“Cuy, Bayern Munchen juara Bundesliga lagi nih”
“Oh gitu, oke…”
Mungkin beginilah percakapan yang akan terjadi jika seorang fans Bayern dengar kalau Bayern Munchen juara Bundesliga lagi. Bisa dibayangkan betapa tidak antusiasnya respon si fans Bayern ini. Hal ini memang bisa dimaklumi. Sebab, Bayern Munchen jadi juara Bundesliga itu bukan hal spesial.
Buat yang belum tahu, dua minggu lalu Bayern baru aja memastikan gelar Bundesliganya yang ke-32 sepanjang sejarah klub dan yang ke sepuluh kali berturut-turut sejak musim 2012/2013.
Bagi yang memperhatikan Bundesliga pasti setuju kalau menunggu juara baru di Bundesliga ibarat nunggu timnas kita masuk Piala Dunia. Ada potensinya, tapi makan waktu yang lama.
Nggak usah juara baru dulu deh ya, yang bisa bersaing dengan Bayern aja itu cuma Dortmund. Setidaknya bikin Bundesliga seru dulu aja. Kan bakal jadi seru kalau misalnya penentuan juaranya bisa sampai pekan akhir liga. Sebagai fans ada deg-degannya juga kalau lihat Bayern Munchen main.
Di pekan 31 lalu Bayern dipastikan juara dan tersisa dua pekan lagi. Bayern unggul 12 poin dari Dortmund di peringkat dua klasemen. Dari poinnya aja sudah kelihatan kalau kualitasnya jomplang sekali.
Padahal, musim ini Bayern juga nggak sempurna amat. Sejauh ini di musim ini Bayern sudah kalah lima kali. Empat tim yang bisa mengalahkan Bayern musim ini adalah Frankfurt, Gladbach, Augsburg, Bochum, dan Mainz.
Namun pengalaman dari beberapa musim sebelumnya, sejelek apa pun Bayern memulai musim, ujung-ujungnya yang juara tetap Bayern. Sehingga muncul sebuah pernyataan bahwa “Semua akan Bayern pada waktunya”.
Kualitas dari tim-tim pesaing di Bundesliga memang bisa dibilang tidak bagus, sehingga akhirnya yang dihasilkan adalah hasil yang tidak konsisten di setiap pekan. Tim-tim pesaing seperti contohnya empat klub yang disebutkan di atas mungkin bisa mengalahkan Bayern, tapi kenapa mereka tidak bisa meraih hasil yang positif saat bersua tim lain? Padahal mereka bisa mengalahkan Bayern.
Soal kualitas tim pesaing yang buruk di Bundesliga juga disampaikan mantan pemain Bayern, si pemakai setia sepatu Adidas Adipure 11pro putih, Toni Kroos. Babang Kroos bilang kalau yang jadi penyebab dominasi Bayern di liga adalah tim-tim pesaingnya yang kurang konsisten. Pemain kelahiran Jerman Timur ini juga bilang di saat tim pesaing lainnya kurang konsisten, Bayern tetap punya mental juara dan terus haus akan gelar.
Dominasi Bayern di Bundesliga juga sempat membuat DFL sebagai operator liga mengeluarkan wacana untuk membuat format baru untuk Bundesliga. Format baru yang dimaksud adalah membuat sistem play-off, di mana nantinya akan ada babak semifinal dan puncaknya di babak final. Semua ini dibuat untuk menciptakan persaingan yang lebih seru di Bundesliga.
Namun, wacana ini dapat banyak pertentangan dari mayoritas klub Bundesliga. Dirtek Bayer Leverkusen yang juga legenda timnas Jerman Rudi Voller menentang keras sistem baru ini. Legenda timnas Jerman lainnya dan mantan Presiden klub Bayern, Uli Hoeness, juga menolak wacana ini.
Ya benar sih. Untuk mematahkan dominasi Bayern, bukan dengan cara bikin format kompetisi baru, tapi tim-tim lainnya yang harus bisa bersaing.
Sebagai fans Bayern dari 2008, saya merindukan momen-momen dimana banyak tim Bundesliga yang bisa bersaing dengan Bayern. Waktu itu masih ada Bremen dengan Claudio Pizarro, Diego Ribas, dan Mesut Ozil versi masih muda. Masih ada juga Hamburg SV yang masih dalam masa jaya dengan pemain andalan mereka seperti Mladen Petric dan Ivica Olic. Pokoknya serulah, masih ada deg-degannya waktu nonton.
Makanya sebagai fans Bayern, waktu yang seru untuk nonton Bayern adalah waktu main di Liga Champions. Pasti nggak akan pernah ada perasaan “ah nggak apa-apalah kalah, ujung-ujungnya pasti juara”. Sebab, saingannya bagus-bagus, sehingga nontonnya penuh ekspektasi.
Jujur aja, saya pribadi lebih senang lihat Bayern Munchen juara liga Champions daripada Bundesliga. Di mata saya, piring cantik Bundesliga itu udah nggak ada spesial-spesialnya.
Harapan saya sih, semoga nantinya Bundesliga bakal lebih seru dan nggak apa-apalah bukan Bayern yang juara, udah bosen asli. Itu jadi PR buat tim lain, apakah mereka mau diam saja atau mau berbenah.
Penulis: Yeremia Yori Rudito
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Rodrygo, The Starboy