Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Acara TV

Membayangkan Dunia Tanpa Drama Korea, Mungkin Ini yang Akan Terjadi

Nuruma Uli Nuha oleh Nuruma Uli Nuha
5 Maret 2025
A A
Membayangkan Dunia Tanpa Drama Korea, Mungkin Ini yang Akan Terjadi Mojok.co

Membayangkan Dunia Tanpa Drama Korea, Mungkin Ini yang Akan Terjadi (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebelum menjadi pencinta drama Korea atau drakor seperti sekarang, saya sempat sama sekali tidak tertarik dengan tontonan asal Negeri Gingseng ini. Namun, mata saya terbuka setelah menonton beberapa judul drakor. Saya terpesona dengan alur dan eksekusi cerita hingga rela maraton seharian, apalagi kalau genrenya cocok.

Sejauh pengalaman saya menyelami dunia drama Korea, saya merasa tontonan ini begitu kaya akan genre dan latar cerita. Namanya memang “drama”, tapi jangan salah, drakor tidak melulu serial menye-menye yang dangkal. Banyak drakor yang menyajikan wawasan baru sehingga pemahaman penontonnya semakin luas. Misalnya, drakor dengan latar belakang bidang medis, hukum, dan investigasi yang punya kasus-kasus dan istilah-istilah rumit. Tidak sedikit juga drakor yang menyelipkan masalah sosial yang lagi hangat. Drakor kadang menjadi gerbang awal penonton untuk mendalami hal-hal baru. 

Terkadang saya membayangkan, bagaimana jadinya kalau saya nggak mengenal drakor ya? Lebih-lebih, bagaimana jadinya dunia ini kalau orang-orang di Korea Selatan sana tidak memproduksi dan mengembangkan drama Korea ya?  Selain kekurangan hiburan, rasa penasaran orang-orang akan berbagai hal mungkin akan berkurang karena memang tidak ada pemicunya.

Korean Hallyu atau Korean Wave tidak akan sebesar sekarang

Selain grup musik boyband dan girlband, drama Korea juga berperan penting terciptanya demam Korea. Melalui adegan-adegan yang ditampilkan dalam drama, gaya hidup penonton perlahan berubah. Penonton memiliki selera fashion dan kecantikan seperti yang dipertontonkan dalam drama.

Tidak hanya itu, Korean Wave juga membawa dampak besar pada industri kuliner. Kini makanan dan minuman asal Korea Selatan telah menjadi bagian dari gaya hidup. Orang-orang tidak asing lagi dengan tteokbokki, ramyeon, kimbap, hingga budaya menikmati makanan di tenda pinggir jalan persis seperti sering muncul dalam adegan drama Korea.

Jika drakor tidak pernah ada, saya rasa gaya hidup ala Negeri Gingseng itu tidak akan pernah populer di Indonesia. Bahkan, perusahaan mi dalam negeri tidak akan terinspirasi membuat berbagai varian produk rasa mi Korea. Tidak dimungkiri, drakor juga menjadi jendela bagi masyarakat Indonesia untuk mengenal lebih dalam budaya, adat istiadat, dan sejarah Korea Selatan. Rasa penasaran orang Indonesia pada Korea Selatan semakin besar hingga kunjungan ke negara itu pun terus meningkat tiap tahunnya. Apabila drakor tidak pernah ada, mungkin minat orang-orang pada Negeri Gingseng tidak akan sebesar itu. 

Drama dari negara lain akan menguasai 

Perlahan drama China (dracin) mulai mendapat tempat di hati penonton Indonesia. Jika sebelumnya hanya drakor sukses menghipnotis para wanita, kini dracin juga mampu menarik perhatian, terutama para pria. Lalu, bagaimana jika drakor menghilang? Tanpa dominasi drakor, peluang besar terbuka bagi drama dari negara lain untuk mengambil alih.

Dracin semakin kuat dengan produksi berkualitas tinggi, drama Thailand (lakorn) juga semakin populer berkat jalan cerita yang unik. Tak hanya itu, drama Bollywood juga berpotensi bangkit kembali, terutama di kalangan ibu-ibu yang dulu setia menonton serial India. Bahkan, telenovela yang sempat berjaya di era 90-an seperti Marimar dan Rosalinda bisa saja kembali hadir dan menguasai pasar.

Baca Juga:

Menonton Drama Korea Reply 1988 yang Legendaris setelah 10 Tahun Rilis

Drama Korea Typhoon Family, Membahas yang Terlewat dalam Debat Perintis vs Pewaris di Media Sosial

Setiap era memiliki zamannya sendiri dalam serial drama televisi di Indonesia. Setelah era telenovela dan drama Bollywood, drakor telah mendominasi selama lebih dari satu dekade. Jika drakor suatu saat kehilangan pamornya, drama dari negara lain sudah siap mengambil alih hati para penonton Indonesia.

Kiblat tayangan romansa bisa berbeda

Banyak orang terhipnotis dengan adegan romantis dalam drakor. Chemistry pasangan hingga kisah cinta yang penuh emosi menjadi daya tarik utama. Tanpa drakor, mungkin standar romantis dalam tayangan kita akan berbeda. Drama India, misalnya, menghadirkan romansa dengan ciri khasnya sendiri. Setiap adegan emosionalnya sering diiringi nyanyian dan tarian, baik saat sedih maupun bahagia.

Sementara itu, drama Thailand sering kali menampilkan romansa yang lebih dramatis, terkadang dipengaruhi isu sosial seperti kekerasan dalam hubungan. Di banyak drama Barat, kisah cinta cenderung lebih realistis dan terkadang tidak selalu berakhir bahagia.

Selain itu, pengaruh drakor dalam membangun ekspektasi terhadap pasangan romantis juga tidak bisa diabaikan. Tanpa drakor, kita mungkin tidak akan terbiasa dengan konsep pasangan yang terlihat perfect match, penuh perhatian, dan memiliki kisah cinta yang emosional.

Pola baper yang kita alami saat menonton pun bisa berubah karena pendekatan romansa dalam tayangan lain memiliki dinamika yang berbeda. Kita tidak akan terbiasa dengan istilah seperti second lead syndrome, adegan hujan yang penuh emosi, atau momen piggyback ride yang ikonik.

Tanpa plot twist yang mind-blowing, drama terasa hambar

Drakor selalu berhasil menghadirkan alur cerita yang penuh plot twist dan mind-blowing. Itu mengapa penonton terus penasaran dengan kelanjutan ceritanya. Begitu berbeda dengan drama India, yang sering kali memiliki alur bertele-tele dan ending yang mudah ditebak. Begitu juga dengan serial drama Indonesia yang cenderung memiliki pola cerita yang serupa sehingga gagal memberikan pengalaman menonton yang fresh dan menegangkan.

Bayangkan jika drakor tidak ada, orang-orang tidak akan terbiasa pada elemen plot twist dan kejutan dalam sebuah drama. Tidak bakal ada tuh tontonan yang membuat jantung berdegup kencang. Tidak akan ada pula momen-momen mendebarkan yang membuat kita menunggu episode berikutnya dengan antusias. Drama tanpa kejutan ibarat makanan tanpa bumbu, datar dan hambar. 

Tidak bisa belajar tentang berbagai profesi secara realistis 

Saya selalu terpikat oleh drakor yang membahas dunia medis. Adegan operasi bedah, otopsi, hingga tindakan darurat ditampilkan dengan detail seolah para aktornya. Para pemain yang totalitas dalam memerankan karakter membuat setiap adegan terasa nyata. Hal serupa juga terjadi pada drakor dengan latar cerita bidang lain. Contohnya, The First Responders yang memperlihatkan aksi petugas pemadam kebakaran dalam menghadapi situasi darurat. Mereka menunjukkan bagaimana prosedur pemadaman api, penyelamatan korban, hingga kerja sama dengan tim medis dan kepolisian. Saya bahkan banyak belajar istilah-istilah dalam dunia medis, pemadam kebakaran, serta investigasi kriminal berkat drakor.

Tanpa drakor, mungkin kita hanya bisa membayangkan bagaimana serunya bekerja sebagai dokter, pemadam kebakaran, atau detektif. Kita tidak akan bisa melihat bagaimana seorang dokter menangani pasien gawat darurat atau melakukan operasi dengan alat-alat canggih. Profesi-profesi ini akan tetap menjadi dunia yang jauh dan sulit dipahami oleh orang awam. Drakor membuka wawasan kita tentang berbagai profesi dengan cara yang menarik dan mudah dipahami. Inilah yang membuatnya menjadi sumber edukasi yang menghibur.

Di atas beberapa hal yang mungkin terjadi kalau drama Korea menghilang dari muka bumi. Kita, para penonton setia drakor, akan kehilangan hiburan berkualitas yang mampu menghadirkan cerita menarik, emosi mendalam, dan karakter yang menginspirasi. Saya kira hidup akan jadi sangat membosankan tanpa hiburan drama Korea. 

Penulis: Nuruma Uli Nuha
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Alasan yang Bikin Saya Kecewa setelah Menonton Squid Game 2

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 Maret 2025 oleh

Tags: drakorDramadrama koreakoreaKorea Selatan
Nuruma Uli Nuha

Nuruma Uli Nuha

Suka nonton drakor, takut hantu tapi hobi koleksi film horor.

ArtikelTerkait

3 Alasan Drakor Netflix When Life Gives You Tangerines Sayang Dilewatkan

3 Alasan Drakor Netflix When Life Gives You Tangerines Sayang Dilewatkan

14 Maret 2025
5 Karakter Utama Pria dalam Drama Korea yang Nggak Agresif Terminal Mojok.co

5 Karakter Utama Pria dalam Drama Korea yang Nggak Agresif

16 Mei 2022
4 Rekomendasi Drama Korea Bertema Hukum Terminal Mojok

4 Rekomendasi Drama Korea Bertema Hukum yang Tak Boleh Dilewatkan

19 Januari 2022
6 Alasan Drama Korea Medis Selalu Populer dan Wajib Ditonton

6 Alasan Drama Korea Medis Selalu Populer dan Wajib Ditonton

29 April 2023
Belajar dari Vincenzo Cassano, Kita Harus Punya Hal-hal Ini untuk Tumbangkan Oligarki terminal mojok.co

Belajar dari Vincenzo Cassano, Kita Harus Punya Hal-hal Ini untuk Tumbangkan Oligarki

28 Mei 2021
Drama Korea pada 2000-2010 yang Berhasil Bikin Kita Terserang Korean Wave Terminal mojok.co

Drama Korea pada 2000-2010 yang Berhasil Bikin Kita Terserang Korean Wave

24 Juli 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jebakan Utang untuk Healing: Bersenang-senang Dahulu, Sengsara Kemudian

Jangan Kasih Utang ke Orang, Traktir Makan Aja: Udah Dapet Pahala, Silaturahmi Tetap Terjaga!

14 November 2025
10 Makanan yang Sering Bikin Salah Paham karena Namanya Mojok.co

10 Makanan yang Sering Bikin Salah Paham karena Namanya

16 November 2025
4 Kelebihan Bayar Parkir Menggunakan e-Money yang Jarang Dibicarakan Orang

4 Kelebihan Bayar Parkir Menggunakan e-Money yang Jarang Dibicarakan Orang

13 November 2025
4 Menu Alif’s Bakery yang Paling Enak dan Wajib Dicoba Mojok.co

4 Menu Alif’s Bakery yang Paling Enak dan Wajib Dicoba

13 November 2025

Drama Korea Typhoon Family, Membahas yang Terlewat dalam Debat Perintis vs Pewaris di Media Sosial

13 November 2025
Jalan Monginsidi, Jalan Braganya Salatiga: Ikonik dan Nggak Kalah Cantik

Jalan Monginsidi, Jalan Braganya Salatiga: Ikonik dan Nggak Kalah Cantik

12 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=xlSfd228tDI

DARI MOJOK

  • Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah
  • Komikus Era 80-an Akui Sulitnya Membuat Karya di Masa Kini, bahkan Harus Mengamati Lewat Drakor untuk Kembangkan Cerita Anak
  • Lari Sambil Nikmati Kopi dan Pastry, Fitbar Hadirkan Shake Out Run Pertama di Indonesia
  • JILF 2025 Angkat Isu Sastra dan Kemanusiaan
  • Momen Terima Gaji Pertama bikin Nangis dan Nyesek di Antara Perasaan Lega
  • Sibuk Skripsian sampai Abaikan Telpon Ibu dan Jarang Pulang, Berujung Sesal Ketika Ibu Meninggal

Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.