Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Guru Usia Senja Ikut Ujian PPPK, Kisah Sedih yang Selalu Terulang

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
17 September 2021
A A
PPPK usia senja mojok

PPPK usia senja mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Cerita guru usia senja ikut PPPK yang menyedihkan adalah kabar buruk di September yang katanya ceria ini.

Kemarin, karena lagi suntuk dengan tugas akhir perkuliahan, saya akhirnya baca-baca trending twitter, sekalian nyari keributan apa yang bisa ditertawakan. Yah, keributan di twitter memang sering kali berupa hal-hal sepele yang bikin mbatin “gini aja diributin”. Meski demikian, hal tersebut sangat menyenangkan untuk ditertawakan.

Namun, ketika sedang mencari kegembiraan tersebut, ndilalah pemuncak klasmen dari trending twitter adalah PPPK. Setelah membaca beberapa postingan, alih-alih menemukan humor yang menggelitik, saya malah menemukan cerita-cerita sedih.

Salah satu cerita yang paling banyak menguras air mata adalah tentang seorang bapak-bapak berusia 50 tahun lebih, yang mengikuti seleksi PPPK dengan niatan meningkatkan kesejahteraan. Rambut putihnya seperti menunjukkan kalau blio sudah mengabdikan diri selama puluhan tahun, serta mungkin sudah mengikuti tes sejenis ini beberapa kali.

Sebelum lebih jauh, saya terangkan dulu apa itu PPPK secara singkat ya. Jadi, PPPK adalah pegawai ASN yang diangkat dengan perjanjian kerja oleh Pembina Pembina Kepegawaian. Mereka mendapat gaji dan tunjangan layaknya PNS, tapi nggak dapet dana pensiun. Durasi kerja selama setahun hingga tiga tahun, tergantung kinerja.

Saya tidak bisa membayangkan betapa susahnya blio untuk mengerjakan ratusan soal lewat komputer. Betapa tertatihnya blio menggerakkan mouse, mengisi biodata, dan semua soal sesuai aturan di layar komputer dengan sabar dan perlahan.

Saya saja yang usianya jauh di bawah blio, sering merasa pegal-pegal di bagian punggung serta pedih di daerah mata ketika mengerjakan soal yang jumlahnya seratusan di layar komputer. Apalagi blio yang sudah 50 tahun lebih.

Saya yakin blio juga capek. Namun, mau gimana lagi? Prosedurnya memang seperti ini, jadi diikuti saja sekuat-kuatnya, semampu-mampunya.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

Dari beberapa postingan yang saya baca, guru-guru usia senja yang tidak begitu lihai menggunakan komputer ini terpaksa harus mundur karena nilainya tidak mencukupi. Mungkin mereka kecewa. Tapi, mungkin juga tahun depan mereka akan mencobanya lagi. Ya, gimana lagi? Mereka memang tidak punya cukup pilihan.

Selain guru tersebut, ada juga guru honorer yang terlihat mengikat celana longgarnya dengan tali rafia. Iya, TALI RAFIA. Tentu saja ini bukan gimik atau bahkan prank. Ini memang gambaran yang nyata dari kondisi ekonomi para guru yang jauh sekali dari kata sejahtera.

Cukup sedih ketika membaca cerita-cerita perjuangan mereka yang sudah lama mengabdi tapi belum mendapat imbalan serupa. Gaji guru—khususnya guru honorer—memang cukup memprihatinkan. Saya sampai tidak sanggup menuliskan nominalnya.

Meski tidak lama, saya juga sempat menjadi guru. Bagi saya, beban kerja dan gaji sangat tidak sesuai. Ya, gimana, tanggung jawab guru adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, menata akhlak, mengasah keterampilan, serta beban moral lainnya. Namun, nominal gaji yang diterima bahkan tidak mungkin bisa mencukupi kehidupan harian seorang guru.

Sialnya, ketika kami pengin protes akan nominal gaji kami, lingkungan menganggap kalau guru harus ikhlas, nggak usah ngarepin materi duniawi.

Bahkan beberapa waktu lalu ada mantan Menteri Pendidikan yang dengan santai sekali mengatakan kalau gaji guru sedikit tidak masalah, nanti masuk surga. Lha, dikira beli lalapan bisa pakai pahala doang apa gimana?

Parahnya lagi, teriakan secara diam-diam ini sudah lamaaa sekali terjadi. Dan yang lucu adalah respons dari pemerintah, ketika guru-guru mengeluh akan gaji yang sangat tidak manusiawi, alih-alih memberikan tambahan gaji, pemerintah malah memberikan anugerah kalau guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Warbiyasah.

Selalu saja embel-embel akhirat dilekatkan untuk membalas pengabdian guru, padahal mereka sekarang hidup di dunia, dan konsekuensi logis hidup di dunia adalah butuh materi duniawi untuk tetap hidup dengan riang dan gembira.

Guru-guru usia senja yang mengikuti tes PPPK adalah gambaran betapa lebih baik guru diberi tanda jasa yang melimpah tanpa embel-embel pahlawan, daripada sekadar dianugerahi gelar pahlawan yang tak berarti apa-apa di mata dunia.

Sehat-sehat untuk semua guru di mana pun berada, semoga kalian tetap diberi kekuatan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 September 2021 oleh

Tags: guruPahlawanPendidikanPPPKtanda jasa
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Penulis yang tinggal di Lamongan.

ArtikelTerkait

67 kosakata bahasa madura

Duka di Balik Gemerlap Toko Kelontong Madura

5 Februari 2023
Memetakan Perjalanan Orang Tua Mencari Pendidikan Berkualitas untuk Anak terminal mojok.co

Memetakan Perjalanan Orang Tua Mencari Pendidikan Berkualitas untuk Anak

25 Februari 2021
Calon Mahasiswa Perlu Mempertimbangkan 5 Hal Ini Sebelum Memutuskan Kuliah di UPI Bandung biar Nggak Kecewa

Calon Mahasiswa Perlu Mempertimbangkan 5 Hal Ini sebelum Memutuskan Kuliah di UPI Bandung biar Nggak Kecewa

16 Mei 2024
kemenkeu mengajar pendidikan mojok

Sebenarnya Kemenkeu Mengajar untuk Siapa sih?

17 November 2020
UU Perlindungan Guru, Hal Darurat yang Harus Segera Digarap agar Masa Depan Negara Ini Tak Semakin Gawat

UU Perlindungan Guru, Hal Darurat yang Harus Segera Digarap agar Masa Depan Negara Ini Tak Semakin Gawat

30 Oktober 2024
Membandingkan Platform Belajar Paling Asyik Antara Ruangguru dan Zenius terminal mojok.co

Ruangguru vs Zenius. Mana yang Paling Asyik?

6 Desember 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.