• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sebat

Merokok Ranting Cengkeh dan Ingatan Tentang Almarhum Nenek

Gilang Oktaviana Putra oleh Gilang Oktaviana Putra
13 Mei 2020
A A
merokok cengkeh ingatan tentang nenek MOJOK.CO

merokok cengkeh ingatan tentang nenek MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Pukul dua pagi saya masih asik merokok sambil nyari-nyari ide tulisan di teras rumah. Satu isapan terakhir, tembakau rokok kretek yang saya isap nempel di bibir. Sedikit hangat dan agak pedas rasanya.

Nggak tahu gimana awalnya, saya ingat saat belajar merokok pakai ranting pohon cengkeh waktu kecil. Mungkin emang benar kata orang kalau jam dua pagi itu waktunya otak mikirin macam-macam hal.

Daripada bingung mau ngomongin apa, serta demi menjaga konsistensi dalam belajar nulis, sepertinya saya mau cerita soal pengalaman belajar merokok dan ingatan almarhum nenek.

Jauh sebelum mendapatkan Surat Izin Merokok, saya dan teman-teman sesekali suka mengisap ranting pohon cengkeh di kebun belakang rumah. Buat kami, ini juga jadi semacam tanda biar nggak dianggap anak bawang lagi saat main uucingan di lapangan. 

Sambil mengetik cerita ini, saya coba mengingat siapa orang yang memberitahu kami soal rokok ranting cengkeh ini. Sayang, nggak ada satu nama pun yang melintas dalam pikiran. 

Mari anggap saja kami belajar otodidak menggunakan akal pikiran anak kecil: Selama bisa diisap dan menghasilkan asap, berarti bisa dibikin rokok.

Biasanya kalau mau ngerokok, pulang sekolah kami nyari ranting sebesar lidi—yang mulus tanpa lubang di tengahnya. Setelah mendapatkan ranting yang sempurna, kami potong menjadi seukuran rokok.

Satu ujung kami bakar, sedangkan ujung satunya lagi ditempelkan di bibir. Persis seperti merokok, bedanya yang kami isap dulu masih produk mentahnya. 

Rasanya gimana? Beda nggak sama rokok asli? Mmmmmm kami nggak mempermasalahkan rasanya, sih. Yang paling penting itu nyaman buat diisap, artinya nggak terlalu berat atau terlalu ringan, pas. 

Jangan menanyakan apakah kami memikirkan bahaya dari kegoblogan ini, karena jawabannya sudah pasti enggak. Boro-boro mikirin bahayanya, justru kami bangga bisa merokok seperti orang dewasa. Kalau dipikirkan lagi sekarang, kok masa kecil saya pikirannya random banget, ya.

Tapi memang seperti itu Gilang kecil. Saking randomnya pikiran saya, saya juga pernah menyimpan asap pembakaran di dalam kaleng bekas astor biar tahu proses pembentukan awan. Iya, saya percaya kalau awan itu berasal dari asap sisa pembakaran yang dilakukan manusia.

Begini ceritanya…,

Suatu hari, saya dan almarhum Nenek sedang makan sambil membakar daun cengkeh kering yang berguguran di belakang rumah. Mungkin ini salah satu cara almarhum Nenek biar saya mau makan, pokoknya tiap pagi kami rutin melakukannya. 

Saya duduk di atas pangkuan Nenek. Beliau menyuapi saya sambil cerita soal apa saja. Kadang tentang kereta, atau padi di sawah yang belum menguning. Lalu asap yang terbang ke atas mengalihkan perhatian saya, “Apa tiap asap bisa jadi awan, Nek?”

Duka, Lang. Teu ngarti nu kararitu nini mah. Ke taroskeun ka mamah we nya.” (Nggak tahu, Lang. Nggak ngerti yang begituan Nenek, mah. Nanti tanyakan saja sama mamahmu, ya) Jawabnya.

Karena nggak sabar nunggu mamah pulang, saya ambil satu kaleng astor bekas dari rumah lalu balik lagi ke kebun. Tahu apa yang terjadi berikutnya? Ya, saya memasukan asap ke dalam kaleng bekas itu lalu membawanya kembali ke rumah. Biar saya bisa nonton proses perubahan asap jadi awan secara langsung.

Sayang sekali, nggak ada yang terjadi pada asap itu. Malah hilang nggak tahu ke mana setelah didiamkan satu hari.

Kalau dibandingkan memang ngerokok ranting pohon cengkeh jauh lebih masuk akal daripada memasukan asap ke dalam kaleng astor. Ya, kan? 

Tahun 2017 kemarin, pohon cengkeh di belakang rumah ditebang pemiliknya. Doi juga membangun tembok tinggi untuk menutup akses menuju kebun di belakang rumah saya. Menurut keterangan tetangga, katanya mau dibangun perumahan apa kos-kosan gitu.

Saya dipaksa berpisah dengan tempat bermain saat kecil dulu, tanpa peringatan atau permisi. Padahal sesekali saya suka diam di kebun itu sekadar mengingat kembali kenangan tentang almarhum Nenek. Tapi ya sudah, saya masih bisa membicarakannya bareng temen-temen kalau lagi senggang. 

Pukul tiga dini hari catatan ini selesai saya buat. Nggak terasa, sudah dua batang rokok saya habiskan dari tadi dan sekarang harus pamit, mau sahur dulu.

BACA JUGA Menebak Karakter Orang dari Komplek yang Pertama Dibeli pas Main Monopoli atau tulisan lainnya dari Gilang Oktaviana Putra.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Januari 2022 oleh

Tags: almarhum nenekbelajar merokokcengkehmelinting rokokmerokok

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Gilang Oktaviana Putra

Gilang Oktaviana Putra

Penjaga toko buku daring di ige, suka ngoceh di twitter, dan pengin jadi kucing.

ArtikelTerkait

ICJ satuan waktu sak ududan perokok anak kecil djarum super mojok mulut asbak

Kalau Kena Abu Rokok Pengendara di Jalanan Jogja, Sebaiknya Nggak Usah Lapor ke ICJ

27 September 2021
aturan lalu lintas 4 orang menyebalkan saat kecelakaan lalu lintas lakalantas mojok

Orang Tua Adalah Penyebab Generasi Penerusnya Melanggar Aturan Lalu Lintas

25 Juli 2021
3 Manfaat Merokok sambil Boker yang Jarang Diketahui Orang Terminal Mojok

3 Manfaat Merokok sambil Boker yang Jarang Diketahui Orang

15 Januari 2021
jenis tembakau tingwe papir mojok.co

4 Jenis Campuran yang Sering Dipakai untuk Menambah Kenikmatan Tingwe

18 Agustus 2020
melinting, isi dompet perokok

Temanmu Melinting Bukan karena Miskin, tapi Sedang dalam Laku Spiritual

25 Juni 2020
Sesakit-sakitnya Patah Hati Lebih Sakit Tidak Kebagian Sodoran Rokok

Sesakit-sakitnya Patah Hati Lebih Sakit Tidak Kebagian Sodoran Rokok

14 Januari 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Suka Duka Jadi Istri Pria Keturunan Tionghoa, Pernah Dikira Baby Sitter Anak Sendiri terminal mojok.co

5 Suku Tionghoa Terbesar di Indonesia: Sekilas Sejarah dan Budaya

the world of the married episode 2 sinopsis review komentar jadwal tayang cerita mojok.co

The World of Married Couple Episode 2: Sinopsis dan Komentar

Jalan Berlubang yang Abadi, jalan di desa

Saking Parahnya Jalan di Desa, Tanpa Lagu pun Kita Bisa Bergoyang



Terpopuler Sepekan

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia
Otomotif

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

oleh Tiara Uci
19 Maret 2023

Saya merasa baik-baik aja naik AirAsia dan udah akrab dengan delay-nya. Tapi kok penerbangan kali ini rasanya berbeda.

Baca selengkapnya
Suka Duka Tinggal di Pelosok Kabupaten Bangkalan Madura

Suka Duka Tinggal di Pelosok Kabupaten Bangkalan Madura

20 Maret 2023
3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

20 Maret 2023
7 Kelebihan dan Kekurangan yang Saya Rasakan Saat Naik Pelita Air, Maskapai “Baru” Pertamina

7 Kelebihan dan Kekurangan yang Saya Rasakan Saat Naik Pelita Air, Maskapai “Baru” Pertamina

16 Maret 2023
KA Tawang Alun, Penghubung Malang dan Banyuwangi (Unsplash)

KA Tawang Alun, Penghubung Malang dan Banyuwangi yang Sayangnya Cuma 1 Armada

19 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!