemandangan ini keburu terhalang oleh asap dari knalpot bus TransJogja yang melintas. Senyum tetap tercipta di balik tanganku yang sibuk menutup mulut dan hidup dari serangan asap.

Tiba-tiba aku dikagetkan oleh moncong sesosok makhluk yang hampir saja menciumku tanpa aba-aba itu. Ternyata dia adalah unicorn kuda yang sedang diarahkan oleh pemiliknya untuk memarkirkan andong atau delman di sudut trotoar tepat di hadapanku. Si bapak pemilik kuda tak dapat menahan tawa. Tapi buru-buru ia meminta maaf. Tentu saja aku tersenyum dan juga meminta maaf padanya karena tak menyadari ada kuda yang begitu ingin menciumku.

Beberapa tukang becak ternyata kulihat ikut tertawa melihat kejadian barusan. Salah satunya mengingatkanku untuk bergeser ke tempat duduk lainnya agar terhindar dari insiden serupa. Meski cukup malu karena insiden kuda tadi, tapi aku senang juga karena melihat banyak orang bisa tertawa lepas. Tawa itu cukup untuk menghibur mereka dari penatnya hidup. Tanpa ragu aku pun tersenyum pada mereka.

Tak butuh waktu lama untuk melihat wajah-wajah penat itu muncul lagi dari para tukang becak dan delman itu. Ya, bahkan bukan hanya mereka saja. Beberapa ibu-ibu pedagang kaki lima yang sedang beristirahat di tempat duduk di depanku juga menampakkan hal yang sama. Udara sore hari ini sejuk sekali sebenarnya. Tapi kesejukan itu tak tersirat dalam tatapan mata mereka. Hanya tatapan penuh lelah yang ada. Aku pun berusaha tersenyum pada mereka, meski hati ini kecut rasanya.

Aku mulai terhanyut dalam lamunan yang sendu sore Malioboro. Didukung oleh bisikan lagu-lagu sendu yang keluar dari headset di telingaku. Sore ini tampaknya akan berakhir sendu seperti hari-hari sebelumnya. Lamunanku terhenti karena ada yang menepuk bahuku. Ternyata beberapa mahasiswa, dengan jaket berlogo kampus islam tertua di negeri ini, menawarkan makanan dan minuman gratis untuk berbuka puasa.

Adik-adik mahasiswa ini sedang membagi-bagikan makanan kepada bapak-bapak tukang delman dan becak yang ada di hadapanku. Mungkin itu kegiatan rutin mereka di bulan puasa atau semacam bakti sosial. Karena melihatku duduk di sekitar tukang delman dan becak, maka mereka menawariku juga.

Aku menolak dengan halus tawaran dari adik-adik mahasiwa itu. Bukan karena aku merasa mampu untuk membeli makanan sendiri. Bukan pula karena aku merasa ada banyak orang-orang di sekitarku yang lebih membutuhkannya. Tapi karena aku tidak puasa. Kan aku udah bilang tadi.

Azan maghrib berkumandang begitu lantangnya. Orang-orang mulai memadati tempat duduk yang ada di sekitarku. Mereka mengucap syukur dan segera berbuka puasa dengan menikmati makanan dan minuman yang ada. Tak terkecuali bapak-bapak tukang becak dan delman di hadapanku.

Tak kusangka seorang bapak menawarkan untuk membagi makanannya padaku untuk berbuka puasa. Kali ini aku harus berbohong, aku bilang padanya kalo aku sedang ditunggu teman untuk acara buka bersama di mall dekat sini. Segera saja aku berpamitan sebelum suasana menjadi semakin canggung. Karena tanpa sadar air mata mulai menetes di sudut mataku.

Terima kasih untuk sore menjelang maghrib di Malioboro bersama manusia-manusia yang telah memanusiakan aku.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: JogjaMalioboroSenjaSore

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Nicko Bashkara

Nicko Bashkara

Saya saat ini berprofesi sebagai pengusaha paruh waktu, di sela-sela kesibukan saya menemani istri dan anak saya. Saya tinggal di Yogyakarta sejak awal 2019 setelah sempat 16 tahun tinggal di Bandung. Saya pernah kuliah di ITB dan juga di salah satu kampus di negeri paling barat Eropa daratan.

ArtikelTerkait

Rekomendasi 3 Miedes di Bantul dengan Rasa yang Ngangenin

Rekomendasi 3 Miedes di Bantul dengan Rasa yang Ngangenin

4 Februari 2023
Warnet Bokep di Jogja yang Pernah Jaya Bersama Pornhub (Unsplash)

Warnet Bokep di Jogja yang Pernah Jaya Bersama Pornhub

1 Februari 2023
4 Oleh-oleh Khas Solo yang Sebaiknya Jangan Dibeli revitalisasi Solo

Revitalisasi, Langkah Pertama Meromantisasi Solo

30 Januari 2023
Pariwisata Semarang Siap Melesat Seperti Solo, Meninggalkan Jogja (Unsplash)

Wisata Semarang Siap Melesat Seperti Solo, Meninggalkan Jogja

27 Januari 2023
5 Tempat Belanja di Jogja yang Lebih Murah ketimbang Transmart Terminal Mojok

5 Tempat Belanja di Jogja yang Lebih Murah ketimbang Transmart

26 Januari 2023
Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan

Solo (Layak) Mulai Melesat, Jogja Perlahan (dan Pasti) Ditinggal Wisatawan

26 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
pementasan teater

Pementasan Teater dan Hal-Hal yang Terjadi Setelahnya

bodo amat

Bodo Amat dengan Buku “Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat”

perkembangan media sosial

Balada Mengikuti Perkembangan Media Sosial Dalam Satu Dekade



Terpopuler Sepekan

4 Alasan Wajib Pakai Telkomsel meski Cuma Kartu Cadangan Terminal Mojok Farzand01 Shutterstock
Gadget

Telkomsel, Provider Seluler yang Diskriminatif

oleh Muhammad Arif Prayoga
4 Februari 2023

Kok bisa harga-harganya beda?

Baca selengkapnya
Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema (Unsplash)

Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema

3 Februari 2023
5 Dosa Tukang Tambal Ban yang Perlu Banget Kalian Ketahui

5 Dosa Tukang Tambal Ban yang Perlu Banget Kalian Ketahui

5 Februari 2023
Sebagai Warga Surabaya, Saya Setuju Ibu Kota Jawa Timur Pindah ke Malang Terminal Mojok

Sebagai Warga Surabaya, Saya Setuju Ibu Kota Jawa Timur Pindah ke Malang

5 Februari 2023
4 YouTuber Berkualitas yang Bakal Bikin Pinter Kaum Micin

4 YouTuber Berkualitas yang Bakal Bikin Pinter Kaum Micin

5 Februari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!