Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

Malangnya Nasib Gen Z, Terlanjur Dicap Nggak Becus di Dunia Kerja

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
15 November 2023
A A
Malangnya Nasib Gen Z, Terlanjur Dicap Nggak Becus di Dunia Kerja Mojok.co

Malangnya Nasib Gen Z, Terlanjur Dicap Nggak Becus di Dunia Kerja (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sial betul nasib Gen Z hari ini. Eksistensinya menjadi olok-olokan generasi sebelumnya yang merasa lebih tahu dan paling senior dalam banyak hal. Gen Z dikomentari terkait pertemanan, media sosial, mengatur uang, hingga dinamika dunia kerja. Semuanya serba salah—bahkan nyaris selalu dianggap salah.

Tenang, wahai Gen Z. Saya bilang sejak awal, kalian sial di hari ini saja, tidak dengan hari depan. Percaya sama saya, isu soal Gen Z yang selalu bikin mangkel akan lenyap seiring munculnya generasi baru yang dianggap lebih menyebalkan. Begitulah template-nya. Saya dan rekan-rekan angkatan Gen Y (milenial) juga pernah ada di posisi serupa. Kami dilabeli pemalas, manja, dan dikit-dikit handphone/media sosial oleh Gen X. Bisa jadi, Gen X juga mendapat perlakuan yang sama dari Boomers.

Gen Z dan dunia kerja

Satu hal yang perlu menjadi sorotan saat ini, para Gen Z mulai memasuki dunia kerja. Sementara, dunia kerja masih didominasi oleh generasi-generasi lebih tua yang menganggap mereka sebelah mata. Generasi lebih tua kadung melabeli mereka dengan banyak hal, seperti punya mentalnya lemah, nggak sopan, maunya kerja gaji dua digit, dan banyak hal negatif lain.

Mau tidak mau, suka atau tidak, karyawan yang lebih senior atau atasan di kantor, harus berdamai dengan keberadaan Gen Z. Toh pada akhirnya, generasi yang banyak diolok-olok itulah yang akan menjadi partner kolaborasi di masa depan. Daripada memfokuskan energi untuk melihat kelemahan-kelemahan generasi ini, atasan di kantor bisa mulai mencari cara agar para Gen Z tetap nyaman selama bekerja. Menyusun strategi agar Gen Z punya motivasi mumpuni dan memiliki pencapaian sesuai dengan KPI. 

Sebenarnya generasi-generasi sebelumnya hanya perlu sedikit mengambil jarak dari label-label Gen Z yang terlanjur melekat selama ini. Mereka perlu melihat secara jernih, apakah generasi yang kerap diolok-olok itu memang demikian? Niscaya akan ada jalan tengah mempertemukan Gen Z dengan generasi-generasi sebelumnya. 

Glorifikasi mental health

Saat ini saya lihat beberapa perusahaan atau kantor mulai memiliki jalan tengah untuk menghadapi isu-isu yang kerap disuarakan Gen Z. Soal kesehatan mental yang kerap diglorifikasi misalnya. Beberapa perusahaan atau kantor sudah menyediakan psikolog atau biaya konsultasi ditanggung oleh kantor. Gen Z bisa memanfaatkan fasilitas semacam itu untuk tidak self-diagnose. 

Apabila memang perlu ke profesional, mereka perlu komunikasi hal ini ke atasan. Sebaliknya, atasan perlu menormalisasi hal ini. Toh, akan secara tidak langsung akan terlihat dari kinerjanya, kan?

Gen Z tidak sopan

Konon, masalah lainnya dari generasi ini adalah terlalu blak-blakan. Output-nya menjadi nggak sopan kepada kolega, senior, dan atasan. Hal ini akan menjadi sederhana jika atasan bersedia untuk melakukan coaching secara personal. Agar masing-masing individu saling memahami maksud dan tujuan satu sama lain. 

Baca Juga:

5 Dosa Jurusan Ekonomi yang Bikin Lulusannya Kagok di Dunia Kerja

Realitas Pahit Lulusan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Prodi Laris yang Susah Cari Pekerjaan

Atasan punya peranan penting untuk menjadi penengah. Senior—apalagi yang mengaku dari Gen X dan Y—sudah selayaknya belajar memberi arahan. Bukan memperkeruh dengan cara mencaci di balik layar. Percuma.

Nggak perlu Gen Z. Ente-ente sekalian juga kalau bermasalah, kemudian nggak diingatkan secara langsung, malah kacau, kan? Bagaimana bisa tau letak kesalahan seseorang apabila tidak ada yang mengingatkan dan mengarahkan? Jadi nggak usah baper dan bawa-bawa generasi. 

Kalau sedang melakukan kesalahan, ya, beri tahu salahnya di mana. Apa yang harus dilakukan, dibenahi, agar ke depannya bisa bekerja sesuai SOP. Bila perlu, ketika melakukan kesalahan, minta bukti/ceritakan alur kerja mereka sebelumnya seperti apa. Sebaliknya, ketika sedang melakukan hal yang benar, lakukan recognition. Mention dan sampaikan bahwa mereka sudah melakukan hal yang sesuai dengan tanggung jawab dan SOP.

Gaji dua digit, tapi nggak mau kerja

Terkait anggapan Gen Z itu pintar, tapi nggak mau kerja. Sebenarnya mudah saja membongkar stereotip ini. Tinggal menggunakan KPI untuk mengukurnya. Gen Z maupun pegawai lainnya yang bisa memenuhinya, berarti mereka bisa bekerja dengan baik. 

Soal gaji yang ingin langsung dapat dua digit, tenang saja, berjalannya waktu mereka akan sadar dengan sendirinya kok. Seiring pengalaman kerja yang didapat, mereka akan sadar bahwa gaji dua digit itu tidak mudah. Mereka akan menyadari standar skill dan jabatan yang harus dimiliki untuk gaji dua digit. Kalau dipikir-pikir lagi, bukankah kita semua seperti Gen Z pada zamannya? Sebagai pemula di dunia kerja, kita juga sempat menginginkan banyak hal yang muluk-muluk dari kantor kita. 

Boleh jadi solusi yang saya sampaikan terkesan sederhana. Namun, coba direnungkan kembali, beberapa di antaranya terlalu sering diabaikan dan tidak ada tindakan nyata, kan? Padahal mau dari generasi mana pun, dalam bekerja, fairness, recognition, dan saling support menjadi salah tiga komponen yang penting untuk diaplikasikan.

Penulis: Seto Wicaksono
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Gen Z yang Terbebani karena Selalu Dituntut Sukses di Usia Muda

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 November 2023 oleh

Tags: dunia kerjagen zLowongan KerjaMilenialpekerjaanstereotip
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Stereotip Cowok Fitness Adalah Gay Sesatnya Minta Ampun terminal mojok.co ngegym cowok gay homo

Stereotip Cowok Fitness Adalah Gay Sesatnya Minta Ampun

17 Oktober 2020
Meluruskan Anggapan Keliru Warga Ibu Kota Terhadap Surabaya terminal mojok

Meluruskan Anggapan Keliru Warga Ibu Kota Jakarta Terhadap Surabaya

12 Oktober 2021
resign

Bagi Para Karyawan, Semua Akan Resign Pada Waktunya

19 Juni 2019
5 Ide Usaha yang Cocok bagi Ibu Rumah Tangga, Pekerjaan Sampingan dengan Cuan Menjanjikan Mojok.co

5 Ide Usaha yang Cocok untuk Ibu Rumah Tangga, Bisa Dikerjakan dari Rumah dan Cuan Menjanjikan

24 Agustus 2024
Bukan Ibadah Salat Saya yang Kecepetan, tapi Salat Anda yang Kelamaan mojok.co/terminal

Syarat Kerja ‘Rajin Sholat Lima Waktu’ kok Terasa Begitu Ganjil, Ya?

24 Januari 2021
5 Hal terkait Jurusan Jurnalistik yang Kerap Disalahpahami Terminal Mojok

5 Hal terkait Jurusan Jurnalistik yang Kerap Disalahpahami

29 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Ilmiah dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

17 November 2025
5 Dosa Jurusan Ekonomi yang Bikin Lulusannya Kagok di Dunia Kerja

5 Dosa Jurusan Ekonomi yang Bikin Lulusannya Kagok di Dunia Kerja

18 November 2025
Sewon Bantul Tidak Hanya Kampus ISI, Ada 3 Tempat Ini yang Membuatnya Semakin Menarik Mojok.co

Sewon Bantul Tidak Hanya Kampus ISI, Ada 3 Tempat Ini yang Membuatnya Semakin Menarik

15 November 2025
Legenda Berwajah Baru, New Wisata Wendit, Bisa Jadi Tempat Liburan Akhir Tahun yang Nyaman Di Malang, Belum Terlalu Ramai Pula

Legenda Berwajah Baru, New Wisata Wendit, Bisa Jadi Tempat Liburan Akhir Tahun yang Nyaman Di Malang, Belum Terlalu Ramai Pula

17 November 2025
Sematang Borang, Kecamatan Paling Menyedihkan di Palembang

Sematang Borang, Kecamatan Paling Menyedihkan di Palembang

13 November 2025
5 Kasta Ikan Asin yang Biasa Tersaji di Meja Makan

5 Kasta Ikan Asin yang Biasa Tersaji di Meja Makan

16 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=xlSfd228tDI

DARI MOJOK

  • Kisah Seorang Pengelana dari Pakistan yang Menemukan Indahnya Toleransi di Universitas Sanata Dharma
  • Menolak Kerja di Dubai yang Bergaji Puluhan Juta demi Temani Ibu yang Sedang Sakit dan Bertahan dengan Gaji UMR Jogja
  • Kala Puskesmas Hadir di Gang-Gang Sempit, Anak Muda dan Lansia Jogja Tak Punya Alasan Untuk Sakit
  • Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah
  • Komikus Era 80-an Akui Sulitnya Membuat Karya di Masa Kini, bahkan Harus Mengamati Lewat Drakor untuk Kembangkan Cerita Anak
  • Lari Sambil Nikmati Kopi dan Pastry, Fitbar Hadirkan Shake Out Run Pertama di Indonesia

Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.