Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Gunungkidul Adalah Sebaik-baiknya Kabupaten untuk Tempat KKN

Jevi Adhi Nugraha oleh Jevi Adhi Nugraha
9 Juli 2022
A A
Gaduh Ikon Gunungkidul dan Pembangunan Tugu Tobong Gamping yang Ngadi-ngadi

Gaduh Ikon Gunungkidul dan Pembangunan Tugu Tobong Gamping yang Ngadi-ngadi (Abid99 via Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa hari yang lalu, rombongan mahasiswa datang ke kampung saya, Gunungkidul, untuk melaksanakan program KKN. Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya diminta Pak RW untuk njagongi para mahasiswa dari salah satu kampus ternama di Jogja ini. Dengan senang hati, saya pun langsung menemui mereka dan sempat berbincang-bincang hangat tentang banyak hal, terutama masalah kekeringan di Gunungkidul.

Hampir setiap ada mahasiswa KKN yang datang ke kampung halaman, pasti mereka menanyakan ketersediaan air bersih. Tentu ini dapat dimaklumi. Sebab, tidak sedikit media massa, baik online maupun cetak, kerap membombardir berita-berita tentang kekeringan yang melanda Gunungkidul. Padahal, Gunungkidul itu sangat luas, yang tentu tidak semua wilayah terdampak kekeringan, salah satunya di desa saya.

Meski berada di lereng bukit dan jauh dari peradaban kawula mletre, tetapi desa saya tidak pernah kekeringan dan semoga tidak akan pernah. Bahkan, pada 2017 lalu wilayah saya justru pernah banjir akibat luapan aliran sungai di kampung sebelah.

Maka dari itu, saya mencoba untuk menjelaskan, menenangkan, sekaligus meyakinkan kepada para mahasiswa KKN bahwa Gunungkidul adalah sebaik-baiknya kabupaten untuk tempat KKN. Ya, banyaknya tempat wisata yang indah dan warganya yang dikenal cukup ramah, membuat siapa saja yang datang ke Gunungkidul akan merasa betah. Selain itu, ada sejumlah alasan Gunungkidul menjadi daerah paling tepat untuk KKN, antara lain:

#1 Nggak perlu khawatir kelaparan

Seperti yang sudah diketahui, tidak sedikit mahasiswa luar daerah yang mengira bahwa semua tempat di Gunungkidul selalu kekeringan dan kesulitan mencari bahan pokok makanan. Jelas, ini tidak sepenuhnya benar. Kekeringan memang kerap melanda di beberapa wilayah di Gunungkidul, tetapi itu hanya sebagian kecil, sisanya cukup subur dan gemah ripah loh jinawi.

Maka dari itu, kamu tidak perlu khawatir dan resah tidak bisa makan dan minum. Tenang, mayoritas warga Gunungkidul adalah pecinta wedangan. Ya, tradisi minum teh ini hampir setiap hari dilakukan oleh masyarakat, terutama saat pagi dan sore. Dengan ditemani kanca wedang, seperti gatot, puli tempe, dan aneka umbi-umbian, mereka jagongan bersama dengan keluarga menikmati hidup.

Tentu saja, jika ada mahasiswa KKN lewat di depan rumah biasanya warga akan ngampirke atau meminta kamu untuk menemani mereka wedangan. Sebagai mahasiswa yang sedang KKN di kampung, pastikan kamu tidak menolak ajakan tersebut. Sebab, jika sampai menolak, kamu akan dianggap jijik dengan masakan atau makanan orang kampung dan tentu akan menyinggung perasaan warga.

#2 Banyak acara

Sistem gugur-gunung atau gotong-royong yang tinggi menjadi salah satu karakter masyarakat Gunungkidul yang sampai saat ini masih terjaga. Sikap guyub rukun ini bisa dilihat dari kegiatan sehari-hari masyarakat, mulai dari tradisi sambatan (membangun rumah secara bersama-sama), hajatan, mitoni, kenduri, rasulan, dan masih banyak lagi.

Baca Juga:

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Kasihan Solo, Selalu Dibandingkan dengan Jogja, padahal Perbandingannya Kerap Tidak Adil!

Nah, banyaknya acara lokal tersebut tentu sangat menguntungkan bagi para mahasiswa KKN. Mahasiswa yang tengah KKN tidak perlu membuat program yang ndakik-ndakik, cukup aktif mengikuti kegiatan di masyarakat dan nimbrung begitu saja. Kamu hanya perlu memastikan ponsel tetap menyala dan silakan untuk jeprat-jepret sepuasnya. Lumayan, kan, dapat program tambahan?

#3 Disayangi bocil

Terlepas dari banyaknya investor yang mulai bermunculan, tapi mayoritas warga Gunungkidul sampai saat ini masih penduduk asli. Hal ini yang kemudian membuat masyarakat tampak guyub dan cukup bersahabat. Selain itu, anak-anak di Gunungkidul juga sangat bahagia jika kampung mereka didatangi para mahasiswa KKN.

Setiap kali ada mahasiswa yang sedang KKN, bocil ini dengan antusias dan penuh kasih sayang selalu menyambangi Posko KKN. Maklum, biasanya mas-mas dan mbak-mbak KKN ini kerap membawa barang-barang mewah, seperti laptop, smartphone canggih, dan pakaian edgy. Tak pelak, ini akan membuat anak-anak tertarik untuk datang ke Posko KKN. Ya, sekadar bermain gadget atau gelendotan di bahu peserta KKN.

Selain membuat program-program unggulan, seperti bikin plang dan membuat pupuk kandang, kamu juga bakal momong bocah-bocah yang cukup asik diajak berdiskusi. Untuk itu, kamu bakal betah hidup di Gunungkidul karena disayangi anak-anak.

#4 Minimnya penerangan dan banyak jalan gronjal

Tidak bisa dimungkiri bahwa Gunungkidul masih minim lampu penerangan dan banyak jalan yang gronjal dan amburadul. Ya, di pelosok-pelosok desa di Gunungkidul masih banyak jalan yang tidak ada lampunya. Ini membuat jalan begitu gelap, sunyi, dan suasana cukup mencekam.

Selain minim lampu penerangan, tidak sedikit juga jalan-jalan di area perkampungan yang rusak, belum diaspal, dan jembatan ambruk tidak terurus. Tentu, kondisi ini cukup memprihatinkan karena menghambat aktivitas warga sehari-hari.

Nah, kurangnya lampu di pinggir jalan ini bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa KKN untuk membuat program penerangan jalan. Cukup membelikan beberapa gulung kabel dan lampu 30 watt, kamu sudah bisa menerangi kehidupan warga dan memberi kenangan manis untuknya.

Selain itu, kamu juga bisa menjadi penyambung lidah warga Gunungkidul untuk menyampaikan keluh-kesah terkait banyaknya jalan rusak kepada pemerintah. Maklum, kami ini orang kampung yang kadang suka pekewuh dan sungkan jika harus terus-terusan meminta pihak terkait untuk memperbaiki jalan rusak. Apalagi meminta agar harga minyak goreng dan cabai rawit di pasaran segera turun, tentu kami angkat tangan, Mas, Mbak..

Maka dari itu, kami pasrahkan persoalan bangsa ini kepadamu, wahai mahasiswa KKN! Biarkan kami, warga desa, tetap fokus menanam jagung, singkong, dan padi agar tetap bisa menghidupi para pejabat di negeri ini.

Penulis: Jevi Adhi Nugraha
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Hal yang Nggak Ada di Gunungkidul tapi Sering Dicari Wisatawan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 Juli 2022 oleh

Tags: gatotGunungkidulkekeringanKKNpilihan redaksi
Jevi Adhi Nugraha

Jevi Adhi Nugraha

Lulusan S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berdomisili di Gunungkidul.

ArtikelTerkait

5 Pekerjaan Sampingan yang Nggak Ribet dengan Cuan yang Lumayan Mojok.co

5 Pekerjaan Sampingan yang Nggak Ribet dengan Cuan yang Lumayan

16 Agustus 2024
Kecamatan Srumbung, Kecamatan Paling Menyedihkan di Kabupaten Magelang

Srumbung, Kecamatan Paling Menyedihkan di Kabupaten Magelang

22 November 2024
4 Film dan Series MCU yang Perlu Ditonton Sebelum Nonton Doctor Strange in the Multiverse of Madness Terminal Mojok

4 Film dan Series MCU yang Perlu Ditonton Sebelum Nonton Doctor Strange in the Multiverse of Madness

3 Mei 2022
9 Mi Instan Murah di Bawah Dua Ribu Rupiah Terminal Mojok

9 Mi Instan Murah di Bawah Dua Ribu Rupiah

10 April 2022
Akhir-akhir Ini Bandung Lebih Layak Disebut sebagai Kota Pengemis Dibandingkan Kota Romantis

Akhir-akhir Ini Bandung Lebih Layak Disebut sebagai Kota Pengemis Dibandingkan Kota Romantis

10 Agustus 2024
Jenang Dawet, Kuliner Tradisional Khas Gunungkidul yang Nggak Setenar Nasi Tiwul Terminal Mojok

Jenang Dawet, Kuliner Tradisional Khas Gunungkidul yang Nggak Setenar Nasi Tiwul

17 Mei 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.