Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jogja Memang Benar-benar Istimewa, Tanpa Syarat, Tanpa Ketentuan

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
1 September 2022
A A
9 Masjid Terdekat dari Tugu Jogja

9 Masjid Terdekat dari Tugu Jogja

Share on FacebookShare on Twitter

Malam saat artikel ini ditulis, Jogja sedang dingin. Bukan dingin seperti bribikanmu, tapi karena suhu 24áµ’C. Maklum, musim bediding. Cukup enak untuk jalan-jalan sekitar rumah. Kalau sampai ke jalan besar, bisa-bisa kena klitih.

Sepanjang jalan saya kepikiran. Kok bisa orang bilang Jogja itu romantis? Terlalu susah bagi saya yang terlanjur benci. Mana romantisnya? Mana Jogja yang menyenangkan? Yang ada di otak saya hanya: UMR remuk, tanah mahal, monarki ra mashok, dan tawuran suporter. Tentu saja hal itu ada di otak saya, sebab hingga sekarang, masalah itu tak berhenti dan jelas berefek ke masyarakat.

Baru 10 meter dari rumah, saya melihat Padepokan Bagong Kussudiardja. Ada baliho pengumuman pentas teater minggu lalu. Jika hari Minggu, di pendopo padepokan ada latihan tari bagi anak-anak. Tengok kanan sedikit, ada mosaik kayu ditempel di salah satu bangunan padepokan. Terdengar sayup-sayup pentas pewayangan dari radio di kumpulan ronda.

Kok bisa ada karya seni indah di kota yang merana ini? Kok mau anak-anak itu menari di daerah rawan klitih? Kok bisa bapak-bapak ronda enjoy mendengarkan cerita pewayangan ketika di luar sana ada orang mati karena tawuran suporter? Kenapa seni begitu tumbuh dari kota dengan ketimpangan sosial ekonomi tinggi?

Itulah seniman Jogja. Karya seni mereka melampaui segala nyinyiran kepada daerah istimewa.

Seniman tidak hidup untuk Jogja. Mereka sibuk dengan kreasi dan imajinasi yang susah saya nalar. Mereka terus ada dan berkarya di kota ini. Meskipun hidup mereka (mungkin) nelangsa, karya mereka tetap tumbuh seperti rumput di tengah alun-alun penuh pasir itu. Mereka bahagia membuat karya, meskipun saya sedang memaki-maki kota ini.

Maka wajar jika setiap waktu ada saja event di kota ini. Dari event besar berdana istimewa, sampai akustikan di kedai kopi sempit.  Karya seni mereka terus lahir dan butuh diapresiasi. Dan Jogja hadir sebagai panggung dan galeri raksasa bagi mereka. Namanya seniman, pasti betah berada di panggung dan galeri.

Jika setiap weekend saja ada 3 event, kira-kira ada 156 kali event yang hadir di Jogja. Ada 156 kali pameran, bazaar, panggung seni, dan gigs. Itu belum termasuk live music dan event kecil-kecilan ya. Gimana tidak nyeni? Lha wong tidak ada hari tanpa event apresiasi seni.

Baca Juga:

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

Ketika karya seni dipamerkan, maka orang datang mengerumuni. Entah pameran di galeri, gigs, atau di tiap pos ronda. Mereka menikmati karya seni dalam atmosfer yang nyeni banget. Dan karena karya seni sangat diapresiasi di Jogja, banyak orang datang untuk menciptakan karya seni.

Jogja adalah panggung seni raksasa. Orang yang tidak diapresiasi di kampung halaman, bisa memamerkan karya seninya di sini. Dan dengan karya seni yang melimpah ruah, Jogja menjadi cantik dan romantis. Seni menjadi senyum indah dari daerah yang (saya bilang) sedang sakit ini

Meskipun jalanan rusak, klitih, rusuh antar suporter, tanah mahal, UMR rendah, air tanah tercemar, dan pemerintah yang embuh, Jogja tetap romantis.

Akhirnya saya memahami kenapa orang tetap mencintai Jogja. Mereka mencintai kota yang nyeni ini. Mereka jatuh hati pada alunan musik dan binar lukisan yang menghiasi Jogja. Saya yakin, inilah romantisnya Jogja yang ada dalam puisi Joko Pinurbo. Inilah yang membuat kangen Jogja seperti Katon Bagaskara.

Meskipun kota ini memang ambyar dalam urusan lain, tapi untuk urusan romantis tetap nomor satu. Terlepas dari upaya romantisasi yang nggapleki, ternyata memang Jogja sudah romantis. Wajar ketika orang yang nyinyir pada situasi Jogja akan tetap betah. Meskipun mereka benci pada masalah yang struktural dan kultural, Jogja masih terlalu cantik untuk ditinggalkan.

Akhirnya saya harus mengakui, saya jatuh cinta. Sakbenci-benciku pada kota ini, saya terlanjur sayang pada daerah istimewa ini. Dan saya yakin, ini juga alasan banyak orang selalu memuji Jogja.

Kuat dilakoni, nek ra kuat ditinggal ngopi. Tetep cinta, senajan Jogjaku ambyar.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Jogja Istimewa: Realitas atau Ilusi?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 September 2022 oleh

Tags: eventistimewaJogjaSeni
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Warung Madura Dianggap Menjajah Jogja, Guyonan Paling Lucu Abad Ini

Warung Madura Dianggap Menjajah Jogja, Guyonan Paling Lucu Abad Ini

6 Maret 2023
Derita Lulusan S2 Jogja, Dikasihani dan Ditolak Puluhan Sekolah (Unsplash)

Lulusan S2 Kesulitan Cari Kerja di Jogja: Ditolak Puluhan Sekolah karena NU dan Tidak Punya KTA Muhammadiyah Sampai Nggak Tega Ngasih Gaji Kecil

3 Agustus 2025
Orang Wonogiri Layak Dinobatkan sebagai Orang Paling Bakoh Se-Jawa Tengah Mojok.co jogja

Wonogiri, Kota dengan Durasi Lampu Merah yang Singkat, Lalu Lintas Dijamin Lancar!

10 Juli 2024
7 Rekomendasi Tempat Wisata Terbaik di Jogja yang Sayang Dilewatkan  

7 Rekomendasi Tempat Wisata Terbaik di Jogja yang Sayang Dilewatkan  

7 Oktober 2024
Rencana Pengajuan Utang 100 Miliar ke BPD DIY, "Pinjam 100 Dulu" ala Jogja

Rencana Pengajuan Utang 100 Miliar ke BPD DIY, “Pinjam 100 Dulu” ala Jogja

22 Agustus 2023
Jalan Kaliurang Jogja: Udah Makin Macet, Lubangnya Berlipat Ganda, Bikin Susah Pengendara Motor!

Jalan Kaliurang Jogja: Udah Makin Macet, Lubangnya Berlipat Ganda, Bikin Susah Pengendara Motor!

25 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.