Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ucapan Idul Fitri Tak Perlu Bertele-tele, Kamu Nggak Lagi Bikin Naskah Pidato MLM

Dessy Liestiyani oleh Dessy Liestiyani
23 Mei 2020
A A
ucapan idul fitri lebaran MOJOK.CO

ucapan idul fitri lebaran MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Sejak berlakunya karantina mandiri lalu PSBB, durasi orang pegang hape nambah panjang. Nah, buat umat muslim, khususnya, menjelang dan selama Lebaran, durasi megang hape bakal nambah lagi. Salah satu sebabnya adalah mengurusi ucapan Idul Fitri.

Wabil khusus ucapan Idul Fitri yang nggak efektif sama sekali. Panjang dan bertele-tele. Ya maaf, saya selalu tertarik mengamati berbagai bentuk ucapan Idul Fitri.

Ragamnya banyak. Ada yang berupa puisi, potongan lirik lagu, kutipan orang bijak, sampai pakai Bahasa Arab yang kadang saya curiga yang ngirim belum tentu tahu artinya. Satu hal yang pasti, kebanyakan ucapan Idul Fitri itu cuma copas. Halah, ngaku aja.

Selain ucapan Idul Fitri berbentuk kalimat, ada juga yang pakai kombinasi gambar, foto, atau video bersama keluarga. Sering juga saya menjumpai konsep yang bagus dan lucu, tanpa meninggalkan esensi ucapannya. Pesan saya, kalau ngirim video jangan yang durasinya kepanjangan. Ngabisin kuota aja.

Nah, saya malah sempat berpikir. Kenapa tidak ada perusahaan yang mau jadi sponsor lomba bikin ucapan Idul Fitri, ya? Bagus untuk memicu kreativitas. Hadiahnya hampers. Kamu nggak tahu hampers? Dih.

Cuma menurut saya, terlalu banyak ucapan yang malah lebay. Intinya, kan, kita berbahagia karena masih bisa merayakan Lebaran dan meminta maaf lahir dan batin atas segala kesalahan. Cuma itu, kan. Kalau lebay gitu mau bikin ucapan atau naskah pidato MLM?

Tolong dicatat ya, ucapan Lebaran bertele-tele itu nggak efektif. Masak tidak cukup layar 9 inch hape saya untuk sekali scroll. Bukankah kita kalau mengirim pesan inginnya semua pesan dibaca oleh penerima? Kalau terlalu panjang begitu apa malah tidak merepotkan penerima dan (otomatis) membuat jidat berkerut?

Setelah menerima pesan dan sepintas menyadari bahwa ucapan Lebaran ini cukup panjang, jadinya “teknik membaca cepat” pun diterapkan. Skip sana skip sini. Mata langsung saja mencari kalimat yang di-bold: “Selamat Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin.”  Dan yang (benar-benar) dibaca berikutnya adalah: “Dari Bapak dan Keluarga Anu.”

Baca Juga:

Bukan karena Rasanya Enak, Biskuit Khong Guan Dibeli karena Bisa Memberi Status Sosial

Nostalgia Masa Kejayaan Bata, Sepatu Jadul yang Membuat Saya Sombong saat Lebaran

Bahkan saya pernah dikirimi ucapan Idul Fitri dengan pantun bahasa daerah lebih dari 5 bait. Makna tiap bait dari pantun tersebut sama saja. Gimana nggak bikin garuk-garuk karena bingung?

You know what, ucapan selamat Lebaran dan mohon maaf lahir batinnya baru terlihat setelah dua kali scroll, tepat di atas nama pengirim. Sudah pasti ucapan bertele-tele seperti ini nggak akan saya baca semua. Yang penting buat saya adalah siapa pengirimnya, untuk kemudian saya balas ucapannya. Jadi percuma, kan, yang sudah cape-cape ngetik…

Tapi saya paham, sih. Terkadang penginnya ngirim ucapan yang simpel, tapi malah dituduh “cuma gitu-gitu doang”. Karena Lebaran cuma satu kali, masak ucapannya biasa saja. Tidak spesial. Huft, serba salah ye.

Padahal esensinya sama semua. Mau panjang atau pendek. Intinya minta maaf. Yang penting ikhlas dan tulus. Tapi ya itu tadi. Karena riwehnya orang, kita jadi ngerasa nggak enak dan ikut-ikutan.

Saya curiga. Inilah yang bikin budaya copas ucapan Idul Fitri itu langgeng banget. Males ngetik pendek, copas aja sudah. Beres. Cuma kadang lupa ganti nama pengirim. Jadi ketahuan kalau cuma copas.

Yah, apa pun bentuknya, sebenarnya ucapan selamat Idul Fitri yang masuk ke hape selalu membuat saya antusias. Apalagi kalau japri. Dikirimkan secara langsung dibandingkan dibanderol ke grup, sering membuat saya merasa spesial dan diperhatikan.

Ya walaupun sang pengirim juga mungkin tidak berniat bikin saya spesial karena kirim pesannya juga sent to all. Tapi saya pasti akan memprioritaskan membalas ucapan japrian terlebih dahulu, dibanding ucapan di grup.

Jadi buat saya, bikin ucapan selamat Idul Fitri yang sewajarnya saja. Yang penting meminta maaf lahir dan batin. Jadi buat apa bikin kalimat panjang bertele-tele kalau akhirnya juga nggak akan dibaca.

Ingat, kamu bikin ucapan Idul Fitri bukan artikel 600 kata buat dikirim ke Terminal Mojok.

BACA JUGA Nggak Harus Nunggu Gila untuk Datang ke Psikolog dan tulisan Dessy Liestiyani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

 

Terakhir diperbarui pada 23 Mei 2020 oleh

Tags: Idul Fitriketupatkutipan laguLebaranPuisiucapan idul fitri
Dessy Liestiyani

Dessy Liestiyani

Wiraswasta, mantan kru televisi, penikmat musik dan film.

ArtikelTerkait

simbah

Yang Keliling Bocah-Bocah, yang Lebih Capek Malah Simbah-Simbah

6 Juni 2019
skincare

Skincare Mahal, Pakai Air Wudu Saja

3 Juni 2019
lebaran tim cebong dan tim kampret

Lebaran adalah Momentum Damai Tim Cebong dan Tim Kampret

7 Juni 2019
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran

23 Mei 2020
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh!

21 Mei 2020
hoax positif lebaran

Hoax Positif Banyak Kita Temukan Ketika Lebaran

13 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.