Judul di atas adalah salah satu pertanyaan yang kita belum tahu jawaban pastinya. Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang cukup sering kita dengar, dan sayangnya kita tidak bisa menjawabnya dengan pasti. Pertanyaan yang melibatkan dua keyakinan, dua landasan, dan tentunya dua dunia. Pertanyaan yang mungkin kelihatan sepele, tapi sebenarnya tidak sesepele itu. Iya, pertanyaan mengenai, apakah jin muslim bisa merasuki orang non-Islam?
Kalau kita mau menelaah pertanyaan ini, maka kita akan menemukan sesuatu yang menggelitik. Entah siapa yang pertama kali menciptakan dan mengemukakan pertanyaan ini, tapi ini adalah pertanyaan yang lucu. Gimana tidak, jin sama orang saja sudah beda entitas. Lha ini jin muslim sama orang non-Islam, ya lebih jauh lagi bedanya. Ini seperti menggabungkan dua hal yang kontradiktif dalam satu pertanyaan, yang sekaligus menuntut jawaban serius.
Oke, sebelum mencari jawabannya mari kita cari tahu bagaimana latar belakang masing-masing variabel di pertanyaan di atas.
Pertama, soal jin muslim. Dalam ajaran Islam, jin muslim adalah salah satu golongan dalam khazanah jin. “Mereka” dijuluki jin muslim karena mereka menjalankan syariat-syariat yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Sebagaimana tujuan penciptaan jin, mereka ini diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Singkatnya, mereka ini jin baik, lah.
Jin kok baik, gimana tuh. Ya pokoknya gitu lah.
Ada jin muslim, ada pula jin kafir. Nah, kalau jin kafir ini kebalikan dari jin muslim. Mereka tidak menjalankan syariat dari Allah SWT, membangkang, dan suka mengganggu manusia, menjauhkan manusia dari jalan yang benar. Sebut saja namanya setan (syaitan), lah. Nah, jin kafir ini biasanya suka masuk ke dalam tubuh manusia, membuat manusia kerasukan. Kalau kita melihat orang kerasukan jin dan mengaku sebagai seseorang atau tokoh tertentu, ya itulah jin kafir. Itu soal jin.
Kedua, soal kerasukan. Sebagian dari kita mungkin mengenal kesurupan dengan istilah trance atau trans. Ini adalah keadaan tidak sadarkan diri, kehilangan kesadaran seperti pingsan. Orang yang kesurupan atau berada dalam kondisi trance biasanya akan berganti kesadaran, seakan merasa ada orang lain yang berdiam di dalam tubuhnya. Beberapa dari kita pula meyakini bahwa trance atau kesurupan ini adalah gangguan jiwa.
Dalam Islam, kita juga sering melihat peristiwa kerasukan jin atau setan. Biasanya mereka menyembuhkannya dengan melakukan ruqyah, atau doa-doa pembersihan. Tidak hanya di Islam, sih, tapi di agama lain seperti Kristen atau Katolik juga ada ritual serupa, exorcist. Intinya, nyaris semua agama, semua orang beragama, baik itu yang Islam maupun non-Islam punya pemahamannya soal kesurupan dan penyembuhannya.
Sekarang, mari kembali ke pertanyaan awal, apakah jin muslim bisa merasuki orang non-Islam. Kalau ditelaah lagi, harusnya ya bisa-bisa saja. Maksudnya, mau itu jin muslim kek, jin kafir kek, jin agnostik, atheis, bisa-bisa saja masuk dalam jiwa dan raga seseorang. Dan tak hanya orang non-Islam, orang Islam pun juga bisa dimasuki jin. Namun, semua ya tergantung keimanan masing-masing orang, apa pun agamanya. Kalau imannya tinggi, kuat, ya jangankan masuk, jin ketemu orang beriman paling ya sudah takut.
Dulu, saya pernah melihat salah satu teman saya yang beragama Kristen kerasukan. Bukan kerasukan sih tepatnya, tapi memang dia sengaja membuat dirnya berada dalam fase trance, karena dia ikut “Bantengan”. Namun, kita tahu lah jin-jin yang ada di “Bantengan” atau kegiatan-kegiatan serupa bukan jin muslim. Ngapain juga jin muslim ikut begituan, mending ibadah, lah.
Proses penyembuhannya atau mengeluarkan jin dalam tubuh teman saya itu juga tidak dilakukan secara agama. Tidak ada doa-doa yang bisa diidentifikasi sebagai doa dari sebuah agama tertentu. Teman saya ini hanya ditangani oleh “Pendekar” atau orang yang senior di acara “Bantengan” tersebut. Dengan beberapa kali sang pendekar menggosokkan tangannya ke badan teman saya, jin atau setan bisa keluar dan teman saya kembali sadar.
Kembali ke urusan jin muslim merasuki orang non-Islam, masalah akan muncul jika memang jin muslim bisa merasuki orang non-Islam atau sebaliknya. Iya, kebayang banget proses yang susah adalah ketika hendak mengeluarkan jin tersebut dari manusia. Bayangkan saja, jin muslim masuk ke dalam tubuh orang non-Islam, Kristen/Katolik, lah, misalnya. Nah, dalam agama Kristen/Katolik, penyembuhan terhadap orang kerasukan tentunya berbeda dengan agama lain, seperti Islam.
Coba bayangkan kejadiannya begini, dan tolong jangan ditanggapi terlalu serius. Ada orang Kristen/Katolik kerasukan jin muslim yang lagi iseng, misalnya. Lalu orang yang kerasukan tersebut ditolong oleh pendeta/pastor, yang ingin menyembuhkan dan membersihkannya dari serangan jin. Ketika sang pastor/pendeta membaca doa-doa agama Kristen/Katolik, alih-alih jinnya merasa kepanasan, yang ada jin tersebut malah roaming, kok beda doanya
Kalau misalnya disembuhkan sama orang Muslim, kiai atau ustaz, misalnya, ya susah juga. Penyembuhan dan pembersihannya akan susah kalau orang yang kesurupan tidak percaya kiai atau ustaz tersebut bisa menyembuhkannya dari kerasukan. Namun, karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan, ya bisa saja orang yang kesurupan itu sembuh.
Sekali lagi, kalau ditanya apakah jin muslim bisa merasuki orang non-Islam? Maka jawabannya bisa-bisa saja, sih. Ya walaupun saya pribadi jarang sekali menemukan kasus seperti itu.
Lagian, ngapain juga jin muslim itu pake merasuki orang lain, apalagi orang yang tidak seagama. Maksudnya, daripada merasuki orang lain, mending ibadah saja yang rajin, yang tekun, dan yang benar. Tugas merasuki atau mengganggu orang itu biarlah jadi urusan jin kafir dan syaitan, ngapain jin muslim ikut-ikut?!
Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Kesurupan Bukan Cuma Terjadi karena Kerasukan Setan, Bisa Juga karena Stress dan Banyak Pikiran