Sejak pertengahan 2023, saya resmi menjadi mahasiswa UIN Jogja yang tinggal di asrama Baciro. Lokasi asrama saya dekat banget dengan Stadion Mandala Krida Jogja, kurang lebih hanya 5 menit saja dengan berjalan kaki. Saking dekatnya, saya sangat sering mengunjungi markas klub sepakbola PSIM Yogyakarta untuk jogging di pagi maupun sore hari.
Saya tidak sendiri, banyak orang mengunjungi stadion untuk berolahraga atau kegiatan lain. Asal tahu saja, Stadion Mandala merupakan salah satu pusat keramaian di Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Entah pagi, sore, atau malam hari, stadion tersebut selalu ramai. Selain berbagai event yang kerap digelar di sana, sekitar Stadion Mandala Krida terkenal akan jajanannya yang murah dan enak. Lokasi pastinya, di sisi barat stadion.
Sebagai mahasiswa perantauan, jelas saya tertarik untuk mencicipi jajanan-jananan itu. Saya dan dua teman asrama lain pernah mencoba untuk jajan di sana. Sebenarnya ada banyak pilihan, ada makanan berat seperti ayam geprek, lontong sayur, hingga aneka penyetan. Namun, pilihan kami jatuh pada es pisang ijo yang ada di pojokan yang nggak terlalu antre.
Awalnya kami senang-senang saja kulineran di tengah kerumunan pengunjung. Namun, semangat itu perlahan pudar karena beberapa alasan, dan kami jadi ragu akan kulineran di sana lagi.
Bau sampah, bikin kulineran di Stadion Mandala Krida nggak nyaman
Saya memang belum lama tinggal di Jogja, tapi saya tahu betul persoalan sampah di Kota Pelajar ini tidak pernah ada ujungnya. Daerah ini sepertinya selalu kewalahan menghadapi persoalan sampah warganya. Buktinya, di beberapa titik sangat mudah dijumpai tumpukan sampah yang mengganggu pemandangan. Sebut saja samping pom bensin dekat Lempuyangan dandepo dekat Stadion Mandala Krida. Bahkan, saat saya mau pergi ke Mlangi lewat Jalan Selokan Mataram, banyak sampah berceceran di samping-samping jalan. Kacau memang!
Sialnya pengalaman bau sampah yang nggak menyenangkan juga saya alami ketika kulineran di Stadion Mandala Krida. Di sekitar sana ada depo sampah yang terlihat selalu penuh. Bau depo sampah itu menyeruak hingga ke area stadion mengganggu pengunjung maupun warga sekitar. Akhirnya kami hanya duduk sebentar saja mencicipi es pisang ijo, lalu pulang.
Setelah beberapa waktu merantau saya kemudian menyadari kalau kulineran di pinggiran Stadion Mandala Krida Jogja sebenarnya nggak asyik-asyik amat. Selain bau sampah yang kian menyengat, tempat makannya nggak nyaman. Bayangkan saja, pengunjung harus makan di pinggiran jalan atau malah di separator jalan. Apalagi jalan di sekitar sana cukup ramai, bisa jadi makanan yang disajikan keburu kena polusi.
Juru parkir ajaib bikin pembeli yang kantongnya tipis jadi ketar-ketir
Selain sampah dan tempat yang kurang nyaman, kuliner di Stadion Mandala Krida jadi kurang asyik karena ada tukang parkir. Memang ya, tempat-tempat yang sudah dikuasai oleh juru parkir jadi nggak asyik. Apalagi juru parkirnya nggak bertanggung jawab, hanya muncul ketika kendaraan akan keluar. Benar-benar ajaib.
Hal-hal nggak asyik di atas mengurangi kenikmatan pengalaman kuliner. Itu mengapa, kalau saya sedang benar-benar ingin jajan di sana, saya lebih memilih bungkus dan memakannya di rumah.
Rasa makanan yang dijual di sekitar Stadion Mandala Krida Jogja sebenarnya enak dan terjangkau, sayangnya kondisi di sana nggak mendukung untuk kulineran. Sebenarnya sangat disayangkan sih, apalagi bagi mahasiswa perantau seperti saya. Tapi, ya, mau bagaimana lagi?
Penulis: Ahmad Nadlif
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Bau dan Macet, Sisi Lain Kuliner GOR Klebengan Sleman yang Terkenal Murah dan Enak
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.