• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Grup WhatsApp Keluarga Besar Adalah Kawah Candradimuka Sebelum Berdebat di Sosial  Media

Adi Sutakwa oleh Adi Sutakwa
24 Januari 2021
A A
Grup WhatsApp Keluarga Besar Adalah Kawah Candradimuka Sebelum Berdebat di Sosial  Media

Dilema Privasi dan Serb Salah Saat Memutuskan Keluar dari Grup WhatsApp terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Jangan remehkan pergumulan yang terjadi di grup WhatsApp keluarga besar, karena dari sinilah para ahli cangkeman dan prodigy buzzer kenamaan akan lahir. Setidaknya itulah kesan pertama saya ketika beberapa waktu lalu dimasukkan ke dalam grup WhatsApp trah keluarga besar kakek dari jalur almarhum bapak saya. Artinya, saya adalah benang putus yang diharapkan mau menyambung kembali basa basi komunikasi dengan keluarga bapak.

Sayangnya, alih-alih murni sebagai ajang silaturahmi, grup WhatsApp yang dihuni oleh hampir seluruh jalur silsilah keluarga ini bisa sangat kejam kontennya. Dalam hemat saya, grup WhatsApp ini malah lebih cocok disebut sebagai kawah candradimuka sebelum menghadapi sosial media. Sepertinya Tuhan memang belum rela melepaskan saya dari ujian iman dan kesabaran lewat konten grup WhatsApp yang nggak karuan. Terakhir kali, saya pernah menulis tentang untung rugi tergabung dalam grup WhatsApp kompleks perumahan.

Bagaimana tidak? Grup WhatsApp keluarga besar itu salah satu lingkaran dengan sebaran titik latar kehidupan yang paling acak. Bisa digolongkan berdasarkan usia, tempat tinggal, kota tempat kuliah atau kerja, jenis atau bidang pekerjaan, hingga sumber bacaan atau mazhab informasi yang dianut. Parahnya lagi, semua perbedaan latar belakang itu juga akan makin ruwet dengan pengaruh circle pertemanan yang berbeda pula.

Awalnya sih bisa sangat tidak mencurigakan, misalnya dengan kembali memperkenalkan diri lengkap dengan alamat domisili saat ini. Lantas mulai saling upload foto lengkap terkini anggota keluarga inti, hingga saling pamer cucu cicit yang kelihatannya lucu tapi akhirnya malah curcol dan sambat Si Cucu kepalang rewel. Makin kesini mulai terasa atmosfer mencurigakan dari grup WhatsApp keluarga besar, misalnya tentang konten video singkat sarat informasi sesat yang tentu saja nggak pernah jelas asal usulnya.

Pertanyaan tentang kapan kawin dan postingan foto masa kecil lengkap dengan ingus serta kulit kusam nan buluk mungkin hanya tingkat terendah dari level perdebatan di grup WhatsApp keluarga besar. Paling-paling kita cuma akan dicie-ciein konten foto gebetan atau pacar yang sering diunggah ke story Instagram. Kejadian konyol lainnya paling banter akan disandingkan konten then and now foto jadul dengan wajah glowing saat ini yang sudah penuh dengan asam garam dan cerita petualangan gonta-ganti lokasi skin care-an.

Ada lho pembahasan tanpa muara kata sepakat berkat polarisasi politik cebong kampret yang bikin mendidih ubun-ubun. Untunglah saling hujat tokoh junjungan yang berlangsung sejak 2014 itu mulai mereda karena sikap “legowo” Pak Prabowo yang mau mengabdi sebagai menteri. Meskipun demikian, di luar dugaan bergabungnya Sandi beberapa waktu lalu justru kembali bikin perpecahan di grup WhatsApp keluarga besar. Pemanas suasananya bukan lagi kedua kubu, melainkan hanya terjadi di kubu kampret.

Sekelompok penghuni grup WhatsApp keluarga besar yang tadinya bersatu padu mendukung Prabowo Sandi jelas berasal dari pecahan kelompok yang sama, simpatisan PKS atau mantan pendukung organisasi dakwah dan sayap kampus yang berafiliasi dengan PKS. Tentu saja ada yang kecewa dengan keputusan Sandi bergabung dalam kabinet, ada pula yang tetap setia yang memuja setinggi-tingginya Akhi Sandi yang diceritakan dimana-mana katanya hobi puasa sunnah dan salat Dhuha.

Dari sinilah pertarungan saling sanggah makin meruncing, tausiyah harian berganti konten seputar kesabaran dalam menegakkan perjuangan dakwah. Pihak yang terlanjur kecewa wis kebacut mrengut dan memilih jalan ninja menekuni buku-buku kiri dan memproklamirkan diri jadi penganut golput sejati. Adik-adik seumuran SD-SMP-SMA yang makin bosan belajar di rumah malah nggak peka dan terus-terusan latihan bikin konten TikTok harian, berharap viral kaya Chika Chandrika katanya.

Sementara para cucu dan mantu laki-laki di bawah usia 30-an malah janjian mabar dan memilih nggak urusan dengan sengketa grup WhatsApp keluarga besar yang semakin menajam. Saya sebagai jebolan anak Maiyahan dan pengikut Nahdlatul Muhammadiyyin, lebih memilih menjadi jalan tengah. Membumikan konsep begawan ala Mas Sabrang tentang apa yang benar, bukan siapa yang benar. Meyakinkan soal akhlak itu letaknya di ruang tamu, dan kebenaran justru paling bijak disembunyikan di dapur.

Dengan demikian, saya harap lewat grup WhatsApp keluarga besar ini, bukannya diimpor segala kekacauan politik dan perkembangan budaya. Akan tetapi, justru diupayakan terciptanya insan-insan yang akal pikirannya mengendap, jernih keputusan dan perbuatannya. Sehingga jika pun kelak jadi satu di antara relawan dan pasukan buzzer lima tahunan, saya bisa dengan tenang dan percaya bahwa kerabat saya itu bukanlah jadi muara onar dan kekacauan media sosial.

BACA JUGA Dilema Privasi Saat Ingin Keluar dari Grup WhatsApp dan tulisan Adi Sutakwa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 Januari 2021 oleh

Tags: grupWhatsapp

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Adi Sutakwa

Adi Sutakwa

Overweight demi ibadah dan kemaslahatan umat.

ArtikelTerkait

10 Keunggulan Telegram yang Nggak Bisa Kita Temukan di WhatsApp Terminal Mojok

10 Keunggulan Telegram Dibandingkan WhatsApp

11 Januari 2023
Menjawab Pertanyaan Kenapa Cewek Sering Mengecek Viewers Status WA dan IG Story Terminal Mojok

Menjawab Pertanyaan Kenapa Cewek Sering Mengecek Viewers Status WA dan IG Story?

24 November 2022
5 Alasan Orang Suka Menumpuk Chat WhatsApp di HP Terminal Mojok

5 Alasan Orang Suka Menumpuk Chat WhatsApp di HP

18 November 2022
9 Fitur Rahasia WhatsApp yang Nggak Diketahui Semua Orang Terminal Mojok

9 Fitur Rahasia WhatsApp yang Nggak Diketahui Semua Orang

13 November 2022
Membela secara Historis Orang-orang yang Mematikan Fitur Centang Biru WhatsApp terminal mojok.co

Membela secara Historis Orang-orang yang Matikan Fitur Centang Biru WhatsApp

30 Juli 2021
5 Hal yang Bikin Seseorang Gercep Lihat Story tapi Lemot Balas Chat WhatsApp terminal mojok

5 Hal yang Bikin Seseorang Gercep Lihat Story tapi Lemot Balas Chat WhatsApp

17 Juni 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
keluarga beti web series mojok

6 Tokoh Paling Menyebalkan dalam Web Series Keluarga Beti

Jangan-jangan Negara yang Sering Disindir Film India Itu Indonesia? terminal mojok.co

Jangan-jangan Negara yang Sering Disindir Film India Itu Indonesia?

4 Kejadian yang Akan Terjadi Setelah Luffy Topi Jerami Dibaiat Jadi Raja Bajak Laut terminal mojok.co

4 Kejadian yang Akan Terjadi Setelah Luffy Topi Jerami Dibaiat Jadi Raja Bajak Laut



Terpopuler Sepekan

Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema (Unsplash)
Pojok Tubir

Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema

oleh Joko Yuliyanto
3 Februari 2023

Hati nurani dan akal sehatmu, di mana Yuli Sumpil tuwekan aneh?

Baca selengkapnya
4 Alasan Wajib Pakai Telkomsel meski Cuma Kartu Cadangan Terminal Mojok Farzand01 Shutterstock

Telkomsel, Provider Seluler yang Diskriminatif

4 Februari 2023
Warnet Bokep di Jogja yang Pernah Jaya Bersama Pornhub (Unsplash)

Warnet Bokep di Jogja yang Pernah Jaya Bersama Pornhub

1 Februari 2023
Dosa Penjual Es Kelapa Muda dan Amalan untuk Menghindarinya

Dosa Penjual Es Kelapa Muda dan Amalan untuk Menghindarinya

2 Februari 2023
Rekomendasi 3 Miedes di Bantul dengan Rasa yang Ngangenin

Rekomendasi 3 Miedes di Bantul dengan Rasa yang Ngangenin

4 Februari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .