Halo Mbak Pacarnya Mantan, Untuk Apa Stalking Saya? Insecure, Ya? – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Artikel

Halo Mbak Pacarnya Mantan, Untuk Apa Stalking Saya? Insecure, Ya?

Utamy Ningsih oleh Utamy Ningsih
9 Maret 2020
0
A A
Halo Mbak Pacarnya Mantan, Untuk Apa Stalking Saya? Insecure, Ya?

Halo Mbak Pacarnya Mantan, Untuk Apa Stalking Saya? Insecure, Ya?

Share on FacebookShare on Twitter

Saya ini termasuk satu dari entah berapa banyak orang yang ketika sudah putus dengan pacar, sebenarnya tidak langsung memilih untuk memblokir dia dari media sosial. Biarin aja gitu. Selama masih memungkinkan dan tidak mengganggu kenyamanan, mau berteman (di medsos) juga hayukk.

Dulu kalau ditanya sama teman atau sahabat alasannya apa? saya selalu jawab: biar mantan masih bisa stalking. Biar mantan nggak penasaran gimana hidup saya tanpa dia, hahaha. Dua alasan yang tentu saja hanya sekadar candaan belaka. Dua alasan yang sudah sangat cukup untuk membuat mereka yang bertanya merasa enek bukan main.

Namun, siapa sangka dua kalimat tersebut ternyata menjadi sedikit kenyataan. Tidak sepenuhnya kenyataan, karena kejadiannya tidak 100% sama dengan apa yang saya katakan. Benar bahwa saya distalking. Benar bahwa ada yang penasaran sama hidup saya setelah tidak lagi sama Mas mantan. Tetapi yang stalking dan (sebut saja kepo) bukan Mas mantan. Yang stalking dan kepo malah pacarnya. Nah loh.

Pacarnya mantan ini ketahuan habis ngelike sebuah foto yang saya unggah pada tahun 2016 yang lalu. Waktu itu kebetulan saya lagi main medsos, terus ada notifikasi like, tapi saya merasa sedikit asing dengan nama akunnya. Pas saya cek, eh tahunya yang ngelike itu akun pacarnya Mas mantan. O..ow, saya habis distalking nih yah?


Saya langsung heran dan bertanya-tanya dong, kok saya distalking? Ada apa nih? Sempat gitu kepikiran untuk bertanya sama Mbaknya; maksudnya stalking akun saya tuh apa? Kalau mau berteman ayukk, ada yang mau ditanyain juga boleh banget.

Tetapi, setelah saya ingat-ingat lagi apa yang dulu sudah dia lakukan, niat itu saya urungkan. Saya ingat banget, dulu dia pernah fitnah saya ke keluarganya Mas mantan. Dia cerita bahwa saya ganggu hubungan mereka, saya belum move on. Pokoknya kesannya saya nggak suka mereka bahagia. Padahal yang terjadi sebenarnya dia kecewa karena Mas mantan masih pakai tanggal lahir saya sebagai PIN ATM-nya—padahal kami putusnya sudah sekitar dua tahun.

Katakanlah kejadian itu bikin Mbaknya jadi sakit hati banget, kecewa, merasa pacarnya nggak jujur atau belum bisa move on. Tapi, monmaap nih, dari kejadian itu, salah saya di mana, Mbak? Kok jadi saya yang difitnah?

Difitnah itu sakit banget loh, Mbak. Apalagi waktu itu mereka (keluarganya Mas mantan) juga percaya banget sama Mbaknya. Waktu itu saya diam bukan karena saya merasa salah, saya diam karena saya yakin: kebenaran akan menemukan jalannya. Dan memang terbukti toh, semua itu cuma rekayasa Mbaknya.

Saya juga sudah sempat mau memblokir kalian, tapi Mbaknya bilang kalau diblokir berarti saya memang masih sakit hati karena kalian bahagia. Ya sudah, saya nggak ngeblokir. Sekarang, setelah melalui semua fitnahan itu dengan diam saja, kenapa malah ada drama baru—tiba-tiba stalking saya? Ngeri tauukkk.

Sempat juga gitu kepikiran untuk bertanya sama Mas mantan: ngapain pacar kamu stalking saya? Mau tahu apa istimewanya saya dibanding dia? Atau mau tahu apa yang ada pada dirinya yang nggak ada sama saya? Atau mau bikin status yang menyinggung saya lagi? Hmm.

Tapi lagi-lagi niat itu saya batalkan. Bukan apa-apa, ntar kalau yang pegang HP-nya ternyata adalah pacarnya? Kan jadi drama baru lagi. Ntar saya disangka GANGGU COWOK ORANG! Duh, malas banget nggak sih?

Sebenarnya nih yah, stalking ataupun nggak sengaja ngelike itu adalah hal yang biasa terjadi. Saya pun pernah kok mengalaminya. Saya pernah stalking akun penulis idola saya, saya juga pernah nggak sengaja ngelike unggahan akun gosip, dan saya juga pernah sengaja stalking dan nggak sengaja ngelike.

Masalahnya adalah, Mbaknya kan nggak suka nih sama saya, benci katanya, tapi kok malah stalking? Nyari apaan di medsos saya, Mbak? Kalau mau tahu banyak tentang saya, ntar saya kirimin CV saya aja, gimana Mbak? Daripada repot cari sendiri.

Atau mungkin Mbaknya mau cari bahan dari medsos saya untuk menggiring opini bahwa saya belum bisa move on? Percuma Mbak, nggak akan dapat. Masih pacaran aja saya jarang posting tentang dia, apalagi sudah putus, wqwqwqwq.

Eh, atau Mbaknya sudah mau berteman dengan saya, tapi bingung ntar mau ngobrolin tentang apa? Hmm… gimana kalau kita mulai dengan pertanyaan: kenapa dulu Mbaknya tega memfitnah saya? Eh, salah yah? Upss

Oke, sekarang serius. Begini Mbak, saya paham dan saya mengerti, namanya orang mencintai, nggak ada yang mau kehilangan. Sebisa mungkin dijaga banget. Apalagi dari gangguan mantan. TAPI, yang harus diingat, kita bisa menganggap mantannya pacar itu sebagai ancaman kalau memang mantannya pacar kita tuh ngerecokin. Kalau dia nggak ngapa-ngapain, ya jangan diapa-apain juga dong. Kalaupun misalnya mantannya pacar masih ada rasa, selama dia nggak merugikan hubungan yang sedang kita jalani, ya cuekin aja. Biarin dia galau. Kita kan nggak bisa mengatur perasaan orang.

Daripada sibuk dengan urusan masa lalu yang sebenarnya nggak penting, mending Mbak mikirin hidup Mbak ke depannya. Banyak hal yang lebih bermanfaat dibanding mencari satu hal yang sebenarnya tidak ada.

Selain percaya sama pasangan, Mbaknya juga harus percaya sama diri sendiri. Harus pede Mbak. Tanamkan dalam hati dan pikiran, sekeren apa pun mantannya, saya pacarnya yang sekarang. Nggak perlu membanding-bandingkan diri. Kalaupun ternyata Mbaknya lebih keren daripada mantannya pacar, nggak perlu menjadikan mantannya pacar sebagai satu hal yang harus ada dalam hubungan kalian. Memang apa sih enaknya terus-terusan membahas masa lalu? Sekali-sekali sih masih bisa dimaklumi, tapi kalau keseringan? Sudah kayak undur-undur aja, sukanya jalan mundur.


Aslinya saya itu nggak mau terlalu heboh sama masalah ini, tapi gimana dong, Mbaknya keseringan drama sih.

Awalnya bikin drama dengan nanya-nanya tentang Mas mantan, saya nggak mau jawab, Eh…saya dibilang masih cinta. Ya udah, saya jawab, tahunya malah dibilang pengemis cinta. Habis itu memfitnah saya, lalu bikin status di media sosial yang menyinggung saya. Saya diemin, eh Mbaknya malah penasaran sama saya. Hidupmu kok ribet banget, Mbak?

Tapi, namanya kejadian, baik ataupun buruk pasti ada hikmahnya. Nah, salah satu hikmahnya dari kejadian ini adalah, setelah berbulan-bulan nggak nulis karena nggak tahu mau nulis apaan, saya jadi punya bahan nih buat nulis. Seneng deh.

Terima kasih Mbak pacarnya mantan. Semoga bahagia selalu, yah Mbak. Peace, love, and gaul…

BACA JUGA Pacarnya Mantan yang Menyebalkan atau tulisan Utamy Ningsih lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Maret 2020 oleh

Tags: Mantan PacarPacaranpacarnya mantan
Utamy Ningsih

Utamy Ningsih

Suka Membaca, Belajar Menulis.

Artikel Lainnya

Pacaran kok Tuker-tukeran Media Sosial, Situ Waras?

Pacaran kok Tuker-tukeran Media Sosial, Situ Waras?

13 Mei 2022
4 Tips Menagih Utang kepada Mantan Pacar agar Tak Jadi Beban dalam Hati

4 Tips Menagih Utang kepada Mantan Pacar agar Tak Jadi Beban dalam Hati

22 April 2022
Twenty Five Twenty One: Perpisahan Adalah Jalan Terbaik untuk Yi Jin dan Hee Do Terminal Mojok.co

Twenty Five Twenty One: Perpisahan Adalah Jalan Terbaik untuk Yi Jin dan Hee Do

4 April 2022
Forecasting Love and Weather Jangan Pacaran dengan Teman Sekantor Terminal mojok

Forecasting Love and Weather: Jangan Pacaran dengan Teman Sekantor

19 Februari 2022
Malam Minggu Sengget: Pacaran 3 Hari, Sakitnya Sampai Saat Ini terminal mojok.co

Malam Minggu Sengget: Pacaran 3 Hari, Sakitnya Sampai Saat Ini

29 Januari 2022
move on PDKT gagal cinta kandas mojok.co

Apa yang Sebenarnya Terjadi pada Orang yang Butuh Waktu Lama untuk Move On?

30 Agustus 2021
Pos Selanjutnya
Punya Default Wajah Kalem Juga Banyak Nggak Enaknya, Kok!

Punya Default Wajah Kalem Juga Banyak Nggak Enaknya, Kok!

Terpopuler Sepekan

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara Starbucks Membuat Orang Tertarik Beli meski Tahu Harganya Mahal

13 Mei 2022
Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja Terminal Mojok.co

4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja

19 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa Terminal Mojok

Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa

17 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Syaeful Cahyadi: Menceritakan Makam Untuk Menggali Konteks Kesejarahan
    by Ali Ma'ruf on 20 Mei 2022
  • Konsep Transmigrasi Sudah Kuno, Kemendes Terapkan Transpolitan
    by Yvesta Ayu on 20 Mei 2022
  • Rahasia Mie Gacoan Jadi Jagoan Mie Pedas di Jawa dan Bali
    by Isidorus Rio Turangga Budi Satria on 19 Mei 2022
  • Nasirun, Santrinya, dan Lukisan-lukisan yang Pulang
    by Arif Hernawan on 19 Mei 2022
  • Cerita Simone Inzaghi yang Sering Dibandingkan dan Stefano Pioli yang Kerap Diremehkan
    by Ali Ma'ruf on 19 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In