• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Rasulan, Ekspresi Nyata Kegembiraan Masyarakat Gunungkidul

Nikma Al Kafi oleh Nikma Al Kafi
8 Maret 2021
A A
rasulan gunungkidul mojok (1)

rasulan gunungkidul mojok (1)

Share on FacebookShare on Twitter

Gunungkidul, secara geografis dikenal sebagai wilayah yang memiliki seribu bukit yang mengandung batuan kapur. Juga wilayah yang dikelilingi bejibun pantai yang memanjakan mata. Gunungkidul juga merupakan wilayah paling tandus alias tidak subur dibanding wilayah lain di Yogyakarta. Bahkan, secara ekstrem, pada masa lalu mungkin sampai saat ini, Gunungkidul dikenal sebagai wilayah yang sering mengalami kekeringan.

Tak bisa dimungkiri, kekeringan adalah bencana alam yang tak terhindarkan di Gunungkidul. Masyarakat pun perlahan terus mencari solusi untuk mewaspadai kondisi kesulitan air, misalnya membuat tampungan air hujan atau membuat kolah lebih luas. Kendati demikian, yang terpenting adalah pemerintah daerah harus selalu pasang mata memperhatikan kondisi serta menjamin kelayakan hidup masyarakat.

Tetapi cerita tentang masa-masa sulit di musim kemarau itu harus dikubur dalam- dalam ketika musim penghujan telah datang. Seperti seseorang yang lama tak bertemu dan rindu terhadap kekasihnya. Kehadiran serta perjumpaan dengan hujan begitu menggembirakan bagi warga Gunungkidul. Kemudian mereka pun menyambut hujan dengan menanam tumbuhan palawija, terutama padi.

Setelah beberapa waktu menanam padi, lalu padi merunduk, menguning dan kemudian dipanen. Di situlah puncak seluruh masyarakat Gunungkidul merayakan kegembiraan dengan sebuah tradisi pasca-panen yang disebut Rasulan. 

Rasulan merupakan sebuah tradisi dan ritus sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang telah mereka tuai yang disertai harapan agar musim yang akan datang menjadi musim lebih baik dan dihindarkan dari segala musibah. Tradisi tersebut dimulai dengan kenduri alias doa bersama, kemudian kirab budaya dengan ikon gunungan hasil panen dari petani.

Tak hanya menjadi sebuah ritus, kegiatan Rasulan juga menjelma menjadi sebuah festival yang menghadirkan pertunjukan kesenian seperti jathilan, kethoprak, reog dan wayang. Bahkan jika waktunya memadai juga diselenggarakan hiburan olahraga macam sepak bola dan voli. 

Serangkaian acara hiburan tersebut adalah pemuncak dari tradisi Rasulan. Anda sekalian bisa membayangkan, Gunungkidul yang akrab dihadapkan dengan kondisi sulit, seketika menjadi gemerlap diwarnai kebahagiaan masyarakat melalui sebuah tradisi.

Hal tersebut yang menjadikan masyarakat Gunungkidul secara keseluruhan semakin antusias menantikan Rasulan. Sesungguhnya masyarakat luar daerah pun bisa ikut menyaksikan dan merayakan Rasulan. Ditambah dapat menikmati segala bentuk makanan yang dijajakan. Setiap perayaan Rasulan, banyak sekali pedagang-pedang yang mendirikan warung dadakan. 

Tradisi ini sering menarik masyarakat yang merantau pun untuk meluangkan waktunya pulang ke kampung halaman. Pada titik ini, Rasulan seraya hari besar selain hari-hari besar keagamaan bagi masyarakat Gunungkidul.

Bisa disimpulkan, secara sosial, Rasulan juga menunjukan gambaran fisik atas ekspresi kegembiraan masyarakat Gunungkidul setelah melewati masa bercocok tanam hingga memanen. Bahkan pengejawantahan ekspresi kegembiraan setelah melalui masa sulit saat kemarau. Sehingga pada esensinya, perayaan ini tak hanya melambangkan hubungan manusia dengan Sang Khalik, tetapi juga meningkatkan hubungan kerukunan serta silaturahmi antar sesama.

Namun, ketika sedang di masa pandemi yang belum rampung sampai detik ini, semua jenis perayaan apa pun tak dapat diselenggarakan secara maksimal. Gambaran menyenangkan dalam setiap perayaan pun harus diurungkan. Begitu juga dengan perayaan ini. Seperti yang terjadi di kampung saya, Gerotan, Tepus, Rasulan hanya digelar dengan kenduri. Kemungkinan hal yang sama juga terjadi di kecamatan lain.

Barang tentu, menggelar sebuah perayaan dengan cara yang tak utuh, maksudnya tidak sepenuhnya dilaksanakan seperti sediakala membuat saya merasa kehilangan. Dalam konteks Rasulan ini, saya merasa kehilangan akan kemeriahaan dan keseruannya. Begitupun apa yang dirasakan dengan masyarakat di kampung, salah satunya Kakek saya.

Tetapi beliau memberi pernyataan yang membuat saya harus berlapang dada memaklumi kondisi saat ini. Beliau mengatakan, “Meski perayaan besar termasuk Rasulan tidak diselenggarakan secara meriah, yang terpenting kita tidak kehilangan keistimewaan memperingati hari besar tersebut.”

Rasulan tahun kemarin, dan mungkin juga tahun ini, akan berbeda dibanding perayaan tahun-tahun sebelumnya. Tapi, terkadang akan dating masa di mana kita harus menunda apa yang biasanya dirayakan untuk kepentingan yang lebih besar lagi.

Sumber gambar: Wikimedia Commons.

BACA JUGA Ironi UMK Gunungkidul yang Tak Seindah Pantainya dan tulisan Nikma Al Kafi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Desember 2021 oleh

Tags: Gunungkidulrasulan

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Nikma Al Kafi

Nikma Al Kafi

Lahir di Gunungkidul. Nggak bisa berenang dan memanjat pohon. Mahasiswa Sastra Indonesia di UAD, 2019.

ArtikelTerkait

Rasulan Gunungkidul: Tradisi Baik yang Berubah Jadi Ajang Adu Gengsi

Rasulan Gunungkidul: Tradisi Baik yang Berubah Jadi Ajang Adu Gengsi

17 Maret 2023
Gunungkidul Handayani, Jalan Rusak (Tetap) Abadi wisata jeglongan sewu

Wisata Jeglongan Sewu: Destinasi Terbaik di Gunungkidul buat Uji Nyali

11 Maret 2023
Darurat Gunung Sewu: Kalau Uang Sudah Berbicara, Gunung pun Dihancurkan!

Darurat Gunung Sewu: Kalau Uang Sudah Berbicara, Gunung pun Dihancurkan!

28 November 2022
Betapa Bahagianya Jadi Warga Gunungkidul, Jadi Turis di Kampungnya Sendiri

Betapa Bahagianya Jadi Warga Gunungkidul, Jadi Turis di Kampungnya Sendiri

11 November 2022
Surat Terbuka untuk Bupati Gunungkidul yang Lagi Sibuk Bikin Taman Kota

Surat Terbuka untuk Bupati Gunungkidul yang Lagi Sibuk Bikin Taman Kota

24 Oktober 2022
Jogja Istimewa, Gunungkidul Merana

Wisata Gunungkidul: Warga Membangun, Pemodal Menggusur

14 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
spoiler aot MAPPA terpesona Mengulik Persamaan Menkes Budi Gunadi dan Reiner Braun dari Attack on Titan  terminal mojok.co

Azab Apakah yang Pas untuk Tukang Spoiler?

Cara Membedakan Hotel Esek-esek dan Hotel Beneran biar Nggak Salah Masuk mojok.co/terminal

Cara Membedakan Hotel Esek-esek dan Hotel Beneran biar Nggak Salah Masuk

Serial Dokumenter Kematian Elisa Lam Menunjukkan Tingkat Kepo Netizen bisa Berbuah Keji terminal mojok.co

Serial Dokumenter Kematian Elisa Lam Menunjukkan Tingkat Kepo Netizen yang Keterlaluan



Terpopuler Sepekan

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa
Pendidikan

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

oleh Elyatul Muawanah
20 Maret 2023

Sebagus-bagusnya tempat kursus bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare, pasti tetap ada kekurangannya.

Baca selengkapnya
Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

19 Maret 2023
Percayalah, Jangan Main ke Kebumen, Nanti Bakal Nyesel

Percayalah, Jangan Main ke Kebumen, Nanti Bakal Nyesel

21 Maret 2023
5 Keunikan Purbalingga yang Tidak Dimiliki Daerah Lain (Unsplash.com)

Keluh Kesah Menjadi Warga Kabupaten Purbalingga

22 Maret 2023
Suka Duka Tinggal di Pelosok Kabupaten Bangkalan Madura

Suka Duka Tinggal di Pelosok Kabupaten Bangkalan Madura

20 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!