ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Demi Menjaga Lingkungan, Apa Sebaiknya Kita Mandi Sehari Sekali Saja?

Asep Sandi Ruswanda oleh Asep Sandi Ruswanda
24 Januari 2021
A A
Demi Menjaga Lingkungan, Apa Sebaiknya Kita Mandi Sehari Sehari Saja? teminal mojok.co

Demi Menjaga Lingkungan, Apa Sebaiknya Kita Mandi Sehari Sehari Saja? teminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

 Saya sebenarnya cukup minder menggunakan kata “menjaga lingkungan” dalam tulisan ini. Buka apa-apa, level saya masih terlalu pemula buat ngomongan isu tersebut. Namun saya rasa itu yang tepat. 

Ide tulisan ini bermuara dari sebuah vlog dari akun Londokampung yang membahas sebuah keluarga Australia setelah 30 tahun di Indonesia. Dalam video itu, Dave si “londo kampung” bertanya kepada orangtuanya, “Dalam sehari, mandi sekali sehari atau dua, tiga, empat kali?” Bu Heda, ibunya Dave, menjawab bahwa ia selalu mandi dua kali sehari di Indonesia, tapi ia hanya mandi sekali sehari di Australia.

Yang menarik dari video tersebut justru adalah alasan Bu Heda. Dengan heroik, patriotik, dan cinta lingkungan, ia mengatakan bahwa selain karena kebudayaan mandi di Australia dan Indonesia yang berbeda, Australia juga kekurangan air. Makanya orang Australia akan marah jika ada orang yang menghambur-hamburkan air dengan mandi dua kali sehari. Ada sebuah misi menjaga lingkungan yang diselipkan dalam kebiasaan mandi.

Di level permukaan, saya sering kali secara serampangan dan gegabah menuduh bahwa negara-negara yang mempunyai budaya mandi sehari sekali seperti Australia, Prancis, China, Meksiko, Rusia, Inggris, Swedia, Jerman, dan Amerika Serikat adalah orang-orang pemalas dan jorok. Mungkin sebagiannya iya tapi nggak sepenuhnya asumsi tersebut tepat. Alasan Bu Heda tadi misalnya, cukup membuat saya yang belum pernah ke Aussie tertohok. Ternyata tujuannya buat menjaga lingkungan dengan tidak boros pasokan air.

Ada dua catatan dalam benak saya bakda menonton video tersebut. Pertama, secara kultural, klaim bahwa orang Indonesia mandi dua kali sehari juga tidak sepenuhnya benar. Tidak semua kawasan di Indonesia subur dan berair melimpah. Provinsi NTT adalah contohnya.

Bandingkan saja Australia dan pulau-pulau di provinsi NTT misalnya. Keduanya sama-sama tandus dan langka airnya. Masyarakat di NTT bahkan ketika mereka ingin mandi pun tak jarang hanya menggunakan air hujan yang ditampung. Masih ingat, istilah “sekarang sumber air su dekat” di iklan air mineral kemasan yang masyhur itu? Tidak semua daerah itu tongkat kayu dan batunya jadi tanaman.

Kedua, sebaiknya kita juga nggak usah congkak karena swasembada air bersih dengan mandi dua kali sehari. Sesurplus apa sih memangnya kita dengan air bersih? Kita hanya beruntung. Beruntung karena masih ada orang yang menanam dan merawat pohon meskipun yang merusak dan menebang lebih terstruktur, sistematis, dan masif.

Hari ini kita kebanjiran karena pohon-pohon di hulu aliran sungai ditebang secara tidak berkala. Esok lusa, bukan tidak mungkin kita senasib sepenanggungan seperti orang-orang Australia. Tidak bisa mandi dua kali sehari karena airnya limited. Seperti sebuah adagium, “hanya ketika pohon terakhir sudah kita tebang, ketika sungai terakhir sudah tercemar, dan ketika ikan yang terakhir sudah ditangkap, pada saat itu kita baru akan sadar bahwa uang tak bisa kita makan.”

Kita tidak usah jauh-jauh melihat hutan Sumatera, Kalimantan, dan Papua yang semakin kecil luasnya. Di Yogyakarta saja, film dokumenter yang berjudul Belakang Hotel produksi Watchdoc Documentary sudah secara jelas menggambarkan bagaimana krisis air bersih terjadi akibat hegemoni pembangunan dan menipisnya sumber-sumber resapan air.

Melihat masyarakat Australia hari ini yang tidak bisa menikmati mandi dua kali sehari karena sumber daya alam mereka yang terbatas, seharusnya menjadi alarm bagaimana kita mensyukuri kemegahan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia dengan perilaku-perilaku yang lebih eco-friendly.

Lantas jangan mandi dua kali sehari? Saya akan mengatakan, mungkin iya. Mungkin iya, kamu jangan mandi dua kali sehari jika kesibukanmu hanya rebahan from home atau di kos. Mungkin iya, jika musim sedang kemarau. Mungkin iya, jangan mandi dua kali sehari tapi itu bukan key point-nya.

Jaga keberlanjutan ekosistem hijau di hutan dan lingkungan terdekat kita. Gunakan air secukupnya, bijaklah jika harus menebang pohon, jangan cemari aliran sungai, dan budayakan kesadaran pentingnya menjaga lingkungan seperti orang Australia. Bila perlu, marahlah seperti masyarakat Australia jika ada orang yang membuang-buang air sakarepe dewe. 

BACA JUGA Alasan Mahasiswa Seni Jarang Mandi dan artikel Terminal Mojok lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 Oktober 2021 oleh

Tags: cinta lingkunganjarang mandi
Asep Sandi Ruswanda

Asep Sandi Ruswanda

Mahasiswa CRCS UGM

ArtikelTerkait

Bukan Ibadah Salat Saya yang Kecepetan, tapi Salat Anda yang Kelamaan mojok.co/terminal

Pak Ustaz, Ayo Dong Bikin Contoh Dakwah yang Berbasis Kelestarian Alam

21 Februari 2021
Alasan Klasik yang Seharusnya Nggak Dipakai Lagi Saat Malas Mandi terminal mojok.co

Alasan Klasik yang Seharusnya Nggak Dipakai Lagi Saat Malas Mandi

16 September 2020
mahasiswa seni mandi seniman mojok

Alasan Mahasiswa Seni Jarang Mandi

1 Oktober 2020
Demi Menjaga Lingkungan, Apa Sebaiknya Kita Mandi Sehari Sehari Saja? teminal mojok.co

Betapa Sucinya Orang yang Suka Mandi dan Betapa Hinanya Orang yang Jarang Mandi

13 Agustus 2019
nyampah

Mari Menyudahi Nyampah dari Dalam Mobil: Itu Sama Sekali Tidak Etis, Lur

11 Juli 2019
Menebak Pikiran Orang yang Suka Buang Sampah Sembarangan

Menebak Pikiran Orang yang Suka Buang Sampah Sembarangan

2 September 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
6 Rekomendasi Artis Jika Reality Show 2D1N Diproduksi di Indonesia terminal mojok.co

6 Rekomendasi Artis Jika Reality Show 2D1N Diproduksi di Indonesia

Suka Duka Punya Tetangga Tukang Servis Sound System terminal mojok.co

Suka Duka Punya Tetangga Tukang Servis Sound System

SPBU Pertamina dan Shell: Pelayanan Mana yang Lebih Memanjakan Pelanggan? terminal mojok.co

SPBU Pertamina dan Shell: Pelayanan Mana yang Lebih Memanjakan Pelanggan?

Terpopuler Sepekan

5 Orang yang Nggak Cocok Wisata ke Magelang, Mending Jalan-jalan di Jogja Aja

5 Orang yang Nggak Cocok Wisata ke Magelang, Mending Jalan-jalan di Jogja Aja

16 Mei 2025
Kuliah di Jurusan Manajemen 8 Semester, Setelah Lulus Baru Sadar kalau Jurusan Ini Nggak Layak Dipilih

Kalau Cara Pandangnya pada Jurusan Manajemen kayak Gitu, Berarti Semua Jurusan S1 Nggak Ada yang Layak Dipilih

20 Mei 2025
FIS UM Malang Adalah Fakultas dengan Birokrasi Paling Ribet di UM Malang, Nggak Ada Lawannya

FIS UM Malang Adalah Fakultas dengan Birokrasi Paling Ribet di UM Malang, Nggak Ada Lawannya

16 Mei 2025
Jurusan Agroteknologi Terbentuk dari Sederet Kesalahapahaman yang Perlu Diluruskan Mojok.co

Jurusan Agroteknologi Terbentuk dari Sederet Kesalahapahaman yang Perlu Diluruskan

21 Mei 2025
Stasiun Gondangdia Damai, Beda dengan Stasiun KRL Jabodetabek Lain yang seperti Neraka Mojok.co

Stasiun Gondangdia Damai, Beda dengan Stasiun KRL Jabodetabek Lain yang seperti Neraka

20 Mei 2025
Surat Terbuka untuk Pembenci Perantau di Jogja: Hanya Dhemit yang “Pribumi Jogja”, Kalian Bukan!

Jogja Bukan Hanya Milik Warga Lokal, Suara Perantau Juga Penting untuk Kemajuan Kota

16 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=Zbmdu5T4vVo

DARI MOJOK

  • Kecamatan Gedebage Salah Urus: Kawasan Mentereng di Bandung yang Awut-awutan karena Ulah Pemerintahnya, Bikin Warga Menderita
  • Pengalaman Nekat dan Penuh Siasat Naik Kereta Api, Bayar Rp3 Ribu Bisa ke Berbagai Kota Tanpa Diusir
  • 3 Gen Z Salurkan Ribuan Orang ke Pekerjaan Impian Lewat Startup Pendidikan, Masuk Forbes 30 Under 30
  • Nekat Merantau dari Jakarta ke Solo untuk Bangun Usaha Sendiri, Kini Hidup Jauh Lebih Tenang dengan Gaji Berkecukupan
  • Pertama Kali Nginep di Hotel: Berlagak Kaya Berujung Malu karena Kegoblokan, Bingung Cara Buka Pintu Kamar
  • Derita Jadi Mahasiswa UIN Jogja: Dianggap Tahu Segalanya oleh Warga Desa, Disuruh Ruqyah sampai Melacak Uang Hilang, padahal di Kampus Belajar Matematika

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.