• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Mahfud MD Guyon Corona Seperti Istri, Untung Nggak Nyinggung Bola Soalnya Pasti Lebih Bahaya

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
27 Mei 2020
A A
mahfud MD

Analogi Corona Seperti Istri ala Mahfud MD

Share on FacebookShare on Twitter

Kiasan. Analogi. Kepercayaan. Digunakan untuk menjelaskan sesuatu oleh komunikator kepada komunikan dalam sebuah proses komunikasi. Tentu saja tujuannya supaya pesan yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas, mudah ditangkap. Namun, bukan hanya ditangkap, tetapi juga dipahami. Di dalam ilmu bahasa, “Teknik berbunga-bunga” seperti itu mudah dijumpai.

Namun, pada titik tertentu, orang berbahasa juga harus paham dengan dua konteks. Pertama, kesesuaian analogi dan situasi. Oleh sebab itu, berbahasa, bukan lantas memahami teori dan praktiknya saja. Kedua, berbahasa juga sebuah konteks olah rasa. Terkadang, olah rasa tidak bisa dipelajari di bangku teori, tetapi dari kepekaan dan perkembangan hati.

Jadi ya maklum kalau Mahfud MD diserang banyak orang setelah menggunakan sebuah analogi. Mahfud MD menganalogikan corona seperti seorang istri yang tidak bisa ditaklukkan. Oleh sebab itu, selanjutnya, yang bisa dilakukan ”suami” adalah beradaptasi dan hidup bersama dengan cara-cara baru.

“Istilah sekarang itu namanya new normal. Membuat kenormalan yang baru karena dia kebiasaan. Karena sesuatu yang tidak bisa dihindari. Kemudian apa kita mau mengurung diri ndak? Kita menyesuaikan dengan keadaan itu tapi tetap menjaga diri. Seperti corona ini,” kata Mahfud MD membuka jokes yang “berbahaya”.

“Judulnya itu. Dalam bahasa Inggris. Corona is like your wife. In easily you try to control it, then you realize that you can’t. Then you learn to live with it. Corona itu seperti istrimu, ketika kamu mau mengawini, kamu berpikir kamu bisa menaklukkan dia. Tapi sesudah menjadi istrimu, kamu tidak bisa menaklukkan istrimu. Sesudah itu. Then you learn to live with it. Ya sudah, sudah begitu,” begitulah bunyi punch line.

Sebuah punch yang bukannya memancing gelak tawa, tetapi sukses “menghantam” Mahfud MD sendiri. Beliau dianggap seksis, mendegradasikan makna istri, hingga dianggap tidak punya hati karena masih saja bercanda di tengah situasi seperti ini. Namun, bukan itu saja yang ingin saya katakan.

Melihatnya dari sisi kebahasaan, analogi Mahfud MD masuk akal, kok. Maksudnya, dengan mengibaratkan istri sebagai corona dan the new normal, banyak orang menjadi lebih mudah memahami.

Terutama karena pada faktanya banyak suami yang takut istri. Jadi dengan analogi seperti ini, di dalam kepala langsung terbentu gambaran jelas tentang kegagalan mereka menjadi suami berwibawa. Saya tahu Mahfud MD dapat jokes ini dari Luhut Panjaitan. Saya, sih, nggak menuduh Pak Mahfud dan Pak Luhut takut istri, tapi cara menjelaskan jokesnya itu seperti orang yang sudah “berpengalaman”. Berpengalaman takut dan manutan sama istri.

Padahal, kegagalan “menjinakkan” istri juga menjadi gambaran kegagalan laki-laki menjadi suami yang “bermartabat”. Takut, kok, sama istri. Sama Tuhan, dong. Jadi, melihatnya dari ilmu bahasa, Mahfud MD sebagai komunikator sukses mengirim pesan ke komunikan, yang relate sebagai suami takut istri.

Pernyataan “berbahaya” dari Mahfud MD dihakimi banyak orang. Meski “pas” dari sisi kebahasaan, tetapi tidak elok karena situasi yang tengah terjadi. Pada titik ini, saya bersyukur Mahfud MD tidak jawil-jawil ke sepak bola. Wah, lebih serem, Pak.

Di sepak bola, analogi yang digunakan lebih “seru”. Misalnya, ada yang menyamakan sepak bola, dalam hal ini klub dan pemain seperti agama dan tuhan. Kamu tahu, di Argentina, ada yang namanya Iglesia Maradoniana atau Gereja Maradona. Ini bahkan sudah bukan lagi analogi, tetapi “diwujudkan” sebagai bentuk sesembahan.

Maradona dianalogikan sebagai tuhan, dipuja setinggi mungkin. Sampai dibuatkan gereja segala. Kalau mau dikatakan “menghina” agama KTP yang betul sekali. Namun, sekali lagi, dari sisi “kebahasaan”, analogi ini tepat sekali. Maradona dipuja begitu luar biasa berkat “keajaiban” yang dia bikin di lapangan hijau.

Dari sanjungan, berubah menjadi kekaguman. Dari kekaguman, lanjut ke menyembah, memberi inspirasi dan mungkin ketenangan diri. Sudah seperti efek yang kita rasakan ketika berdoa ke Tuhan “masing-masing”.

Dari scope yang lebih kecil, suporter “mendewakan” klub dan identitas kedaerahan. Rela saling membunuh demi membela “agama” (baca: identitas) masing-masing. Indonesia ini ranah yang menjadi contohnya. Untung, Pak Mahfud MD nggak masuk ke ranah sepak bola. Wah, bisa panjang, Pak.

Bermain-main dengan analogi memang menyenangkan. Membuat pesan yang tadinya tersirat menjadi tersurat. Namun, jokes nggak lucu Mahfud MD ini mengingatkan kita untuk berhati-hati ketika main logika. Jika tidak pas dengan situasi, yang terjadi adalah sebuah penghinaan. Tapi kalau orang pemerintah nggak masalah, sih. Kan selalu lolos sama hukum. Paling cuma dibully sama netizen. Netizen menggongong, orang pemerintahan berlalu.

BACA JUGA Arsenal Jodoh Philippe Coutinho? Tentang Kebenaran Transfer dan Baik Buruknya dan tulisan Yamadipati Seno lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 Mei 2020 oleh

Tags: berdamai dengan coronacorona seperti istrimahfud MDnew normal

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

ArtikelTerkait

Mahfud MD Sebetulnya Juga Nonton Sinetron Kelucuan Pejabat Indonesia dan Ia Salah Satu Tokoh Utamanya terminal mojok.co

Mahfud MD Sebetulnya Juga Nonton Sinetron Kelucuan Pejabat Indonesia dan Ia Salah Satu Tokoh Utamanya

19 Juli 2021
4 Film India Jadul yang Wajib Ditonton Mahfud MD selain 'Dilwale' terminal mojok.co

Film India Jadul yang Wajib Ditonton Mahfud MD selain ‘Dilwale’

17 Juli 2021
cacat hukum ruu cipta kerja komnas ham asas hukum mojok.co omnibus law demonstrasi

Cacat Hukum RUU Cipta Kerja Kebangetan! Mahfud MD kalau Baca Bisa Ketawa

5 September 2020
istilah new normal salah diganti adaptasi kebiasaan baru mojok.co

Pemerintah Akui Istilah New Normal Salah. Lho, Bukannya Sudah Serbasalah sejak Awal?

19 Juli 2020
anak pancingan new normal mojok

Tidak Ada yang New dan Tidak Ada yang Normal dari New Normal

16 Juli 2020
lomba video new normal pemerintah mojok.co

Daripada Kemendagri Repot Bikin Lomba Video New Normal, Mending Bikin 4 Lomba Ini

23 Juni 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
oppo reno 3 reno 2 spesifikasi review ulasan kelebihan kekurangan harga seken mojok.co perbandingan

Oppo Reno 2 dan Realme 6 Pro: Solusi buat Pencinta Oppo yang Kecewa sama Oppo Reno 3 Series

Bahkan Deddy Corbuzier dan Romi Rafael pun Skeptis dengan Hal Gaib tidak percaya santet hipnotis gendam hantu penampakan horor terminal mojok.co

Pesantren Saya dan Keluarga Tak Kasat Mata yang Meneror tiap Malam Ganjil

karya fiksi UT kuliah ekonomi kuliah sastra kuliah online mahasiswa s-1 dan s-2 Sebagai Penulis, Saya Sering Disangka Romantis dan Bisa Menjadi Sekretaris kuliah online

Kuliah Online Dikeluhin Anak S-1? Mereka Belum Tahu Aja Jungkir Baliknya Kuliah Online S-2



Terpopuler Sepekan

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Terminal Mojok
Kuliner

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli

oleh Tiara Uci
25 Januari 2023

Tobat, klean.

Baca selengkapnya
Dilema Agen Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

Dilema Pangkalan Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

26 Januari 2023
Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan

Solo (Layak) Mulai Melesat, Jogja Perlahan (dan Pasti) Ditinggal Wisatawan

26 Januari 2023
Pariwisata Semarang Siap Melesat Seperti Solo, Meninggalkan Jogja (Unsplash)

Wisata Semarang Siap Melesat Seperti Solo, Meninggalkan Jogja

27 Januari 2023
mahfud MD

Mahfud MD Guyon Corona Seperti Istri, Untung Nggak Nyinggung Bola Soalnya Pasti Lebih Bahaya

27 Mei 2020

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .