ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Kesehatan

Olahraga Lari Adalah Olahraga yang Lebih “Drama” ketimbang Sepak Bola

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
18 April 2025
A A
Olahraga Lari itu Sederhana, Kamu Sendiri yang Bikin Rumit

Olahraga Lari itu Sederhana, Kamu Sendiri yang Bikin Rumit

Share on FacebookShare on Twitter

 

Dalam beberapa tahun terakhir, lari jadi olahraga yang digandrungi oleh banyak orang. Terutama mereka yang kelahiran 95-2000-an. Tiap pagi atau sore, jalanan kota atau lapangan olahraga diisi oleh para pelari dengan outfitnya yang stylish dan mewah. Sepatu merek lokal menghiasi kaki, smartwatch mahal mengalung di tangan, dan TWS yang menyumpal di telinga. Wah berasa orang paling cool dan sehat sedunia.

Yah, sekejap, olahraga lari jadi medium pelarian yang berkualitas lah.

Tapi, setelah menjalani dan mendalami olahraga satu ini, berdasarkan pengalaman saya dan cerita teman-teman lainnya, lari ternyata adalah olahraga yang penuh “drama”. Bahkan lebih drama daripada sepak bola.

Drama di sini artinya berkenaan dengan sesuatu yang emosional dan personal sehingga dalam kondisi tertentu, malah bikin pelari stress sendiri.

Kenapa lari lebih drama ketimbang sepak bola? Perbandingan sederhananya begini. Sepak bola itu, dramanya lebih banyak menyangkut hal yang eksternal, misalnya seperti aksi lawan atau pemain (sebagai penonton) dan tensi di lapangan, reaksi para penonton atau pendukung, serta chemistry atau tekanan dari teman satu tim. Jadi dramanya di sini sifatnya lebih kepada sosial atau kolektif. Istilahnya shared emotional experience.

Sedangkan lari, dramanya itu lebih ke personal mengenai internal atau eksistensi diri. Bisa dibilang, pelari itu jadi sutradara sekaligus penontonnya sendiri. Tidak tampak dari luar, tapi dalam hati dan pikiran penuh konflik dan klimaks

Daftar Isi

  •  Pertarungan dalam diri sendiri
  • Lari adalah candu
  • Outfit lari adalah kunci
  • Jelas lebih drama ketimbang sepak bola

 Pertarungan dalam diri sendiri

Lari itu punya sisi pertarungan internal dalam diri sendiri. Misalnya ketika mulai lari, ada gejolak batin, seperti “kenapa aku harus lari?” atau “Ah malu lah dikira FOMO”. Ada pertanyaan filosofis penuh emosi yang harus dijawab. Tujuannya supaya punya konsistensi.

Ketika sudah mulai, tantangan lain muncul, contohnya ada beberapa teman, mengalami insecurity ketika mengetahui pace lari dan jarak yang dihasilkan tidak secepat dan sejauh orang lain yang di-share di media sosial. Semua itu bikin seseorang jadi maju-mundur. Lanjut apa enggak ya. Apalagi kalau badan sudah terasa sakit-sakitan.

Tapi ketika sudah menjalaninya, pertanyaannya akan berubah “seberapa kuat aku hari ini?” atau “bisakah capaian kemarin dilampaui?”. Banyak yang ketika lari dalam kesendirian, mereka kadang menangis, tertawa, dan berteriak karena hormon endorfinnya meledak. Ada perasaan bebas, haru, dan bangga atas pencapaian diri sendiri.

 Bayangin aja, lari di jalanan sepi saat matahari baru terbit atau nyaris tenggelam. Kemudian musik mengalun di telinga, nafas berat, dan keringat menetes. Kombinasi semua itu rasanya sudah seperti adegan klimaks dalam film drama, tapi diri sendiri yang jadi pemeran utamanya.

Lari adalah candu

Ketika sudah jadi rutinitas, lari jadi candu tersendiri. Sangking candunya, ketika melewatkan jadwal lari, rasanya seperti meninggalkan shalat lima waktu. Rasa bersalah dan berdosa. Drama nggak tuh?

Drama lain adalah perkara pilihan rute atau tempat untuk lari. Karena dilalui dengan penuh rasa emosional, seorang pelari biasanya konsisten di tempat atau rute yang sama. Kalaupun berganti rute, biasanya karena ingin mengejar target baru.

Lah terus dramanya di sebelah mana?

Nah kadang kalau lari bareng-bareng itu, penentuan rute atau lokasi ini bisa jadi debat panjang tersendiri antara sesama pelari. Yah karena itu, semuanya punya preferensi tempat berdasarkan pengalaman emosionalnya sendiri.

Ada pelari yang harus di tempat A karena di situlah tercatat rekor 5 KM pertamanya. Atau di tempat B karena rutenya penuh dengan pelari lain yang segar-segar. Ketika sama-sama ngotot karena pilihan rute yang didramatisir, akhirnya jadi lari sendiri-sendiri.

Selain itu, yang nggak kalah drama soal lari adalah perkara outfit yang digunakan. Mulai dari pilihan sepatu yang nggak boleh asal-asalan. Sebab, sepatu itu partner dalam perjalanan sunyi. Kalau cocok, seseorang bisa candu dengan lari Tapi kalau salah pilih, konsekuensinya nggak main-main. Ada yang lecet di tumit, ada yang jari kakinya sampai lebam sehingga trauma dan nggak mau lari lagi. kondisi itu tentu membuat seseorang harus berdialog dengan diri sendiri.

Outfit lari adalah kunci

Selanjutnya soal pakaian, mulai dari baju, celana, dan sportwatch. Semua harus disiapkan. Kaos yang salah bisa bikin gerah berlebihan atau terasa berat saat basah kena keringat. Celana yang terlalu longgar bisa melorot, dan yang terlalu ketat bisa membuat tidak nyaman di bagian-bagian sensitif. Kadang, yang kamu pikir “udah paling cocok” ternyata malah mengganggu gerakan atau bikin chafing iritasi di paha karena gesekan berulang. Hal sepele yang bisa bikin kamu jalan pincang keesokan harinya.

Sementara untuk sportwatch, benda ini dianggap cukup sakral. Pasalnya ketika semua sudah siap tapi ternyata daya baterainya lupa diisi full sehingga tinggal beberapa persen, bisa jadi pelari akan mengutuk diri sendiri. Soalnya tanpa itu, pelari nggak bisa ukur pace, jarak, atau waktu. Semua usaha jadi seakan sia-sia. Kan itu yang ingin dipamerin. Ngerti nggak sih?

Perkara outfit ini tentu jadi drama batin tersendiri, pasalnya semua itu harus dimiliki dengan dana yang tentunya nggak sedikit. Jadi bakal mikir jeru. Beli apa nggak ya? Kalau beli, nanti malah nggak konsisten. Tapi beli semua itu kan mendukung konsistensi? Nah loh drama, bingung kan?

Jelas lebih drama ketimbang sepak bola

Semua akan makin drama ketika pelari ini mulai digoda untuk ikut event marathon yang biaya pendaftarannya ratusan ribu hingga jutaan itu. Belum lagi perkara biaya transportasi menuju lokasi event.

Semua hal di atas yang membuat saya berkesimpulan bahwa olahraga lari yang katanya cuma modal niat dan kaki ini, nyatanya punya sisi drama yang penuh emosi ketika didalami.

Tapi terlepas dari itu, olahraga lari memang pantas dijuluki olahraga yang intimate experience. Karena setiap langkah yang dilalui selalu membawa seseorang untuk merefleksi diri, entah itu tentang makna hidup, konsistensi, atau pelarian sejenak dari berbagai persoalan yang pelik.

Jadi kesimpulannya, jika sepak bola adalah arena bertarung antarmanusia, olahraga lari adalah arena bertarung bagi diri sendiri. Diam, tapi berdengung. 

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Olahraga Lari itu Sederhana, Kamu Sendiri yang Bikin Rumit

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 April 2025 oleh

Tags: Dramaolahraga lariSepak Bola
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Pekerja Teks Komersial. Kosong adalah isi, isi adalah kosong.

ArtikelTerkait

4 Hal yang Sebaiknya Dilakukan Manchester United dan Ini Serius terminal mojok.co

4 Hal yang Sebaiknya Dilakukan Manchester United dan Ini Serius

5 Oktober 2020
4 Macam Sensasi Tempat Duduk di Stadion Manahan Solo terminal mojok.co

4 Macam Sensasi Tempat Duduk di Stadion Manahan Solo

13 Januari 2022
Nggak Cuma Membosankan, Jadi Fans Timnas Indonesia Juga Melelahkan

Nggak Cuma Membosankan, Jadi Fans Timnas Indonesia Juga Melelahkan

7 Mei 2022
propaganda malaysia nasi kandar FAM Malaysia PSSI sepak bola Mojok

FAM Kok Udah Memulai Kompetisi Musim Baru sih? Contoh PSSI dong!

24 Desember 2020
Antara Persis, PSIM, dan PSS: Identitas Ganda Orang Kabupaten Klaten Pilih Tim Sepak Bola terminal mojok.co

Antara Persis, PSIM, dan PSS: Identitas Ganda Orang Kabupaten Klaten Pilih Tim Sepak Bola

9 Januari 2021
Fans Bola Layar Kaca yang Hobi Banter Harusnya Berantem Betulan Saja

Fans Bola Layar Kaca yang Hobi Banter Harusnya Berantem Betulan Saja

24 Mei 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
4 Tempat Wisata Blora yang Sebenarnya Menarik asal Pelancong Tahu Waktu yang Tepat Mojok.co

4 Tempat Wisata Blora yang Sebenarnya Menarik asal Pelancong Tahu Waktu yang Tepat

Isu Ijazah Jokowi Palsu Adalah Isu Goblok, Amat Tidak Penting, dan Menghina Kecerdasan, Lebih Baik Nggak Usah Digubris!

Isu Ijazah Jokowi Palsu Adalah Isu Goblok, Amat Tidak Penting, dan Menghina Kecerdasan, Lebih Baik Nggak Usah Digubris!

Botol Minum Tupperware Sering Tumpah Jadi Kenangan Buruk Saat SD Mojok.co

Botol Minum Tupperware Sering Tumpah Jadi Kenangan Buruk Saat SD

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kata Siapa Gaji Guru Swasta itu Bercanda? Gaji Kami Gede kok (Syarat dan Ketentuan Berlaku)!

Gaji Guru 25 Juta per Bulan Itu (Baru) Masuk Akal, Kualitas Baru Bisa Ditingkatkan kalau Sudah Sejahtera!

24 Mei 2025
Saya Menduga Branding Lamongan Adalah Jalan Rusak, karena Sampai Sekarang Tidak Diperbaiki, Seakan-akan "Dipelihara"

Saya Menduga Branding Lamongan Adalah Jalan Rusak, karena Sampai Sekarang Tidak Diperbaiki, Seakan-akan “Dipelihara”

19 Mei 2025
Gaji ke-13 PNS: Tradisi Musiman yang Dirayakan dengan Sepatu Baru dan Kecemasan Baru

Gaji ke-13 PNS: Tradisi Musiman yang Dirayakan dengan Sepatu Baru dan Kecemasan Baru

21 Mei 2025
Pengalaman Ditolong Saat Motor Mogok dan Nggak Punya Uang Menyadarkan Saya Jogja Masih Berhati Nyaman Mojok.co

Pengalaman Ditolong Saat Motor Mogok dan Nggak Punya Uang Menyadarkan Saya Jogja Masih Berhati Nyaman

19 Mei 2025
Sleeper Bus Membius 2 Teman Saya, Bikin Lupa Kereta Eksekutif (Wikimedia Commons)

Sleeper Bus Membius 2 Teman Saya, Membuat Mereka Berpikir Ulang Naik Kereta Eksekutif

23 Mei 2025
Kuliah S2 Teknik Sipil Terasa Percuma karena Belum Pernah Kerja di Perusahaan Konstruksi Mojok.co

Kuliah S2 Teknik Sipil Terasa Percuma karena Belum Pernah Kerja di Perusahaan Konstruksi

21 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=Zbmdu5T4vVo

DARI MOJOK

  • Sarjana Jadi Ojek LC dan PSK di Jakarta Barat karena Ijazah S1 Tak Guna, Ngaku Kerja Kantoran agar Orangtua Bangga
  • Setelah Lulus Kuliah Buka Grup WA Jurusan Terasa Menyebalkan, Isinya Info Loker Nggak Jelas dan Orang Pamer Pencapaian
  • Kampus di Bawah Kementerian Pertahanan Tak Membuat Saya Menyesal Melepas Beasiswa S2 dari UGM buat Jadi Dosen
  • Tinggal di Kos Dekat UPN Jogja: Murah tapi Mewah, Fasilitas bikin Iri Penghuni Kos Rp700 Ribu
  • Siswa “Terpintar” SMA Sombong Bakal Lolos Mudah ke PTN, Berakhir Kuliah di Kampus Tak Terkenal setelah Dua Tahun Gagal UTBK
  • Butuh Gaji Rp15 Juta untuk Hidup Nyaman di Jakarta, Perantau yang Miskin Kudu Rela Tinggal Bersama Kecoa-Tikus dan Melahap Makanan Sisa

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.