• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menjawab Keluhan Harga Makanan di Kereta yang Katanya Terlalu Mahal

Ahmad Sulton Ghozali oleh Ahmad Sulton Ghozali
4 Maret 2021
A A
Menjawab Keluhan Harga Makanan di Kereta yang Katanya Terlalu Mahal terminal mojok.co

Menjawab Keluhan Harga Makanan di Kereta yang Katanya Terlalu Mahal terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Kereta api jarak jauh menjadi salah satu andalan utama untuk perjalanan bolak-balik dari kampung halaman ke tempat perantauan. Namun, ada salah satu perjalanan saya yang berkesan dengan teman sebangku, tepatnya beliau mengeluh kepada saya karena harga makanan di kereta ternyata kurang ajar mahalnya.

Menurutnya, harga makanan yang ditawarkan selama dalam gerbong ini harusnya tak sampai melebihi setengah dari harga tiketnya sendiri. PT KAI sebagai perusahaan milik negara seharusnya mampu mengayomi masyarakat yang menjadi konsumen dan salah satu sumber pendapatannya. Apalagi sebagai BUMN, PT KAI harusnya sudah punya pemasukan sendiri dari APBN. Komplain tersebut diperkuatnya dengan perbandingan pelayanan kereta dari negara lain yang pernah ia lihat di YouTube.

Wajar jika PT KAI merespons seperti orang tua yang hanya bisa mengelus dada dengan tingkah anaknya sendiri. Mengapa?

Pertama, harga makanan dan minuman yang mahal di kereta ditentukan dengan melihat faktor penyediaan, akses, dan sebagainya. Hal yang sama untuk takaran bensin yang dibeli di pinggir jalan lebih sedikit daripada di SPBU untuk harga yang sama. Begitu juga untuk harga air mineral kemasan di hotel yang lebih mahal daripada di warung kelontong.

Dengan kata lain, wajar jika harga jual suatu barang cukup tinggi karena faktor eksklusivitas tempatnya. Mereka berhak memasang harga mahal sebagai satu-satunya pilihan. Tidak ada alasan pula untuk menurunkan harga karena tidak ada pesaing. Jika tidak ikhlas, lain kali anggap saja makanan dan minuman yang disediakan dalam kereta menjadi kebutuhan mendesak.

Bukan berarti pula makanan dalam kereta tidak direkomendasikan. Pernah pula saya membelinya. Rasanya cukup enak, meskipun porsinya memang lebih sedikit dari yang diharapkan. Para pramugara-pramugarinya juga tak kalah ramah melayani penumpang yang ingin membeli, bahkan sempat berulang kali mondar-mandir di lorong gerbong untuk mengantarkan kepada pembelinya. Jika disimpulkan, untuk rentang harga sedemikian, makanan yang ditawarkan di dalam kereta sebenarnya masih dalam ukuran wajar.

Kedua, jika hendak melakukan perjalanan yang cukup jauh, persiapan adalah hal pertama yang harus terlintas di kepala, tidak terkecuali untuk bekal. Apalagi jika sudah paham bahwa makanan dalam kereta cukup terbatas dan takut tidak sesuai selera. Bukan sembarang bekal tentunya, tapi bekal yang mampu bertahan lebih lama sesuai dengan waktu perjalanannya.

Jika tidak ingin repot atau tidak sempat memasak sendiri, banyak yang menjual di rumah makan terdekat sebelum melakukan perjalanan. Tentunya harga yang dipatok lebih murah sehingga tak kalah hemat.

Sekalipun bukan dalam rangka merantau, bekal tetap memiliki posisi penting dalam setiap perjalanan. Ia menjadi opsi pertama untuk menekan biaya pengeluaran. Dengan kata lain, kita dapat menentukannya sesuka hati daripada terpaksa membeli di tengah-tengah perjalanan nanti.

Ini tak hanya berlaku dalam kereta, tetapi juga setiap perjalanan dengan transportasi jarak jauh lainnya atau hendak menuju tempat yang sekiranya cukup susah untuk membeli makanan selama perjalanannya nanti. Asalkan, jangan sampai sewaktu mempersiapkan bekal tersebut malah menunda keberangkatannya sendiri. Oleh karena itu, jika masih takut tidak sempat juga, pasang alarm/pengingat bisa menjadi solusi terbaik. Tidak hanya bekal, tetapi juga barang-barang yang perlu dibawa selama perjalanan nanti. Mengandalkan ingatan kepala saja tentu tidak selalu berjalan mulus, bukan?

Ketiga, alasan bahwa PT KAI sebagai perusahaan negara harus memberi harga lebih murah kepada masyarakat justru tidak masuk akal. Tidak sesederhana itu menyimpulkan bahwa PT KAI mampu meraup keuntungan dengan mudah ketika pendapatannya juga diperoleh sebagai BUMN. Sila cari sendiri bahwa PT KAI pernah mengalami kerugian dalam beberapa kurun waktu, termasuk pada masa pandemi ini.

Lagipula, sejak kapan kita lebih perhitungan dengan pendapatannya mampu menyejahterakan negara daripada korporat asing yang tak sadar lebih sering menguras kantong? Bukankah cukup sering kita mendengar narasi yang membanggakan ketika sebuah perusahaan dari Indonesia memiliki kualitas yang tak kalah hebat? Nah, kualitas yang membaik juga tidak dapat diperoleh tanpa pendapatan yang cukup untuk membiayai anggaran perusahaan tersebut.

Lain kali, banggalah dengan peningkatan kualitas PT KAI ke depan karena dulu turut memberikan sumbangsih atas pemasukannya. Jika kualitas PT KAI malah menurun ketika pendapatannya naik, barulah komplain tersebut lebih berdasar karena kontribusi kita sebagai sumber pendapatannya justru sia-sia.

BACA JUGA Surat Terbuka dari Kereta Prambanan Ekspres yang Berhenti Beroperasi Selamanya dan tulisan Ahmad Sulton Ghozali lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 Maret 2021 oleh

Tags: Harga makananKereta

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Ahmad Sulton Ghozali

Ahmad Sulton Ghozali

Lahir di Trenggalek, sedang singgah di Depok. Sedang belajar pula perihal bahasa dan sastra Indonesia. Kunjungi hasil tulisannya yang lain di bit.ly/angindanraga.

ArtikelTerkait

Toilet Pesawat, Toilet Paling Nggak Nyaman

Toilet Pesawat, Toilet Paling Nggak Nyaman

4 Mei 2022
3 Rekomendasi Kuliner di Kereta Joglosemarkerto yang Cocok untuk Menemani Perjalanan

3 Rekomendasi Kuliner di Kereta Joglosemarkerto yang Cocok untuk Menemani Perjalanan

13 Januari 2022
Surat Terbuka dari Kereta Prambanan Ekspres yang Berhenti Beroperasi Selamanya terminal mojok.co

Surat Terbuka dari Kereta Prambanan Ekspres yang Berhenti Beroperasi Selamanya

17 Februari 2021
Jangan Syok, Ini Solusi ketika Nasi Kotak di Kereta Menyentuh Harga 45 Ribu terminal mojok.co

Jangan Syok, Ini Solusi Saat Nasi Kotak di Kereta Menyentuh Harga 45 Ribu

5 November 2020
bandar lampung flyover dinasti politik mojok

Hal Unik yang Saya Temukan Saat Bermukim di Kota Bandar Lampung

15 Oktober 2020
Sebelum Bersedia untuk Tukar Kursi Kereta, Pastikan Dulu 3 Hal Ini terminal mojok.co

Sebelum Bersedia untuk Tukar Kursi Kereta, Pastikan Dulu 3 Hal Ini

29 September 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Alasan Film ‘Saidjah dan Adinda’ dari Buku ‘Max Havelaar’ Bikin Saya Nahan Kantuk terminal mojok.co

Alasan Film ‘Saidjah dan Adinda’ dari Buku ‘Max Havelaar’ Bikin Saya Sekuat Tenaga Menahan Kantuk

Lakukan Ini Biar Bisa Jadi Pasangan Crazy Rich Surabaya, Melvin Tenggara Terminal Mojok

Hal yang Bisa Dilakukan untuk Jadi Pasangan Melvin Tenggara, si Crazy Rich Surabaya

Cocoklogi Libur Panjang dan Pandemi Terdengar Logis, tapi Ndlogok! Terminal Mojok

Cocoklogi Libur Panjang dan Pandemi Terdengar Logis, tapi Ndlogok!



Terpopuler Sepekan

Bom Waktu Arema FC dan Momentum Suporter Generasi Baru (Unsplash)
Pojok Tubir

Bom Waktu Arema FC dan Momentum Perubahan bagi Suporter Generasi Baru yang Menolak Tunduk

oleh Iqbal AR
30 Januari 2023

Bersikaplah layaknya manusia berempati!

Baca selengkapnya
6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Terminal Mojok

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli

25 Januari 2023
Pertashop Lebih Nyaman, SPBU Pertamina Malah Bikin Resah (Unsplash)

Pertashop Lebih Nyaman karena Mengisi Bensin di SPBU Bikin Resah

28 Januari 2023
Dilema Agen Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

Dilema Pangkalan Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

26 Januari 2023
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .