Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Anime dan Manga Adalah Cara Paling Asyik Belajar Budaya

Sigit Candra Lesmana oleh Sigit Candra Lesmana
5 September 2020
A A
Kartun Barat Itu Bagus, tapi Kalah Kreatif Dibanding Anime terminal mojok.co

Kartun Barat Itu Bagus, tapi Kalah Kreatif Dibanding Anime terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Jauh sebelum K-Pop dan K-Drama digandrungi kawula muda, Jepang sudah jauh lebih dulu melakukannya. Generasi 90-an dan 2000-an awal pasti pernah mengalami masa-masa menyenangkan menghabiskan waktu di depan televisi saat hari libur. Sebagian besar acara pada waktu itu didominasi oleh kartun Jepang atau yang biasa dikenal dengan anime.

Dari televisi kita mulai mengenal anime-anime seperti Doraemon, Crayon Sinchan, P-man, Dragon Ball, Naruto, One Piece, Captain Tsubasa, Hunter X Hunter, dan banyak lagi. Kemudian mulai lahir banyak penggemar anime yang cukup fanatik. Biasanya para penggemar fanatik itu disebut dengan “wibu”.

Sebagian besar anime akan menyelipkan unsur-unsur budaya pada setiap episode yang akan ditayangkan. Apalagi anime-anime yang bertemakan tentang kehidupan sehari-hari. Langkah ini cukup efektif untuk mengenalkan budaya Jepang kepada masyarakat dunia.

Beberapa di antara wibu itu tidak hanya menggemari anime saja tapi juga kebudayaan-kebudayaan Jepang lainnya, seperti festival, tarian tradisional, makanan tradisional, pakaian tradisional dan lain-lain. Bahkan ada beberapa wibu yang sangat fanatik yang banyak dipandang negatif oleh orang-orang. Wibu biasanya dianggap aneh karena punya pemikiran berbeda. Mereka juga dianggap tidak nasionalis karena lebih menyukai budaya Jepang daripada budaya negaranya sendiri.

Tapi daripada menghina para wibu, bukankah negara ini justru bisa meniru langkah Jepang untuk mempromosikan budaya negaranya melalui anime? 

Menurut saya, anime adalah cara diplomasi budaya yang terbaik, terbukti dengan membekas dan mengakarnya budaya Jepang pada setiap penggemar di seluruh penjuru dunia. Nggak jarang banyak wisatawan yang penasaran untuk mengunjungi Jepang berkat tayangan dan hiburan yang mereka hadirkan.

Pemerintah Jepang sebenarnya sangat serius dalam mengembangkan sektor ini. Anime tak hanya dipandang sebagai hiburan anak-anak saja, tapi sudah menjadi sebuah industri besar yang bisa membuka banyak lowongan pekerjaan. Proses sebuah manga atau komik untuk diangkat menjadi sebuah anime akan melalui proses yang sangat panjang. Pemerintah juga turut membantu andil dalam keberhasilan dunia hiburan Jepan.

Langkah seperti ini bisa saja ditiru oleh pemerintah Indonesia jika benar-benar serius ingin mengenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat dunia. Pemerintah harus bekerjasama dengan para kreator lokal untuk membuat suatu produk hiburan atau seniyang di dalamnya menyelipkan unsur-unsur budaya Indonesia.

Baca Juga:

Demi Pacar, Saya Rela Menyukai Minuman Matcha yang Selama Ini Dibenci karena Rasanya Mirip Rumput

Pengalamanku sebagai Warga Lokal Jepang Merasakan Langsung Sistem Siaga Bencana di Jepang: Jauh Lebih Siaga Menghadapi Bencana, Jauh ketimbang Indonesia

Diplomasi yang selama ini dilakukan pemerintah Indonesia untuk mempromosikan budaya sudah cukup bagus. Ada beberapa warga asing yang kemudian tertarik dengan budaya Indonesia bahkan sampai mendalami. Akan tetapi kendala terbesar adalah menarik minat para pemuda termasuk para pemuda Indonesia itu sendiri. Upaya pemerintah selama ini sepertinya kurang mendapat minat para pemuda.

Tidak bisa serta merta menyalahkan para pemuda yang tidak tertarik. Daripada saling menyalahkan, sekali lagi promosi melalui film kartun atau anime itu layak untuk dicoba. Seperti negara tetangga yang mulai menggarap dengan serius industri kreatif ini. 

Berawal dari populernya kartun Upin & Ipin, bermunculan kartun-kartun baru dari Malaysia yang juga bertebaran di layar televisi Indonesia. Sebut saja Boboboi dan Pada Zaman Dahulu. Banyak anak-anak yang sekarang mulai menirukan logat melayu. Ternyata melalui sebuah produk hiburan Malaysia terbukti berhasil untuk mempromosikan budaya mereka.

Para kreator Indonesia sebenarnya mampu bersaing untuk menghasilkan film kartun yang berkualitas. Beberapa film kartun sudah dihasilkan seperti Nusa & Rara, Kiko, dan Kabayan. Hanya saja kendala utama adalah biaya produksi yang tentu saja tidak murah. Dukungan dari investor juga pemerintah memang sangat dibutuhkan. Jika industri ini digarap dengan serius, maka akan membuka banyak lowongan pekerjaan.

Masyarakat Indonesia juga akan terpacu untuk menjadi seorang kreator dan mengubah mindset mereka bahwa tidak hanya profesi PNS saja yang bisa menjamin hidup. Bukankah kita juga akan bangga jika budaya Indonesia dapat dikenal secara luas di seluruh dunia seperti halnya budaya Jepang dan anime mereka yang digandrungi banyak orang.

Membicarakan budaya tak harus melulu dilakukan secara saklek. Mulai saja dari sektor budaya. Kita bisa melihat bagaimana Jepang mempraktikkannya melalui manga dan anime.

BACA JUGA My Neighbor Totoro, Gambaran Dunia Anak-anak yang (Nyaris) Sempurna atau artikel Terminal Mojok lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 September 2020 oleh

Tags: animejepang
Sigit Candra Lesmana

Sigit Candra Lesmana

Lulusan S-1 yang sedang belajar menulis.

ArtikelTerkait

tokyo ghoul

Anime “Tokyo Ghoul” dan Pikiran Soal Manusia yang Ternyata Lebih Kejam dari Ghoul

31 Maret 2020
5 Kebiasaan Buruk Orang Indonesia yang Bakal Hilang kalau Tinggal di Jepang Terminal Mojok

5 Kebiasaan Buruk Orang Indonesia yang Bakal Hilang kalau Tinggal di Jepang

9 Agustus 2022
Salon de thé François industri musik jepang mojok

Jangan Anggap Enteng Urusan Sampah di Jepang

6 Oktober 2021
Juhachi Kippu: Cara Orang Jepang Keliling Negara Menggunakan Kereta

Juhachi Kippu: Cara Orang Jepang Keliling Negara Menggunakan Kereta

7 April 2022
Susah Dimungkiri bahwa 'Rurouni Kenshin' Adalah Anime Terbaik Era 90-an terminal mojok.co

Susah Dimungkiri bahwa ‘Rurouni Kenshin’ Adalah Anime Terbaik Era 90-an

21 Februari 2021
5 Lagu City Pop Jepang Era 80-an Terbaik terminal mojok.co

5 Lagu City Pop Jepang Era 80-an Terbaik

28 Januari 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.