Berangkat dari Yogyakarta pukul 20.37. Perkiraan tiba di Jakarta Kota pukul 05.45. Begitu yang tertulis di tiket kereta. Artinya saya harus menghabiskan sekitar 9 jam di dalam kereta api. Meski sebagai manusia yang suka melakukan aktivitas horisontal body–saving mode alias rebahan, bukan berarti saya merasa nyaman dan takkan bosan jika hanya duduk manis selama 9 jam di kereta. Terlebih kali ini saya mengambil jadwal kereta malam, yang jelas-jelas sudah saya tahu pasti, tidak bisa membuat saya terlelap. Tidur di kamar dengan kasur empuk saja belum tentu membuat saya bisa tertidur sebelum jam menunjukkan pukul 1 tengah malam, apalagi dengan situasi kereta yang bahkan tidur terlentang pun tak bisa.
Maka dari itulah, saya sudah merancang beberapa agenda agar di kereta saya tak perlu hanya duduk manis melihat wajah para penumpang yang sedang bermimpi indah.
Berikut ini beberapa hal yang juga bisa kamu lakukan ketika dalam perjalanan panjang. Cekidot.
Satu: Update Status
Apalagi yang akan menjadi agenda penting dan utama generasi masa kini selain update status. Makan cekrek, minum cekrek, naik kereta juga kudu cekrek dong. Biar apa? Yah nggak tau juga buat apa. Intinya biar kamu bisa dianggap ada di dunia ini yah emang kudu update di media per-sosial-an, meski cuma maya.
Kamu bisa foto tiketmu sambil mem-blur barcode atau info penting yang ada di dalamnya. Buat jaga-jaga kalau kamu punya fans berat di luar sana. Foto bareng teman saat kamu di stasiun atau kereta. Yah kalau kamu perginya sendiri, yaudah foto aja bangku kosong yang ada di sampingmu plus beri caption “butuh pendamping”, kali aja ada yang kasian, kan?
Dua: Membaca
Biasanya, saya selalu membawa buku bacaan setiap bepergian. Buat apa? Yah buat dibaca lah, pakai nanya lagi. Membaca bisa cukup mengusir rasa bosan saat di kereta. Makanya, saya biasanya membawa buku yang memang menarik dan ingin sekali saya baca.
Terus gimana kalau nggak suka baca? Ya sudah, kamu bisa baca caption-caption yang masuk di timeline medsosmu. Itu juga termasuk membaca, kan?
Tiga: Berpikir
Nah, entah kenapa perjalanan panjang itu selalu membuat saya suka berpikir. Jadi selama ini nggak mikir? Bukan juga sih. Tapi momentum perjalanan, yang membuat kita terpisah dengan keluarga, teman, rumah, dan berbagai kenyamanan di daerah sebelumnya, selalu bisa membuat saya berpikir banyak hal, bahkan terkadang menjadi sangat idealis dan kritis. Hingga tak jarang terjadi perbincangan alot antara logika dan hati.
Kenapa Tuhan mengarahkanku ke kota itu? Apa yang sedang di rencanakan-Nya? Apakah saya sudah menjadi manusia yang berguna? Apa yang sedang saya kejar saat ini? Kenapa saya masih hidup saat ini? Kenapa masih ada anak-anak yang tidak bisa sekolah? Kenapa ada orang miskin dan kaya? Kenapa nilai rupiah turun? Kenapa utang negara tak kunjung lunas? Kenapa banyak anggota DPR korupsi? Kenapa cari kerja susah? Kenapa pula jodoh tak kunjung keliatah hilalnya? Kenapaaaa~
Yah kurang lebih seperti itulah cakrawala berpikir yang muncul secara tiba-tiba dalam benak saya, hingga sudah ada enam stasiun yang terlewati. Sungguh tak terasa, yah~
Empat: Menulis
Menulis juga menjadi agenda rutinitas yang saya lakukan dalam perjalanan. Kalau kata Pramoedya Ananta Toer, “Orang bisa pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”.
Saya sangat sependapat dengan kalimat bijak di atas, termasuk dalam mengabadikan setiap perjalanan dalam tulisan. Karena tak seperti foto, tulisan mampu memberi dengan rinci setiap momen yang kita lalui. Juga menjadi sejarah yang dapat menjadi pengingat atas berbagai kisah yang telah kita lalui.
Dan tentunya, tulisan perjalanan itu nantinya dapat menjadi bahan kita untuk berkisah pamer pada anak cucu, biar tak melulu ceritanya tentang kancil dan buaya aja dong~
Lima: Lihat Jendela
Kenapa lihat jendela? Jangan tanyanya ke saya dong, tanya ke diri sendiri tuh. Kenapa coba, kamu selalu punya agenda rutin melihat jendela sambil menyenderkan kepalamu ke kursi ketika perjalanan? Ih jangan cuman tawa-tawa, dijawab dong.
Tapi yah, jika saya mencoba mencari jawabannya, ada beberapa kemungkinan yang menjadi alasannya. Bisa jadi, karena di jendela itu ada banyak hal yang bisa dilihat. Mulai dari perumahan,pemandangan, kenangan, masa depan, hingga mantan. Nah, kira-kira kamu lihatnya yang mana?
Itu dia beberapa hal yang biasa saya lakukan untuk mengusir rasa bosan dalam perjalanan. Kalau kamu punya agenda rutin apa saat bepergian jauh, khususnya ketika menggunakan kereta? Hah, nyender? Yo,nggak apa-apa. Yang penting nyender di tempat yang tepat, kalau tidak tepat, yah emang perjalananmu benar-benar tidak akan membosanakan. Bahkan saking tak membosankannya, perjalananmu tak kunjung sampai tujuan, tapi nyampenya di pos keamanan~
BACA JUGA Palang Kereta dan Hal-Hal Menyebalkan Darinya atau tulisan Suci Fitrah Syari lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.