Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

Gen Z Kerja di Perusahaan Startup Bukan karena Malas dan Menghindari Pekerjaan Berat. Nyatanya Startup Memang Lebih Nyaman dari Perusahaan Konvensional

Noor Annisa Falachul Firdausi oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
14 Juni 2024
A A
Gen Z Kerja di Perusahaan Startup Bukan karena Malas dan Menghindari Pekerjaan Berat. Nyatanya Startup Memang Lebih Nyaman dari Perusahaan Konvensional

Gen Z Kerja di Perusahaan Startup Bukan karena Malas dan Menghindari Pekerjaan Berat. Nyatanya Startup Memang Lebih Nyaman dari Perusahaan Konvensional (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai Gen Z, kami bukannya malas atau manja, tapi kerja di perusahaan startup memang lebih nyaman dan aman.

Generasi Z (Gen Z) belakangan ini sering banget dikata-katain yang bikin mereka identik sama image tertentu. Salah satu image yang melekat banget sama Gen Z adalah suka pilih-pilih kerjaan.

Gen Z yang memiliki rentang umur 14-29 tahun disebut hanya mau bekerja di perusahaan startup yang katanya lebih santai. Sebutan yang diperuntukkan bagi Gen Z ini juga sering kali diikuti dengan kritikan bahwa Gen Z nggak mau kerja berat, mental tempe, dan manja. Gara-gara hal itu, startup pun punya citra dan bahkan sering mem-branding diri sebagai tempat kerjanya anak muda.

Tapi, masih ada nggak sih Gen Z yang malah memilih untuk berkarier di perusahaan konvensional biasa alih-alih kerja di startup? Ya masih. Cuma jumlahnya mungkin nggak sebanyak generasi-generasi sebelumnya.

Alasan Gen Z lebih menyukai start up dibanding perusahaan konvensional juga banyak faktornya, dan bukan semata-mata karena kita mengiyakan bahwa kami nggak mampu kerja keras. Saya termasuk Gen Z. Saya dan teman-teman seumuran saya kebanyakan memulai karier dari startup, bukan perusahaan konvensional, karena alasan-alasan berikut ini.

#1 Perusahaan startup bebas dari hierarki dan senioritas

Rata-rata perusahaan konvensional punya struktur atau hierarki jabatan yang ribet banget. Hierarki jabatan lantas memunculkan senioritas. Jabatan-jabatan sentral dan vital biasanya diduduki oleh generasi baby boomers. Nah, senioritas dan baby boomers adalah dua kata yang paling dibenci oleh Gen Z. Soalnya senioritas dan baby boomers rata-rata identik dengan yang namanya semena-mena dan fixed mindset.

Sebagian baby boomers punya sifat keras kepala dan ingin menang sendiri. Apalagi kalau sudah punya jabatan penting dan kebetulan merasa semua pendapatnya paling benar, makin-makin deh tuh.

Banyak sekali kasus pegawai junior yang harus tunduk dan nggak boleh mendebat atasannya. Tiap ada rapat, hampir nggak ada musyawarah karena tujuan utama rapat adalah untuk nge-acc permintaan atasan, bukan berdiskusi.

Baca Juga:

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

Loker Management Trainee Membuat Orang Biasa Susah Masuk Perusahaan Impian: Nggak Semua Orang Ingin Jadi Manajer!

Inilah yang dibenci banget sama Gen Z. Gen Z terbiasa menyuarakan pendapat mereka dan lebih suka lingkungan kerja yang bisa ngasih ruang untuk berbicara. Buat Gen Z, berdebat itu sah-sah aja, asal tujuannya memang jelas dan bukan debat kusir belaka. Tapi di perusahaan konvensional sering kali nggak ada kesempatan sama sekali untuk berdialektika.

#2 Perusahaan startup lebih fleksibel

Apa itu berangkat kerja pakai jas dan dasi, stay di kubikel 8-5, dan pakai bahasa formal 24/7? Saya pernah mengalami fase itu dan sumpah deh rasanya badan pegel banget dan otak cepat burn out.

Di perusahaan startup, banyak hal yang dibikin gampang dan fleksibel. Banyak banget startup yang mengizinkan pegawainya work from anywhere (WFA). Mau kerja di kafe, rumah, perpustakaan, bahkan di kereta, boleh-boleh aja dengan syarat kerjaan kelar. Kerjaan harus lembur pun nggak harus diselesaikan di kantor. Bahkan saya pernah kerja di startup yang memperbolehkan pegawainya nyambi kuliah. Tapi nanti pulang kuliah harus lembur buat “ganti” jam kerja.

Di perusahaan startup juga biasanya nggak ada yang namanya seragam-seragaman. Mau pakai kaos dan sandal pun gas saja. Dan soal bahasa, boleh banget pakai bahasa gaul dan menyebut diri sendiri dengan “gue” atau “aku”, alih-alih “saya”.

#3 Isinya Gen Z dan teman yang seumuran

Rekan kerja yang seumuran akan lebih mudah ditemukan di startup. Memiliki teman yang umurnya nggak beda jauh akan membuat siapapun jadi cepat dekat dan sefrekuensi saat ngobrol.

Sementara itu, kalau kerja di perusahaan konvensional yang range umur antarpegawainya jauh, potensi nggak nyambung saat ngobrol itu jadi lebih besar. Beda generasi, beda pembahasan. Gen Z di sela-sela kerja mungkin bakal ngobrolin skandal pacarannya Ryu Jun Yeol sama Han So Hee. Sementara itu, baby boomers dan Gen X bakal bandinginnya sama skandal Ray Sahetapy yang ninggalin Dewi Yull. Jelas Gen Z nggak merasa relate karena beda zaman.

Adanya rekan kerja yang seumuran juga bikin alur kerja lebih santai. Gen Z yang biasanya adalah team player bisa bebas berkolaborasi atau tukar pikiran sama rekan kerjanya. Nggak perlu nunduk-nunduk atau sampai harus pasang muka palsu demi bisa menyenangkan atasan.

#4 Lebih welcome sama fresh graduate seperti Gen Z

Lowongan-lowongan perusahaan konvensional sebagian besar ngasih syarat yang berat banget untuk entry level. Benefit yang diberikan untuk pegawainya memang nggak main-main, sih. Selain gaji, perusahaan konvensional juga ngasih tunjangan-tunjangan lain, bahkan ada yang ngasih mess karyawan. Tapi semuanya sia-sia dong kalau Gen Z yang sebagian besar adalah fresh graduate saja nggak masuk kualifikasi.

Kondisi itu beda banget sama perusahaan startup yang kebanyakan lebih ramah fresh graduate. Syarat-syarat untuk bisa daftar ke suatu startup sebagian besar nggak ribet. Nggak perlu deh sampai harus minta tanda tangan ke kelurahan atau bikin SKCK.

Dan yang paling menyenangkan adalah di startup jarang ada orang dalam (ordal) atau anak titipan. Keberadaan ordal emang meresahkan banget. Banyak kejadian pelamar kerja gagal keterima karena kalah oleh anak titipan. Padahal skill yang dimiliki oleh ordal sering kali jauh di bawah pelamar kerja yang berkompetisi lewat jalur resmi.

Bekerja di perusahaan startup bukan berarti Gen Z mau menghindari pekerjaan berat. Bagi kami, budaya kerja di startup lebih aman dan nyaman dibandingkan perusahaan konvensional biasa.

Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Gen Z di Dunia Kerja: Punya Potensi, tapi Kurang Disukai Rekan Kerja Sendiri.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Juni 2024 oleh

Tags: Budaya Perusahaangen zkaryawan startupperusahaanstart upstartup
Noor Annisa Falachul Firdausi

Noor Annisa Falachul Firdausi

Alumnus UGM asal Yogyakarta yang lagi belajar S2 Sosiologi di Turki

ArtikelTerkait

Universitas Terbuka, Tempat Kuliah yang Cocok untuk Milenial dan Gen Z

Universitas Terbuka, Tempat Kuliah yang Cocok untuk Milenial dan Gen Z

27 November 2023
Tokopedia, e-Commerce Paling Dipercaya dan Nyaman buat Milenial & Gen Z Terminal Mojok.co

Tokopedia, e-Commerce Paling Dipercaya dan Nyaman buat Milenial & Gen Z

26 Agustus 2022
5 Pengalaman Unik Saya sebagai Gen Z yang Bekerja sebagai Guru Mojok.co

5 Pengalaman Unik Saya sebagai Gen Z yang Bekerja sebagai Guru

28 Agustus 2024
Penyalahgunaan Beasiswa KIP-K oleh Koket Girl Viral di Media Sosial. Apa sih Koket Girl Itu?

Penyalahgunaan Beasiswa KIP-K oleh Koket Girl Viral di Media Sosial. Apa sih Koket Girl Itu?

2 Mei 2024
Gen Z: Generasi Google Maps, tapi Buta Geografi

Ironi Gen Z: Generasi Google Maps, tapi Buta Geografi

20 Februari 2024
5 Istilah Seputar Percintaan Gen Z yang Perlu Diketahui Generasi Lain

5 Istilah Seputar Percintaan Gen Z yang Perlu Diketahui Generasi Lain

4 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.