• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Orang Ngapak: Ketika Sebuah Logat Menyimpan Kenangan

Chelsea Venda oleh Chelsea Venda
27 Agustus 2019
A A
orang ngapak

orang ngapak

Share on FacebookShare on Twitter

Sejak kecil saya berbahasa Indonesia, terutama ketika berbicara di sekolah. Dilain itu, saya tentu saja menggunakan bahasa daerah, apalagi kalau bukan ngapak. Sebagai seseorang yang lahir dan tumbuh di Kota Purwokerto menggunakan bahasa ngapak sebagai bahasa sehari-hari adalah kewajaran, bahkan keharusan.

Bahasa ngapak nggak hanya di Purwokerto aja. Bahasa ngapak berkembang di daerah Kebumen, Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara, sebagian wilayah Wonosobo, Tegal, Brebes, Pemalang, Pekalongan, sebagian kecil daerah Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah.

Ketika saya kuliah, saya merantau di Semarang. Bahasa daerah di sana sedikit berbeda. Jika di bahasa ngapak semua huruf ‘A’ tetap dibaca ‘A’, contohnya ‘apa’ tetap dibaca ‘apa’. Sedangkan di Semarang huruf ‘A’ dibaca ‘O’, contohnya ‘apa’ menjadi opo’. Setelah tahu sedikit perbedaan ini, saya mencoba menggunakan teknik sederhana di atas untuk sedikit beradaptasi. Selebihnya ya sama aja, kehidupan kampus pun tetap menggunakan bahasa Indonesia.

Tetapi sepertinya ada yang aneh dengan Bahasa Indonesia saya. Saya pernah ditertawakan tanpa sebab ketika presentasi di kelas. Ketika itu, saya sedang menjelaskan isi dari tiap-tiap poin dari materi saya tiba-tiba saja ada yang teriak, “kaya kuwe. Iya, kaya kuwe ya”.

Seisi kelas kemudian tertawa, sedangkan saya bingung lalu diam beberapa detik melihat satu persatu mata yang menertawakan. Saya pikir tidak ada yang salah dengan bahasa Indonesia saya, tidak ada yang salah juga dengan materi yang saya bawakan. Ini hanya soal logat, logat berbahasa Indonesia saya masih terasa logat ngapak.

Itukah yang membuat mereka tertawa? Sampai saat ini pun saya nggak tau. Tetapi itu kesimpulan yang saya yakini sampai sekarang. Memangnya kenapa dengan logat ngapak? Saya sendiri masih nggak tahu di mana letak lucunya.

Bisa dibilang ini di forum resmi loh, diskusi kelas. Ya meski nggak resmi-resmi banget, tapi kan masuk di ranah dunia pendidikan. Kok ya sentimen seperti ini masih aja dibawa. Duh!

Teman saya yang merantau di daerah Jakarta juga punya kisahnya sendiri. Teman saya ini seorang perempuan. Dia cantik, saya pikir ceritanya akan berbeda. Sayangnya nggak beda-beda banget. Dia sering mendapatkan kalimat, “Yah, cantik-cantik kok ngapak.”

Saya menanyakan lagi, kebenaran cerita ini. Ternyata memang begitu adanya. Saya heran, apakah logat ini sebegitunya bermasalah, sehingga bisa melunturkan kecantikan seseorang. Coba-coba jelaskan apa yang membuat logat bisa mempengaruhi kecantikan. Apakah ketika ngomong keluar kecoa dari mulut, lalu ada belatung di dua lubang hidungnya? Kan tidak dong~

Lagian, kalian siapa? Berani-beraninya merumuskan konsep cantik, panitia Miss Universe? Hanya mas-mas biasa kan. Di ajang sebesar Miss Universe pun masih bisa menampilkan ciri khas dari daerahnya masing-masing. Lah ini kok malah sebaliknya.

Cerita di tongkrongan saya beda lagi. Saya bahkan pernah disuruh diam ketika akan memesan makanan dan minuman. Kata teman saya, kalo saya ngomong nanti akan ketahuan saya orang ngapak. Lah? Gimana gimana?

Memangnya kenapa kalau saya orang ngapak? Saya ini bukan pengedar narkoba loh, Mas, Mbak. Saya orang biasa kaya koe koe pada mung kebetulan bae mak jebul lair neng daerah ngapak. Hak bicara itu adalah hak paling dasar loh. Masa gara-gara logat saya ngapak, saya nggak boleh ngomong.

Kejadian 180 derajat terjadi di langganan laundry saya di Semarang. Ia justru ingin saya tetap menggunakan bahasa ngapak ketika berbicara di tempat laundry. Ketika saya tanya alasannya, dia bilang bahasa ngapak selalu bisa mengobati rasa kangen. Saya masih diam, menunggu kelanjutan kalimatnya, “beberapa tahun yang lalu istri saya meninggal dunia, istri saya dari Purbalingga. Kadang saya kangen kalo dia lagi marah pakai bahasa ngapak.”

Saya hampir saja menangis mendengar jawaban itu. Ketika saya merasa terdiskriminasi dan merasa menjadi pemakai bahasa kelas dua. Ternyata ada orang yang rindu dengan istrinya dan menikmati kerinduannya ketika mendengar ada orang yang menggunakan bahasa ngapak.

Semoga saja orang-orang yang masih menggunakan logat temannya untuk lelucon membaca ini: apakah kamu masih mau melakukannya? Ketika sebuah logat nggak hanya menunjukan dari mana daerah tempat tinggal. Tapi juga mampu menyimpan ingatan dengan orang yang kita sayangi. (*)

 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2022 oleh

Tags: banyumasbrebescilacapKearifan Lokalkebudayaanngapakorang ngapaktegal

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Chelsea Venda

Chelsea Venda

ArtikelTerkait

4 Alasan Orang Tegal Malah Jarang Makan di Warteg (Shutterstock)

4 Alasan Orang Tegal Malah Jarang Makan di Warteg

19 Maret 2023
3 Rekomendasi Kuliner di Kereta Joglosemarkerto yang Cocok untuk Menemani Perjalanan

Joglosemarkerto, Kereta Loop yang Bikin Jogja Lebih Mudah Dijangkau Anak Pantura

14 Maret 2023
Pengin Mencicipi Sate Kambing Tegal untuk Pertama Kalinya? Biar Nggak Kaget, Berikut 5 Fakta yang Perlu Kamu Ketahui Soal Kuliner Ini

Pengin Mencicipi Sate Kambing Tegal untuk Pertama Kalinya? Biar Nggak Kaget, Berikut 5 Fakta yang Perlu Kamu Ketahui Soal Kuliner Ini

1 Maret 2023
5 Makanan Khas Kabupaten Brebes yang Menggoyang Lidah

Melihat Kemiskinan Ekstrem Brebes dari Sudut yang Lain

28 Februari 2023
Misteri Kawuk: Hewan Pemangsa Mayat di Cilacap dan Penjaga Lapas Nusakambangan

Kabupaten Cilacap Layak Disebut sebagai Planet Cilacap Mendampingi Bekasi

23 Februari 2023
5 Kuliner Khas Banyumas yang Wajib Dicoba Terminal Mojok

Selamat Hari Jadi Kabupaten Banyumas: Jalan Rusak, Macet, dan Kemiskinan Masih Menghiasi Kota Satria

21 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
sambat

Ketika Game Online Jadi Ajang Sambat Penontonnya

tombol like

Dear Mark Zuckerberg, Tolong Kembalikan Fitur Tombol Like di Facebook Seperti Sebelumnya

tenar

Jangan Pergi Ketika Didi Kempot Sudah Nggak Tenar Lagi



Terpopuler Sepekan

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa
Pendidikan

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

oleh Elyatul Muawanah
20 Maret 2023

Sebagus-bagusnya tempat kursus bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare, pasti tetap ada kekurangannya.

Baca selengkapnya
Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

23 Maret 2023
Ibu Kota Jawa Timur Boleh Pindah ke Mana Saja, Asal Nggak ke Lamongan

Ibu Kota Jawa Timur Boleh Pindah ke Mana Saja, Asal Nggak ke Lamongan

25 Maret 2023
Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

19 Maret 2023
5 Keunikan Purbalingga yang Tidak Dimiliki Daerah Lain (Unsplash.com)

Keluh Kesah Menjadi Warga Kabupaten Purbalingga

22 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!