Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kematian Orang Kaya yang Dikomentari ‘Harta Tidak Dibawa Mati’ Itu Ngeselin

Hypatia Sabti Abdullah oleh Hypatia Sabti Abdullah
4 November 2020
A A
Hierarki Penyebutan Orang Meninggal dalam Bahasa Jawa
Share on FacebookShare on Twitter

Kematian adalah fenomena alami yang terjadi pada manusia. Kematian sama halnya dengan kehilangan yang dirasa sangat perih terutama bagi keluarga yang ditinggalkan. Hampir setiap hari kita melihat kematian sebagai sebuah wacana realitas dari kehidupan, bahwa kehidupan harus diakhiri dengan sesuatu.

Dukacita adalah sesuatu yang pada akhirnya menjadi respos alami dalam menyikapi berita kematian seseorang. Tetapi, bisa jadi berbeda ketika sedang merespons berita kematian orang terkaya, tentu berita kematian yang kita dapatkan tidak hanya bersumber dari pengumuman masjid setempat atau gereja sekitar. Seringnya masyarakat mengetahui berita itu dari media online dan media sosial.

Dalam kolom komentar platform media sosial yang menampilkan berita kematian sosok orang terkaya di dunia atau di Indonesia saja misalnya tersaji ratusan tanggapan. Tidak hanya di media sosial, hal itu bisa terjadi di lingkup obrolan pertemanan kita bahkan keluarga kita sendiri. Ketika mengetahui berita kematian orang terkaya tanggapan yang sering dilontarkan adalah menyoroti soal harta yang ditinggalkan.

Sayangnya, respons yang muncul bukan hanya dukacita. Tanggapan itu berwujud semi teori, kurang lebih seperti ini, “Harta tidak dibawa mati”. Loh, harta memang tidak dibawa mati, tapi kalau hidup lalu tidak punya harta itu juga rasanya mau mati, mau ngapa-ngapain susah. Ingatlah ini, uang memang tidak menjamin kebahagiaan, sedangkan punya uang banyak memudahkan kita untuk mengakses kebahagiaan dengan jauh lebih leluasa.

Saya akan berikan alasan mengapa tanggapan tersebut ngeselin, kurang lebih seperti ini. Dengan tanggapan tersebut seolah-olah kita berasumsi bahwa harta yang ia usahakan dengan jerih payahnya itu tidak ada gunanya ketika si orang kaya sudah meninggal dunia. Padahal, tidak demikian. Boleh jadi orang terkaya ini semasa hidupnya punya harta berlimpah yang dengan apa yang ia miliki, ia mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi ribuan bahkan jutaan pengangguran. Ia sudah memberikan kesempatan nafkah bagi karyawan yang dipekerjakan.

Kita tidak mengetahui keseluruhan hidup orang terkaya, apa yang kita lihat dan apa yang kita ketahui mungkin sebatas pemberitaan di media. Banyak sumbangsih yang sudah diberikan kepada masyarakat luas di sekitarnya yang mungkin tidak kita ketahui. Tidak menutup kemungkinan orang-orang terkaya itu memiliki jiwa sosial yang tinggi dengan cara mendirikan yayasan amal, sosial, atau pendidikan. Dengan harta yang dimiliki, mereka mungkin lebih memilih untuk melakukan empowering dengan menyalurkan dana secara langsung pada yang membutuhkan. Ia bisa jadi memberikannya langsung pada masyarakat tanpa harus menjilat dan mepet-mepet penguasa atau pemerintah untuk melanggengkan kekayaannya.

Tidakkah kita melihat kematian orang kaya dari sisi tersebut?

Pak, Buk, Mas, Mbak, Dik, mari melihat dari sudut pandang lain. Harta memang tidak dibawa mati, tapi bagaimanapun harta tersebut telah memberikan manfaat bagi banyak orang. Ketika memiliki harta banyak skala manfaatnya juga bisa lebih luas. Kalau dalam Islam hal itu kan bisa menjadi pahala juga bagi dirinya sekalipun sudah meninggal.

Baca Juga:

6 Alasan Orang Kaya Bayar Pakai Kartu Kredit padahal Bergelimang Duit

Beasiswa untuk Orang Kaya: Ironi Sistem Pendidikan Kita

Tanggapan “harta tidak dibawa mati” pada orang yang sudah meninggal juga berpengaruh pada mindset kita dalam melihat suatu pekerjaan. Kita bisa menjadi malas dan tidak terlalu giat bekerja karena dalam pikiran sudah tertanam, “Ngapain punya harta banyak jika pada akhirnya meninggal dan harta menjadi sia-sia?” Lah bukan begitu, Bund konspenya, bukan.

Dalam merespons berita kematian hendaknya, kita menyikapinya dengan tiga hal berikut, yaitu mengetahui situasi yang sedang dihadapi, menunjukkan keprihatinan, dan bersikap tulus. Jangan sampai pada situasi yang penuh dukacita kita justru menjadi penasihat kematian spesialis soal harta yang ditinggalkan. Alih-alih menyampaikan rasa kehilangan, kita justru tampak sebagai orang iri yang tidak mampu mencapai harta sebanyak yang pernah didapatkan si mendiang.

Lagian orang-orang kaya itu tidak meninggal karena ditenggelamkan atau terkubur hidup-hidup dengan harta mereka sebagaimana yang menimpa Qarun sebab kerakusannya. Justru track record orang terkaya semasa hidupnya itu bisa kita jadikan teladan supaya kita bisa menjadi the next orang kaya yang hartanya tidak akan habis tujuh turunan.

Intinya kalau mau menyampaikan belasungkawa mbok ya yang tulus. Nggak perlu mengutuki tentang harta yang ditinggalkan. Cukup ambil hikmah saja bahwa kematian memang keniscayaan buat semua orang, termasuk orang kaya. Kehidupan nggak bisa dibeli. Begitulah kira-kira maksudnya.

BACA JUGA Pembelaan Atas Stigma Orang Tua yang Menyekolahkan Anaknya di Pondok Pesantren dan tulisan Hypatia Sabti Abdullah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 November 2020 oleh

Tags: belasungkawaorang kaya
Hypatia Sabti Abdullah

Hypatia Sabti Abdullah

Mahasiswa biasa saja. Instagram: @hypatiasabtiabdullah, Twitter: @hypatiasabtiabd.

ArtikelTerkait

Berhenti Cari yang Sempurna, Carilah Anak Tunggal yang Kaya: Ungkapan yang Nggak Sungguh Janggal! terminal mojok.co

Berhenti Cari yang Sempurna, Carilah Anak Tunggal yang Kaya: Ungkapan yang Sungguh Janggal!

24 September 2021
Ilmu Parenting Hanya untuk Orang Kaya? Ngawur! anwar zahid

Parenting Hanya untuk Orang Kaya? Ngawur!

25 Juli 2022
Panic Buying, Orang Miskin Cuma Bisa Nontonin

Orang Kaya Sibuk Panic Buying, Orang Miskin Cuma Bisa Nontonin

5 Maret 2020
Larangan Menimbun Properti, Jalan Paling Masuk Akal Mengatasi Masalah Hunian

Larangan Menimbun Properti, Jalan Paling Masuk Akal Mengatasi Masalah Hunian

21 Februari 2022
pepatah lama, Orang Paling Kaya di Desa Saya Adalah yang Paling Tidak Banyak Gaya

Orang Paling Kaya di Desa Saya Adalah yang Paling Tidak Banyak Gaya

25 Maret 2020
Memangnya Salah kalau Warga Kabupaten Tuban Kaya Mendadak dan Beli Mobil? terminal mojok.co

Memangnya Salah kalau Warga Kabupaten Tuban Kaya Mendadak dan Beli Mobil?

18 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.