Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Beragam Cara Klaim Wilayah: Dari Kasus Natuna Utara Sampai Kucing Rumahan

Gifari Juniatama oleh Gifari Juniatama
9 Januari 2020
A A
Alasan Kenapa Kucing Sangat Suka Duduk dan Tiduran di Atas Laptop Beragam Cara Klaim Wilayah: Dari Kasus Natuna Utara Sampai Kucing Rumahan
Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu belakangan ini, media tengah dilimpahi banyak isu hangat. Saking melimpahnya, netizen yang gemar nyinyir mungkin sedang merasa luar biasa kelelahan sebab mesti mengomentarinya satu-persatu. Salah satu di antara isu yang sedang hangat adalah pelanggaran wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang dilakukan Tiongkok di perairan Natuna Utara. Kasus ini menyoal tentang hak berdaulat yang menjadi hal penting bagi sebuah negara.

Tiongkok melakukan klaim terhadap perairan yang menjadi bagian dari ZEE Indonesia dengan dasar Nine Dash Line, sebuah batas-batas wilayah maritim berdasar sejarah mereka sendiri. Artikel ini tentu tidak bermaksud membahas lebih jauh kasus tersebut dengan menggunakan teori yang canggih-canggih. Biarlah tugas tersebut dilakukan oleh para pakar yang sudah terbukti keahliannya.

Kasus ini setidaknya memberi gambaran bahwa betapa besarnya keinginan manusia menguasai sebuah wilayah tertentu. Jika sedikit menengok pada masa lalu, perluasan sebuah wilayah kekuasaan adalah kisah panjang tentang kepedihan. Penaklukan daerah kekuasaan sering kali datang bersama penderitaan serta luka yang akan lama membekas. Para raja berperang, kepala negara mengerahkan bala tentara untuk memuaskan ambisi memperpanjang garis patok di atas peta.

Hingga kini, manusia masih melanjutkan kebiasaan tersebut. Dengan jarak yang lebih dekat, kita juga bisa menyaksikan bagaimana saling klaim wilayah kekuasaan ini berlangsung dari aksi para anggota ormas yang biasanya memiliki barisan milisi sipil. Mereka memiliki berbagai macam cara dalam menandai wilayah kekuasaannya, tergantung konteks sosial-budaya masyarakat. Yang paling sering dijumpai tentu berkibarkanya bendera ormas tersebut di pos ronda atau menempel pada tiang apa saja yang ada di batas wilayah kekuasaan mereka.

Selain negara dan ormas, tentu masih banyak lagi contoh cara manusia menegaskan wilayah kekuasaanya. Tetapi manusia bukanlah satu-satunya makhluk hidup yang bernafsu terhadap garis batas kekuasaan. Beberapa jenis hewan juga punya cara-cara tersendiri untuk menandai wilayah kekuasaannya.

Mereka yang memiliki kebiasaan seperti ini biasa disebut hewan teritorial. Singa adalah salah satunya. Si Raja Hutan (atau padang rumput?) ini adalah hewan yang sangat gigih dalam mempertahankan wilayah kekuasaan, kalau perlu pertarungan tidak jarang menjadi harga yang harus dibayar demi memperjuangkan wilayah sebuah kawanan singa. Kucing juga memiliki sifat yang sama. Hal itu setidaknya dapat saya perhatikan langsung dari kelakuan kucing peliharaan saya di rumah. Setiap ada kucing asing mendekat ke sekitar rumah, ia langsung mengejar untuk kemudian mengusirnya.

Satu hal yang cukup mengherankan, agresivitas kucing saya itu selalu meningkat jika kucing asing yang melanggar wilayahnya berwarna oren. Ia menjadi semakin semangat mengejar dan semakin keras teriakannya. Saya kira, sentimen kucing oren ini bisa dijadikan topik penelitian bagi pakar perilaku hewan.

Dari pengalaman saya menonton video hewan-hewan yang memiliki sifat teritorial. Kebanyakan dari mereka adalah hewan yang hidup di darat, atau separuhnya di darat. Beberapa hewan yang tinggal di laut atau udara malah cenderung memiliki jenis kehidupan yang lebih fleksibel, bermigrasi dari satu tempat ke tempat lainnya dan menjalani siklus “musafir” seperti itu sepanjang hidup mereka. Darat yang luasnya tidak seberapa ini, dan hanya sebagian kecil saja dari keseluruhan luas hamparan bumi menjadi rebutan seluruh makhluk yang hidup di atasnya.

Di tengah perebutan wilayah yang tak pernah selesai itu, pihak yang paling tertindas mungkin adalah bangsa tumbuhan. Saya belum pernah mengetahui jika ada jenis tanaman yang bisa melakukan ekspansi dan membuat manusia terusir dari tempat tinggal mereka tanpa terlebih dahulu mampu menjinakkan serangan dari tanaman yang mengganggu. Hal semacam itu saya rasa hanya bisa disaksikan di film saja.

Tumbuhan yang hidup di hutan-hutan tidak bisa melawan secara langsung ketika tempat mereka hidup diusik oleh makhluk lain. Terutama oleh manusia. Mereka mungkin hanya bisa melawan dengan ketiadaan mereka. Ya, dengan semakin menghilangnya kawasan-kawasan hijau, bukankah manusia semakin banyak menjumpai kesukaran dalam hidup? Mulai dari semakin memburuknya kualitas udara, sampai bencana alam yang bisa mengancam kapan saja karena semakin hilangnya peran bangsa tumbuhan di atas bumi.

BACA JUGA Pelajaran Seni Perang dari Prabowo Subianto dalam Menyikapi Konflik Indonesia-Cina di Natuna atau tulisan Gifari Juniatama lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Januari 2020 oleh

Tags: hewan teritorialKucingNatuna
Gifari Juniatama

Gifari Juniatama

ArtikelTerkait

Perjalanan Transformasi Kucing: Dari Kucing Hutan hingga Kucing Rumahan terminal mojok.co

Perjalanan Transformasi Kucing: Dari Kucing Hutan hingga Kucing Rumahan

5 Oktober 2020
nyemil kucing

Pertunjukan Debus Memang Keren, Tapi Nggak Nyemil Kucing Hidup-Hidup Juga Kali!

3 Agustus 2019
gajah hamil mati berdiri di india petasan dalam nanas penyiksaan hewan mojok.co

Gajah Mati Berdiri di India, Kodok Diledakin pakai Petasan, Kucing dan Kura-kura Dikeroyok sampai Ajal

7 Juni 2020
Punya Kucing Tenang Saat Mandi Adalah Privilese

Punya Kucing Tenang Saat Mandi Adalah Privilese

28 Februari 2022
Alasan Kucing Suka Keranjingan Ikut Babunya ke Kamar Mandi terminal mojok.co

Alasan Kucing Suka Keranjingan Ikut Babunya ke Kamar Mandi

16 Januari 2021
5 Jenis Pengadopsi Kucing yang Menyebalkan terminal mojok

5 Jenis Pengadopsi Kucing yang Menyebalkan

26 Juli 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Rekomendasi Squad yang Bisa Jadi Kawan Mabar Iran Melawan Player Top Global Macam Amerika

Rekomendasi Squad yang Bisa Jadi Kawan Mabar Iran Melawan Player Top Global Macam Amerika

4 Hal Berfaedah yang Bisa Kamu Lakukan daripada Menyimak Perseteruan Lucinta Luna dan Keanu

4 Hal Berfaedah yang Bisa Kamu Lakukan daripada Menyimak Perseteruan Lucinta Luna dan Keanu

Bagaimana Rasanya Jadi Santri yang Pondoknya Dekat dengan Rumah?

Terpopuler Sepekan

Banyudono, Kecamatan “Mewah” di Pinggiran Boyolali yang Jarang Dilirik Orang Mojok.co

Banyudono, Kecamatan Pinggiran Boyolali yang Paling Sempurna untuk Menikmati Hidup

14 Juni 2025
Dear Dosen Pembimbing, Menerima Revisi Skripsi dalam Bentuk Hard Copy Itu Merepotkan Mojok.co

Dosen Pembimbing Serba ACC Itu Menyebalkan: Skripsi Memang Jadi Lancar, tapi di Sidang Bakal Dihajar!

17 Juni 2025
4 Siasat agar Selamat Kuliah di Jurusan Hukum sampai Lulus

4 Siasat agar Selamat Kuliah di Jurusan Hukum sampai Lulus

16 Juni 2025
Ormek Adalah Kumpulan Mahasiswa Gila Hormat yang Sebaiknya Diwaspadai Mojok.co

Ormek Lebih Cocok Disebut Kumpulan Mahasiswa Haus Pujian daripada Organisasi Mahasiswa

18 Juni 2025
Bukit FTI, Kelebihan UKSW Salatiga yang Tak Tercatat di Brosur Kampus

Bukit FTI, Kelebihan UKSW Salatiga yang Tak Tercatat di Brosur Kampus

17 Juni 2025
Parkiran Bus Senopati, Biang Kerok Kemacetan Jalan Panembahan Senopati Jogja Mojok.co

Parkiran Senopati Wujud Hobi Pemerintah Jogja Membiarkan Masalah, Dibiarkan Saja bak “Bom Waktu” yang Merepotkan Banyak Orang

15 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Kegelisahan Seorang Bapak yang Punya Anak Perempuan dan Pentingnya Aktif Ikut Ronda di Kampung seperti Duta Sheila on 7
  • Sepatu Rusak: Saksi Bisu dari Atlet Sepak Bola Putri di Jogja yang Penuh Nyali dan Nilai Mahal yang Mereka Pelajari
  • Anak Jadi PNS Bikin Ortu Suka Pamer Pencapaian, Padahal Sang Anak Tersiksa karena Gaji Kecil dan Sering “Dipalak” Teman
  • Tinggalkan Skripsi Gara-gara Urusan Asmara, Berujung DO dan Sakiti Ibu hingga Susah Cari Kerja
  • Nyesel Ikuti Perintah Ibu Kuliah Jurusan Guru, Setelah Lulus Jadi Susah Cari Kerja
  • Coba-coba Boker di Toilet Bus Patas, Niat Legakan Perut Malah Dibikin Waswas hingga Repot saat Cebok

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.