Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Apakah Anjuran Membuang Sampah pada Tempatnya Masih Relevan?

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
14 Juli 2022
A A
Apakah Anjuran Membuang Sampah pada Tempatnya Masih Relevan?

Apakah Anjuran Membuang Sampah pada Tempatnya Masih Relevan? (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Hampir di semua tempat umum yang pernah saya kunjungi, anjuran untuk membuang sampah pada tempatnya selalu saya temui. Baik berupa tulisan di papan peringatan sederhana, hingga poster berisi ilustrasi yang indah. Meski begitu, tak semua tempat itu bersih dari sampah. Apalagi di taman atau trotoar, jamak kita temui puntung rokok maupun sampah plastik yang tercecer.

Saya paham, kesadaran manusia untuk mengikuti anjuran membuang sampah pada tempatnya memang masih kurang. Apalagi di negara ini, yang tiap daerahnya punya masalah sampah yang hampir mirip. Jadi apa yang harus dilakukan? Apakah cukup hanya dengan membuang sampah pada tempatnya?

Sudah saatnya kita mempertanyakan maksud dari “buanglah sampah pada tempatnya” dengan lebih tenanan. Maksud saya begini, anjuran itu sudah tepat untuk menjadi jawaban atas masalah sampah di sekitar kita atau belum. Tentu kita harus memretelinya kata demi kata. Di awalnya sudah ada kata membuang, alias sebuah kegiatan untuk menyingkirkan sesuatu. Bahkan, hal ini seolah beririsan dengan tak memperdulikan apa yang akan terjadi dengan sampah itu. Pokoknya buang dan usai. Kebetulan saja yang dibuang adalah sampah, yang sepertinya tak semudah itu untuk rampung.

Saya kira ini adalah perbuatan yang tak terlalu baik saat diterapkan pada sampah. Kenapa sampah harus dibuang, seolah-olah sampah hanyalah benda tak berguna. Ada banyak alternatif yang bisa kita lakukan selain membuangnya.

Mendaur ulang atau menggunakan kembali adalah jalan keluarnya. Memang tak semua sampah bisa didaur ulang atau digunakan kembali, apalagi tak semua orang punya kemampuan dan pengetahuan perihal hal itu. Ada yang bikin kerajinan, punya pabrik pengolahan, hingga membuat kompos.

Sebenarnya, yang harus dilakukan adalah tak membebankan masalah ini hanya pada individu. Ini masalah bersama, terutama pemerintah sebagai pihak yang mampu membuat kebijakan nan besar. Boleh saja menggaungkan kampanye anti-kantong plastik, go green lewat totebag, hingga membawa botol minum dan kotak makan sendiri.

Saya pun melakukan itu, tapi hanya karena tak ingin rumah saya penuh sampah, dan memang tak suka menyebabkan diri saya repot karena banyak sampah yang harus saya urus. Begitu juga rasa tak tega saya melihat TPA (tempat pembuangan akhir) dan lingkungan sekitar saya menjadi “tempatnya” sampah. Tapi, saya tak bisa meyakininya sebagai solusi untuk permasalahan sampah secara umum. Banyak pihak besar yang justru menyebabkan sampah membanjiri kehidupan kita, baik organik maupun nonorganik. Bahkan, banyak pihak-pihak yang tak hanya besar, namun besar sekali. Ini bukan masalah individu semata, tak semudah itu solusinya, Bung.

Oke, memang ada budaya acuh pada perbuatan menyampah, begitu juga kegiatan asal bayar petugas kebersihan dan merasa masalah sampah selesai. Tapi, saya yakin budaya itu bisa berubah jika ada kebijakan yang baik dan keseriusan menyadari bahayanya sampah-sampah yang makin menggunung. Jangan sampai ada yang merasa sudah tak punya tanggung jawab lagi setelah bayar iuran sampah, baik masyarakat maupun pihak-pihak besar macam pemerintah, perusahaan, dan pabrik. Karena pada akhirnya sampah itu hanya berpindah tempat saja, dan membuat hidup orang lain menderita.

Baca Juga:

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Menyambung masalah “tempatnya” tadi, di mana kiranya tempat yang tepat untuk sampah?

Saya pikir punya tempat sampah umum bukan satu-satunya jalan keluar. Apalagi yang dipilah, tapi ternyata dicampur lagi saat masuk truk, lalu dibuang dan berbaur dengan semua jenis sampah di TPA. Begitu juga bikin TPA yang hanya menjadi tempat menimbun masalah bersama. Kita perlu tempat pengolahan yang manusiawi, begitu juga penanganan sampah yang benar, bahkan sejak dari para pemilik sampah.

Jika perlu, mengurangi jumlah sampah sejak masa produksi sebuah barang, dan meminimalisir penggunaan produk yang berisiko menjadi sampah yang sulit di daur ulang atau terurai. Bisa saja menggunakan bahan alternatif yang ramah lingkungan. Sekali lagi, bukan hanya individu, tapi semua pihak melakukan ini.

Permasalahan kita di masa seperti sekarang ini adalah eksploitasi berlebihan pada apa saja, dan sampah termasuk di dalamnya. Semua serba dijual, dan yang tak laku dibuang begitu saja. Ada yang menjual barang, bahkan makanan. Produksi barang sekali pakai yang memakan banyak energi dan mencemari lingkungan, pada akhirnya hanya berakhir menjadi sampah yang lagi-lagi mencemari lingkungan hidup. Makanan yang dibuat agar laku, pada akhirnya dibuang saat tak laku, bahkan saat banyak yang kelaparan. Lalu semua itu membuat lingkungan tambah semrawut dan kotor.

Kini, semua dibuat bukan hanya untuk kepentingan manusia, atau agar sekedar mendapat nilai gunanya yang substansial saja. Tapi, semua harus diperas, dibuat, dijual, dan akhirnya dibuang atas nama keuntungan. Lalu kita menempel plang bertuliskan “buanglah sampah pada tempatnya”, atau disuruh “go green” dengan solusi-solusi yang individual semata. Saya yakin, masalah sampah tak sekedar sampai pada imbauan dibuang pada tempatnya. Ini masih jauh, dan masih pelik.

Mumet, lah, tinggal ngopi dulu saja.

Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Adakah Dana Istimewa untuk Sampah yang Tidak Istimewa?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Juli 2022 oleh

Tags: Daur UlangSampahtempat sampahTPA
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

3 Privilese Warga Bantargebang yang Nggak Dimiliki Warga Daerah Lain

3 Privilese Warga Bantargebang yang Nggak Dimiliki Warga Daerah Lain

18 Agustus 2023
pasta gigi

Pasta Gigi Kok Harus Pakai Kotak Lagi?

3 Agustus 2019
Saran Bagi Orang yang Suka Bakar Sampah Sembarangan di Lingkungan Permukiman Penduduk MOJOK.CO

Saran Bagi Orang yang Suka Bakar Sampah Sembarangan di Lingkungan Permukiman Penduduk

29 Juli 2020
Seni Memulung Sampah di Jepang terminal mojok

Seni Memulung Sampah di Jepang

17 Desember 2021
Desa Bebas Polusi Itu Hoaks: Perkara Sampah, Desa dan Kota Sama-sama Pemula

Desa Bebas Polusi Itu Hoaks: Perkara Sampah, Desa dan Kota Sama-sama Pemula

15 Februari 2024
Bikin Konten Soal Bersihin Sampah di Sungai, Salahnya di Mana Terminal Mojok

Bikin Konten Soal Bersihin Sampah di Sungai, Salahnya di Mana?

11 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus
  • Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan
  • Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.