Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Dilema Admin Tunggal WhatsApp Group (WAG) yang Nggak Laku

Muhajir Dono Husodo oleh Muhajir Dono Husodo
10 Agustus 2019
A A
wag

wag

Share on FacebookShare on Twitter

Bagi saya yang sering gonta-ganti smartphone, ada semacam berkah tersembunyi dibalik sesuatu yang saya anggap cukup mengganggu beberapa tahun terakhir, yakni bising dan berisiknya WAG yang saya ikut bergabung di sana dan juga nelangsanya menjadi admin tunggal di WAG yang sepi kayak kuburan.

Untuk kasus yang pertama agaknya bukan hanya saya saja yang mengalami gangguan ini, buktinya sempat viral di media sosial parodi bagaimana caranya keluar dari WAG tanpa ketahuan anggota yang lain sampai-sampai banyak yang nyari aplikasinya di playstore. Perkara keluar dari WAG ini sebenarnya remeh, perkara ringan tinggal klik left group selesai, masih jauh lebih sulit ngangkat air galon ke tempatnya tanpa tumpah setetes pun, hanya saja fakta di lapangan berbeda, tidak semudah itu, Ferguso. Bahkan sempat heboh dengan keluarnya fatwa haram dari ulama asal negeri jiran bagi orang yang left WAG tanpa pamit atau permisi dulu.

Pada awalnya WAG akronim dari WhatsApp grup ini adalah bagian dari konsekwensi budaya modern di bidang teknologi yang mana memang dituntut untuk terus berkembang dan menyempurnakan dirinya. Teknologi jika kita tarik ke muaranya merupakan  alat bantu kita, kehadiran teknologi pada dasarnya menjadikan hidup kita semakin baik, semakin gampang, semakin praktis dan tentu saja semakin nyaman.

Sementara itu WAG dianggap sudah sangat berjasa bagi perkembangan populasi pengguna aplikasi chatting paling popular saat ini yaitu WhatsApp messenger, kabarnya sudah lebih dari satu milyar manusia yang aktif menggunakan aplikasi ini, konon katanya sebelum adanya fitur grup di aplikasi ini WhatsApp messenger masih kalah popular dengan BBM aplikasi chatting milik Blackberry. Fitur WAG sendiri baru disematkan kedalam aplikasi WhatsApp pada tahun 2011, artinya dua tahun sejak kelahiran aplikasi kirim pesan berbasis data internet ini.

Hari ini, WAG sudah sudah menjadi bagian yang melekat dari hidup kita, maka semakin ke sini semakin ada pergeseran nilai, ironis, orang akan dianggap aneh jika japri ke teman lama untuk sekedar menanyakan kabar, kok nggak di grup saja, kurang lebih demikian. Bertemu dengan kawan lama di angkringan juga, sepertinya kurang mampeh kalau tidak menyertakan pertanyaan “kamu masuk di grup mana saja sekarang” di dalam obrolan. Nah, kembali ke paragraph paling awal, WAG memang ada manfaatnya, namun segala sesuatu yang berlebihan termasuk jumlah WAG yang sudah hampir tiga puluh, itu tidak baik, sangat mengganggu seperti insect atau serangga pengganggu. Namun mengingat saya yang gemar gonta-ganti smartphone ini, secara sepihak mereduksi fungsi WAG hanya sebagai tempat penitipan nomor kontak teman dan keluarga saja. Bagi saya ini semacam berkah sebagaimana andok di warung terus dibayarin teman.

Kontras untuk kasus kedua, saya masih belum menemukan keberkahannya, satu sisi seperti yang saya ceritakan di atas, berisiknya WAG sudah sangat mengganggu, namun saya bisa apa, keluar dari grup saya nggak berani, takut dosa, sementara di sisi lainnya saya sendiri selalu diliputi rasa nelangsa, lara, ketika menyadari kenyataan bahwa grup yang saya buat sendiri, saya admini sendiri, sepi mamring, seperti tak berpenghuni. Penyebabnya mungkin saja kebanyakan dari anggotanya juga sama mengalami yang namanya gangguan dari berisik dan kebisingan WAG sebagaimana yang saya alami sendiri.

Kira-kira ada yang tau nomor WhatsApp Jan Koum atau Brian Acton, saya mau usul ke mereka berdua atau salah satunya juga rapopo, bagaimana kalau admin tunggal dari grup WhatsApp yang sepi alias gak payu dapat melakukan monetisasi sebagaimana para youtuber bersama channel YouTube mereka. Ya tentu saja dengan beberapa syarat, jumlah anggota minimal, berapa lama grup tersebut tak aktif, dan seberapa ngenes sampai niat kendat admin tunggalnya..

Kalau tidak tepat dibilang monetisasi yach santunan lha hehehe duit teko endi Cak! (*)

Baca Juga:

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

Konten “5 Ribu di Tangan Istri yang Tepat” Adalah Bentuk Pembodohan

 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 4 Februari 2022 oleh

Tags: adminMedia SosialwagWhatsapp
Muhajir Dono Husodo

Muhajir Dono Husodo

ArtikelTerkait

admin media sosial

Jangan Jadi Admin Media Sosial Jika Belum Kuat Tirakat

3 Juli 2019
Cara Memilih Medsos buat Olshop yang Pengin Ngadain Giveaway giveaway menang cara tips Pengalaman Menang Giveaway dan Tips untuk Memenangkannya

Cara Memilih Medsos buat Olshop yang Pengin Ngadain Giveaway

3 Juni 2020
Jika Plankton "SpongeBob Squarepants' Jadi Member WhatsApp Grup, Tentu Akan Merepotkan Adminnya terminal mojok.co

Jika Plankton ‘SpongeBob Squarepants’ Jadi Member WhatsApp Grup, Tentu Akan Merepotkan Adminnya

16 Februari 2021
[injam buku teman buku bajakan etika meminjam buku bacaan terminal mojok.co

Memotret Buku lalu Menguploadnya di Media Sosial itu Sebenarnya Buat Apa, Sih?

14 Agustus 2019
penelitian multistage sampling random sampling autotext whatsapp mojok.co

Menghitung Jumlah Waktu yang Dihemat ketika Menggunakan Fitur Autotext

5 April 2020
4 Siasat Bertahan di Grup WhatsApp Keluarga Besar  Mojok.co

4 Siasat Bertahan di Grup WhatsApp Keluarga Besar 

6 November 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.