Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Mengapa Bucin, Kepo, dan Bahasa Slang Lainnya Harus Benar-Benar Kita Tahu Artinya?

Taufik oleh Taufik
29 Agustus 2019
A A
slang

slang

Share on FacebookShare on Twitter

Menerima predikat bucin sebagai sebuah anugerah adalah sebuah bentuk kelegowoan yang hakiki. Bucin yang dulu dianggap sebagai bentuk penghargaan seorang cowok terhadap cewek perlahan mulai berubah maksud. Bayangkan, seorang Bandung Bondowoso begitu bersemangat untuk membangun candi dalam semalam untuk seorang wanita yang diidam-idamkannya. Bahkan banyak orang menganggapnya sebagai sebuah bentuk pengorbanan atas nama cintanya kepada Roro Jonggrang. Jika saja hal yang sama terjadi sekarang? Wah, sebuah kemunduran dalam dunia percintaan tentu saja yhaaa~

Ini hanya terjadi di jaman yang menurut saya dalam tingkat materialistis yang sudah mendarah daging bahkan tulang belulang. Kita tidak bisa lagi memberi apresiasi kepada orang-orang yang menganggap sesuatu sebagai sebuah bentuk penghargaan atau bahkan pengharapan.

Awalnya kita disuguhi perumpamaan yang anggapannya mungkin biasa saja. Atau bahasa slang yang memang tujuannya hanya untuk candaan. Macam kata “kepo” misalnya. Awalnya saya dan mungkin juga teman-teman bakal setuju menggunakan kata ini untuk memberitahukan kepada orang-orang di sana bahwa ada jenis manusia yang memiliki hobi “ingin tahu” segala sesuatu. Mengenai apapun yang ingin diketahuinya.

Di satu sisi, mungkin saja pendapat seseorang untuk tahu segala sesuatu itu baik adanya. Bahwa seseorang tersebut tidak ingin informasi apa yang masuk kedalam kepalanya hanya sepotong-potong yang menyebabkan akhirnya dia menyimpulkan hal yang salah. Atau pada sisi sebelahnya, orang yang merasa telah memberi cap “kepo” ini merasa tidak nyaman dengan informasi yang disampaikannya untuk diketahui lebih dari apa yang ingin dia sampaikan.

Lahirnya kata-kata baru macam kepo atau bucin ini memang menambah khazanah perbendaharaan kata. Menjadikan (mungkin) kamus kita bakal sedikit lebih tebal dari sebelumnya. Sayangnya, karena seringnya kata-kata (entah serapan atau bahasa slang) ini beredar, kita bahkan tidak tahu arti konkretnya. Termasuk kedua kata yang sedang kita bahas ini.

Misal saja arti kata kepo. Dari akronimnya (knowing every partikular object), saja kita bisa menyimpulkan bahwa setelah ini, orang-orang yang ingin tahu akan segera berkurang populasinya. Atau sebaliknya bakal semakin bertambah akibat pengelompokan berdasarkan pengertian kepo itu sendiri.

Atau kita juga bisa mengandaikan kata bucin. Jika melihat kepada akronimnya (budak cinta), ini kata sangat keras sekali. Sekeras aku berjuang untuk mendapatkamu. Eaaaaa. Bahwa budak itu berarti seseorang yang berada dibawah kendali seorang tuan. Termasuk di dalamnya, segala sesuatu yang diinginkan tuannya harus bisa dipenuhi sang budak. Apalagi jika ditambahi kata “cinta” di belakangnya. Bukankah semakin melas sekali anda, Bambang?

“Oh, begitulah cinta, deritanya sungguh tiada akhir”, kata Pat Kai dalam serial Kera Sakti.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

3 Ide Pacaran Unik yang Hanya Ada di Bantul, Dijamin Nggak akan Terlupa

Bertambahnya khazanah kata kita tidak serta merta membuat kita yang menggunakan kata-kata tersebut juga ikut bertambah pengetahuannya. Kita yang menganggap kata-kata ini masih termasuk tren (entah sampai kapan) menjadikannya bahasa baku untuk mengisyaratkan hampir semua hal. Bayangkan, kita seringkali mendengar orang dianggap “kepo” hanya untuk menanyakan nama seorang teman dari temannya itu. Ealah, kok mbulet sih, Paijo~

Bahwa orang yang bertanya bahkan dalam tingkatan batas wajar untuk seseorang yang bertanya, masuk dalam list kita sebagai seorang yang kepo. Padahal orang ini mungkin saja hanya bertanya untuk memastikan sesuatu. Atau memang ketidaktahuannya terhadapa sesuatu.

Atau misalkan orang yang ingin membelikan pasangannya sesuatu sebagai tanda cintanya atau apresiasi atas pencapaian sang pasangan untuk sesuatu. Lantas banyak yang menghujatnya sebagai seorang “bucin”? Oh, wow! Sungguh luar biasa sekali penduduk +62 ini yhaaa~

Semakin kesini kita perhatikan semakin banyak berkembang bahasa-bahasa slang yang bertujuan entah sebagai bentuk serapan untuk menggantikan suatu kata, atau menjelaskan begitu banyak maksud. Sayangnya, banyak juga yang memanfaatkan kata-kata ini untuk menyamarkan maksud atau bahkan membiaskan arti sebenarnya. Dan yah, karena memang bahasa slang ini terciptanya sekarang dan belum sampai masuk ke KBBI lantas bahasa macam bucin dan kepo ini menjadi alat. Semacam pengalihan agar maksud mereka para penggunanya tidak terlihat vulgar-vulgar amat saat digunakan.

Sebut saja misalkan, kepo. Semakin ke sini, bahkan orang yang bertanya dalam konteks sebenar-benarnya bertanya justru dianggap sedang benar-benar kepo. Dan sungguh kasihan mereka yang kepo, eh bertanya ini kan pada akhirnya.

Mari kita sama-sama membayangkan, suatu saat nanti pepatah “malu bertanya sesat di jalan” akan berubah menjadi “malu kepo, sesat di jalan”. Kan ya lucu, gaes~ (*)

BACA JUGA Kenapa Sih Laptop Hilang Sering Dialami Mahasiswa yang Lagi Skripsi? atau tulisan Taufik lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2022 oleh

Tags: bahasa slangbucinBudak CintaCurhathubungankepoKritik SosialPacaranpepatahTren Masa Kini
Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

ArtikelTerkait

dokter

Dokter, Pasien Butuh Senyum Bukan Cuma Resep Obat

24 Juni 2019
nilai-nilai

Mempertanyakan Kembali Nilai-Nilai Kita

10 Juni 2019
pembeli adalah raja

Konsep Pembeli adalah Raja: Itu Kolot, Zheyeng!

4 September 2019
pacaran

Pas Kecil Lihat Orang Dewasa Pacaran, Pas Dewasa Lihat Anak Kecil Pacaran

8 Agustus 2019
i hate monday

Slogan I Hate Monday: Memang, Apa sih, Salahnya Hari Senin?

9 September 2019
dunia perempuan

Mengungkap 5 Istilah-istilah Rumit dalam Dunia Perempuan dengan Pendekatan Dekonstruksi

29 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual! Mojok.co

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

12 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget Ketika Hidup di Solo Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget ketika Hidup di Solo

12 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran Mojok.co

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

12 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.