Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Jadilah Society of Spectacle yang Baik dan Tidak Meresahkan

Rode Sidauruk oleh Rode Sidauruk
24 September 2019
A A
Society of Spectacle

Society of Spectacle

Share on FacebookShare on Twitter

Kita mungkin sadar—atau bisa jadi tidak—kalau setiap hari kita sedang bermain di atas panggung dan mempertontonkan diri kita kepada semua orang. This is me. Kita berlomba-lomba menunjukkan the best (or even the worst) version of ourselves untuk dikonsumsi oleh orang lain. I try to make this as simple as possible untuk mengenal sebuah konsep—yang bahkan saya baru sadar bahwa ada konsep yang membahas ini—bernama Society of Spectacle atau masyarakat tontonan.

Saya baru berkenalan dengan Society of Spectacle ini saat belajar di mata kuliah Budaya Populer—one of my favorite lessons in college—di tahun ketiga saya berkuliah. Sejujurnya semua topik yang saya pelajari di mata kuliah ini berkaitan satu sama lain, namun saya di sini bukan mau menjadi dosen untuk para pembaca saya. Saya hanya ingin berbagi sedikit mengenai salah satu konsep yang sudah saya buka tadi karena, bagi saya, Society of Spectacle ini sangat dekat dengan kehidupan kita semua.

Guy Ernest Debort, sang pelopor, pada awalnya membuat konsep ini sebagai bentuk kritik terhadap masyarakat modern kapitalis alias masyarakat tontonan. Bagi Debort, segala bentuk kehidupan manusia itu adalah akumulasi dari tontonan yang pada akhirnya bertransformasi menjadi representasi. Bingung? Baiklah, saya akan membahasnya dengan sesuatu yang relate dengan kita.

Jadi, beberapa hari lalu, saya melihat tulisan seseorang di media online semacam Terminal Mojok yang membahas tentang bagaimana orang-orang sebenarnya memanfaatkan Instastory di media sosial Instagram untuk menunjukkan siapa dirinya, seperti salah satunya nge-capture layar Spotify dan mengunggahnya di Instagram story agar orang-orang tahu selera musik dia—baiklah, untuk yang ini agak menyentil saya yang pernah melakukannya meski tidak dengan tujuan agar orang-orang tahu selera musik saya. Namun, tak bisa dipungkiri, begitulah sebenarnya yang terjadi—setidaknya menurut konsep Debort.

Sebenarnya, inti dari semua yang dibahas oleh penulis itu adalah bahwa semua kita adalah bagian dari pelaku Society of Spectacle—terima nggak terima, yah memang gitu. Apapun tujuannya, kita sedang menjadi tokoh di atas panggung kita dan mempertontonkannya di hadapan banyak orang. Bahkan, lebih dari itu, semua prosesnya akan berakhir menjadi appearing. Konsep appearance ini tak jauh dari kata spectacle alias tontonan.

Media sosial telah memberi ruang dengan menyediakan panggung yang baik untuk mewujudkan peran kita di atasnya. Konsep Society of Spectacle mungkin akan kerap dikenal dengan pamer dan menunjukkan citra diri.

Setelah bangun dari tidur di pagi hari, hal yang pertama kali dilakukan, biasanya, membuka ponsel pintar. Membuka satu persatu stories di Instagram. Melihat kegiatan teman-teman maya kita yang tentunya sedang mereka pertontonkan. Tak mau kalah, kitapun mungkin akan melakukan hal-hal yang ingin mereka konsumsi—memfoto selimut dengan latar lampu warm white kelap-kelip yang menempel di tembok dengan caption “Good morning, World”.

Lalu, bergegas mandi dan sampailah di momen di mana kita merasa bingung dengan padanan outfit yang akan kita pakai hari ini, merasa ‘tak punya’ baju dan pada akhirnya memutuskan memakai pakaian beberapa hari yang lalu di tempat yang berbeda, pikir kita ah, tak ada yang tau aku pernah pakai ini. Memilih dengan cermat warna baju, jenis sepatu dan tas, juga gaya rambut yang ingin ditampilkan dengan tujuan yang terselubung maupun yang terpampang. Huh, dasar kita Society of Spectacle.

Baca Juga:

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Di kendaraan umum, membaca buku atau mendengarkan musik untuk membuang jenuh. Lalu, turun dari kendaraan umum dan mengucapkan terima kasih atas pelayanan mereka. Lagi-lagi Society of Spectacle.

Di kampus, bertanya saat dosen memberi kesempatan untuk bertanya, diam saat berdiskusi, maupun rajin mencatat. Lalu setelahnya, pulang ke tempat kos atau lanjut berkumpul dengan teman-teman organisasi membahas proker atau rapat. Society of Spectacle? Sepertinya begitu.

Bosen. Buka-buka galeri ponsel, nemu foto jadul yang cantik. Pakai baju merek X, sepatu merek Y, di tempat makan merek Z. Bikin caption unik dan menarik perhatian. Upload. Yap, jadilah masyarakat tontonan.

Sebelum pulang, nonton film baru. Foto tiket dan upload. Kasih ulasan dan jumlah bintang. Atau bahkan mengunggah cuplikan film di bioskop—duh, yang ini nggak banget, tolong. Si masyarakat tontonan.

Malam hari, sebelum tidur berbagi news of the day di Indonesia hingga luar negeri atau quotes dari orang terkenal di Insta stories atau Twitter. Baca buku dan dicekrek untuk, lagi-lagi, di-share di media sosial. Hm, ya tentu bagian dari masyarakat tontonan.

Jadi, sadar nggak sadar, setiap hari kita sedang show up diri kita ke seluruh dunia, entah dengan tujuan apapun itu. Kita membiarkan diri kita dikonsumsi orang lain tanpa kita resah dan keberatan. Tidak ada yang salah dengan konsep Society of Spectacle ini, tapi cobalah untuk tidak mengganggu ruang publik dengan mempertontonkan hal-hal yang tak semestinya. Semua orang bebas menunjukkan siapa dirinya, tapi caranya juga harus baik dan benar—tidak mencemari dan meresahkan para penonton lain. (*)

BACA JUGA Contoh Pertanyaan Interview Kerja yang Sering Muncul dan Tips Menjawabnya atau tulisan Rode Sidauruk lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Februari 2022 oleh

Tags: Kritik SosialKuliahMahasiswaMedia SosialSociety of Spectacle
Rode Sidauruk

Rode Sidauruk

ArtikelTerkait

Boleh Diadu, Burjo UMS Lebih Unggul Ketimbang Burjo di UNS terminal mojok.co

Boleh Diadu, Burjo UMS Lebih Unggul Ketimbang Burjo di UNS

20 November 2020
Membandingkan Kebiasaan Nongkrong Mahasiswa Indonesia dan Mahasiswa Jepang Terminal Mojok

Membandingkan Kebiasaan Nongkrong Mahasiswa Indonesia dan Jepang

11 November 2022
5 Kampus Bahasa Asing Terbaik di Indonesia yang Bisa Jadi Pilihan Lanjut Studi

5 Kampus Bahasa Asing Terbaik di Indonesia yang Bisa Jadi Pilihan Lanjut Studi

28 September 2025
KRS Itu Fana, yang Abadi Adalah Dosen yang Seenak Jidat Mengubah Jadwal

KRS Itu Fana, yang Abadi Adalah Dosen yang Seenak Jidat Mengubah Jadwal

1 September 2023
Pengalaman Saya Menjadi Marbot Masjid demi Menghemat Biaya Kos yang Semakin Mahal di Kota Malang

Pengalaman Saya Menjadi Marbot Masjid demi Menghemat Biaya Kos yang Semakin Mahal di Kota Malang

15 Agustus 2024
Agar Gelar S.Pd Tidak Lagi Jadi Sarjana Penuh Derita

Agar Gelar S.Pd. Tidak Lagi Jadi Sarjana Penuh Derita

13 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.