Selama ini, kalau denger nama Kebumen, kebanyakan orang cuma tau dua hal, mendoan dan predikatnya sebagai daerah termiskin di Jawa Tengah (nomor dua, turun dari nomor satu). Tapi sekarang, ada kabar gembira buat warga selatan Jawa Tengah, Kebumen akhirnya punya kampus negeri sendiri. Iya, negeri, bukan sekadar kampus “swasta tapi semangat negeri”.
Yak, kampus yang dimaksud adalah Universitas Sebelas Maret (UNS) PSDKU Kebumen, cabang resmi dari UNS Surakarta yang terletak di Jalan Kepodang No. 67A, Panjer, Kebumen. Bagi sebagian orang, ini mungkin berita kecil. Tapi buat kami, warga Kebumen, ini semacam milestone peradaban.
Bayangkan, dari kota yang dulu dikenal sebagai “ daerah termiskin di Jawa Tengah tapi punya pantai panjang nan indah”, sekarang bisa bilang dengan bangga, “Eh, kuliah di UNS juga bisa di Kebumen, lho!”
Dari Tanah Panjer untuk Masa Depan Pendidikan
Kampus UNS Kebumen hadir melalui Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU). Artinya, mahasiswa bisa kuliah di bawah naungan UNS tapi tetap di Kebumen. Program studi yang sudah berjalan adalah PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) di bawah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Lokasinya strategis, dekat alun-alun, mudah dijangkau kendaraan umum, dan yang paling penting, dekat warung kopi serta warung rames pinggir jalan.
Bagi mahasiswa rantau, ini keuntungan besar. Karena hidup di kota ini nggak perlu kos mahal atau berburu wifi kafe estetik. Cukup duduk di warung teh manis tiga ribuan, tugas bisa beres sambil denger ibu-ibu ngerumpi sore-sore. Dan di balik kesederhanaannya, kampus ini pelan-pelan mulai jadi ruang tumbuh bagi generasi baru Kebumen, menjawab keinginan anak-anak muda yang pengen kuliah tanpa harus meninggalkan tanah kelahirannya. Bukan cuma tempat belajar, tapi simbol bahwa mimpi besar bisa diraih dari kota kecil.
Kebumen diam-diam serius dalam dunia pendidikan
Selama ini, banyak orang menganggap Kebumen cuma “kota lewat” antara Purwokerto dan Yogyakarta. Padahal, kalau diperhatikan, denyut akademik di Kebumen mulai hidup lagi. Selain UNS PSDKU, ada sejumlah kampus lain yang ikut menghidupkan semangat belajar masyarakat.
Kampus tersebut adalah Universitas Ma’arif Nahdlatul Ulama (UMNU) di Bumirejo, Universitas Putra Bangsa (UPB) di Kedawung, Universitas Muhammadiyah Gombong (UNIMUGO) di Gombong, serta Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU), Politeknik Piksi Ganesha (Kampus Ungu), AMIK PGRI, dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS).
Pelan tapi pasti, Kebumen bertransformasi dari kota agraris menjadi kota pelajar. Kini, Kebumen tak hanya dikenal karena genteng mendoan atau Sate Ambal, tapi juga karena generasi mudanya mulai bisa kuliah tanpa harus jauh-jauh ke Solo atau Jogja. Dan yang menarik, para pengajar dan dosennya pun banyak yang asli daerah, pulang kampung untuk ikut membangun pendidikan di tanah sendiri. Sebuah bentuk cinta lokal yang sederhana tapi nyata.
Simbol harapan baru
Kehadiran UNS di Kebumen bukan sekadar tambahan gedung kuliah, tapi juga simbol pemerataan pendidikan. Bayangkan, anak-anak Kebumen yang dulu harus naik bus antar kota ke Solo untuk kuliah, kini cukup berangkat naik motor Supra fit. Ekonomi lokal pun ikut hidup. Warung makan hingga fotokopian di sekitar kampus bisa tersenyum lebar setiap musim penerimaan mahasiswa baru tiba.
Tapi lebih dari itu, kampus ini menjadi penanda bahwa pendidikan tinggi bukan lagi hak eksklusif kota besar. Dari tanah Kebumen yang tenang, tumbuh harapan baru bahwa anak kampung juga bisa jadi sarjana negeri tanpa harus merantau jauh. Dan siapa tahu, beberapa tahun ke depan, program studi di UNS Kebumen makin bertambah, dari PGSD, mungkin akan hadir jurusan lain yang bisa menarik lebih banyak anak muda untuk tetap belajar di tanah kelahirannya sendiri.
Kebumen: pelan, tapi mulai naik kelas
Kota ini mungkin belum punya bioskop besar atau mall megah. Tapi kini kami punya yang lebih penting, kampus negeri yang tumbuh dari tanah sendiri.
Bagi masyarakat, ini bukan sekadar soal bangunan kampus, tapi soal percaya diri. Bahwa kota kecil pun bisa jadi pusat ilmu pengetahuan. Sekarang, kalau ada yang nanya dengan nada heran, “Kuliah di mana? Di Kebumen?” Jawabannya bisa santai tapi mantap: “Iya, di UNS. Di cabangnya Kebumen. Masih negeri, kok.” Karena kemajuan tak selalu datang dari gemerlap mall, kadang ia tumbuh diam-diam, di ruang kelas sederhana di Panjer, tempat anak-anak muda Kebumen belajar menulis masa depan mereka sendiri.
Penulis: Akhmad Alhamdika Nafisarozaq
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Mencoba Menyelesaikan Perdebatan Mana yang Lebih Maju, Kebumen atau Purworejo
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















