Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Panduan untuk Berdebat dengan Dosen yang Konservatif dan Moderat

Moh Rivaldi Abdul oleh Moh Rivaldi Abdul
9 April 2020
A A
menyikapi dosen yang tak pernah praktik kerja berdebat dengan dosen

menyikapi dosen yang tak pernah praktik kerja berdebat dengan dosen

Share on FacebookShare on Twitter

Ada dua tipe dosen di kampus. Yang pertama, yang konservatif. Kedua, yang moderat. Bagaimana sih cara mengetahui dosen itu konservatif atau moderat? Ya, sederhana saja, lihat saja dari cara dosen dalam menanggapi pendapat mahasiswa saat diskusi, pasti bisa ketebak sendiri apa dosen itu koservatif atau moderat.

Atau lebih sederhana lagi, coba diminta baca esai mojok dan terminal mojok. Kalau setelah baca dosennya marah-marah, ngatain ngawur nih esai, dan tidak paham kalau esai mojok itu suka “nakal”, maka pasti itu dosen konservatif. Tapi kalau setelah baca dosennya malah santai, bilang kalau ini bagian dari cara penulis berpendapat, esainya santai serta bahasanya sederhana cocok untuk konsumsi milenial. Atau bahkan si dosen tiba-tiba bilang, “Ooo, aku juga penulis mojok, loh.” Wahhh, ini ni… ini dosen pasti moderat.

Karena ada dua tipe dosen yang berbeda ini, kamu harus mengenali mereka karena untuk bisa berdiskusi—atau bahkan berdebat dengan dosen, diperlukan cara dan sikap yang berbeda untuk setiap tipenya. Biar gampang, saya akan coba kasih panduan bagaimana cara berdebat dengan masing-masing tipe dosen ini.

Tipe dosen konservatif

Dosen konservatif, biasanya gahar buanget, tanpa ampun, killer, nggak terbuka sama pendapat mahasiswa yang beda dengannya. Mereka minta mahasiswa berpendapat, memberi motivasi pada mahasiswa agar aktif berpendapat. Namun, pas si mahasiswa berpendapat, eh, malah dimarahi, dikatain nggak baca buku, dikatain nggak nyambung dengan bahan bacaan diskusi, sebab pendapat mahasiswa beda dengan isi kepala si dosen. Hadeh, namanya juga berpendapat, pasti sangat mungkin beda, kan?

Kalau harus sama dengan isi buku itu mah bukan berpendapat, tapi malah nyiplak. Kalau harus sama dengan isi kepala dosen itu mah bukan berpendapat, tapi malah nyuruh untuk ngikut pendapat. Hadehhh.

Untuk dosen yang konservatif seperti ini, dengan segala hormat, saya sebenernya pengin protes. Apa tidak bisa memperlakukan mahasiswa dengan setara? Kalau mahasiswa keliru pas berpendapat ya jangan dikata-katai atau dimarah-marahi gituu.

Tapi yah, susah juga sih. Dosen konservatif kadang emang secara bawaan susah mau dengerin pendapat mahasiswa karena mereka punya prinsip yang sekuat baja.

Prinsipnya biasa dikenal dengan 2 pasal sakti: Pasal 1 adalah dosen tak pernah salah, pasal 2 adalah jika dosen salah maka kembali ke pasal 1. Hadeh, kalau sudah gitu mau apalagi?

Baca Juga:

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

Dosen yang Mewajibkan Mahasiswa Beli Bukunya Sendiri Itu Kenapa, Sih?

Bagaimana cara mendebat dosen jenis ini?

Mending diam saja wkwkw.

Kalau mau mendebat, boleh juga sih. Tapi pastikan kamu sudah khatam segala buku dan teori yang jadi rujukan si dosen, lalu khatam juga dengan buku dan teori yang berbeda biar pas nanti kamu diserang balik, kamu punya pertahanan yang baik. Soalnya kalau ngajak debat dosen gini tapi pemahaman kamu masih setengah-setengah, wah, tamat riwayat nilaimu, brooooo.

Tipe dosen moderat

Dosen moderat mah biasanya asik, baik buanget. Biasanya kalau ada mahasiswa berpendapat, nggak pernah ngatain kalau pendapat mahasiswa itu salah, walaupun nyatanya pendapat si mahasiswa ngawur. Paling ya si dosen moderat bilangnya pendapat mahasiswa itu masih setengah dari kebenaran, artinya masih keliru.

Keuntungan dan ini juga kelebihan dosen moderat adalah: karena mereka terbuka dengan pendapat mahasiswa, mahasiswa jadi lebih fresh berpikir saat diskusi, sebab mahasiswa tidak terlalu merasa tertekan dengan kehadiran dosen moderat.

Bagaimana cara mendebat dosen jenis ini?

Dosen moderat biasanya lebih dekat dengan mahasiswanya, tapi jangan mentang-mentang dekat, jadi mahasiswa baper ngelunjak dan seenaknya.

Mahasiswa tetep harus bisa memposisikan diri kapan melihat dia sebagai dosen, kapan melihat dia sebagai teman ngobrol dan ngopi. Tetep harus sopan dan kalau mau ngajak berdebat dan berpendapat, jangan dengan kepala yang kosongan. Soalnya, kalau kita ngelempar bahan diskusi tapi nggak tahu apa-apa soal hal itu, jadinya ya bukan diskusi lagi, tapi kuliah dadakan. Akhirnya ya, kalau satu arah, sama saja seperti pendoktrinan juga wqwq.

Oiya, jangan mentang-mentang ketemu dosen moderat malah suka berpendapat yang ngawur juga. Jadi, tetap harus banyak baca buku, ya. Minimal kuasai teori cocokologi, eh, nyocokin pendapatnya harus advance, ya, jangan malah kelihatan makin ngawur.

Catatan penting:

Sebelum kalian mendebat dosen, tolong dipahami dulu kalau mendebat (bertukar/berbeda pendapat) dengan dosen itu beda dengan membantah dosen tanpa hormat lho ya.

Kalau bertukar pendapat, itu menunjukkan keinginan untuk mempertahankan pemikiran yang dirasa benar, sebab dirasa bahwa pemikiran itu sesuai dengan teori, dan buku yang dibaca.

Kalau membantah tanpa hormat, itu malah menunjukkan sikap sombong mahasiswa. Hmm, itu nggak baik, walaupun dalam keadaan tertentu membantah itu baik asal jangan sampai tidak menghormati dosen. Hormatilah dosen, selagi layak dihormati.

Terakhir, kalau memang dirasa takut dan merasa tak mampu berdebat dengan dosen, ya sederhana, tinggal diam saja, kan? Toh, yang penting mahasiswa ikut alur kuliah dengan baik, pasti lulus juga. Jadi, diam saja, kalau memang mau diam. Kalau mau berdebat, ya silahkan juga, yang penting jangan ngawur dan ikuti panduan dari saya dengan tetap menggunakan protokol kesopanan tentu saja.

BACA JUGA Kritik buat Kader Organisasi Ekstra Kampus yang Ngerasa Kalah Pamor sama Komunitas atau tulisan Moh. Rivaldi Abdul lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 April 2020 oleh

Tags: berdebat dengan dosenDosenjenis dosenMahasiswa
Moh Rivaldi Abdul

Moh Rivaldi Abdul

Alumni S1 PAI IAIN Sultan Amai Gorontalo.

ArtikelTerkait

Dear Korban Bullying, Baca 3 Buku ini untuk Menemanimu Bangkit terminal mojok.co

Memang Dasar Minat Baca Rendah, Bedain Format PDF dan DOC Aja Nggak Bisa

6 September 2019
Dear Dosen Pembimbing, Menerima Revisi Skripsi dalam Bentuk Hard Copy Itu Merepotkan Mojok.co

Dear Dosen Pembimbing, Menerima Revisi Skripsi dalam Bentuk Hard Copy Itu Merepotkan

28 Mei 2024
KA Pandanwangi, Penyelamat Mahasiswa Banyuwangi yang Kuliah di Jember

KA Pandanwangi, Penyelamat Mahasiswa Banyuwangi yang Kuliah di Jember

23 Juli 2023
Orang Demak Culture Shock ketika Merantau ke Jogja, Ternyata Jogja Nggak Sempurna Mojok.co

Orang Demak Culture Shock ketika Merantau ke Jogja, Ternyata Jogja Nggak Sesempurna Itu

2 Mei 2024
tuhan

Tuhan dalam Huruf Kapital

5 September 2019
Dear Maba, Jangan Pilih Kos Dekat Kampus kalau Nggak Ingin Menyesal Mojok.co

Dear Maba, Jangan Pilih Kos Dekat Kampus kalau Nggak Ingin Menyesal

24 Juni 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual! Mojok.co

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

12 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.