Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Benang Kusut Kompetisi Hibah Riset dari Pemerintah: Proses Seleksi Kurang Transparan hingga Tanggung Jawab Pemenang yang Terlalu Ribet

Puja Rizqy Ramadhan oleh Puja Rizqy Ramadhan
12 Juni 2025
A A
Benang Kusut Kompetisi Hibah Riset dari Pemerintah: Proses Seleksi Kurang Transparan hingga Tanggung Jawab Pemenang yang Terlalu Ribet Mojok.co

Benang Kusut Kompetisi Hibah Riset dari Pemerintah: Proses Seleksi Kurang Transparan hingga Tanggung Jawab Pemenang yang Terlalu Ribet (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Dosen didorong melahirkan penelitian berkualitas, tapi kompetisi hibah riset dari pemerintah kurang transparan dan ribet.

Menjadi dosen di Indonesia harus punya segudang akal. Bukan hanya soal keilmuannya, tapi juga harus punya banyak siasat untuk memutar roda kehidupannya. Riset Tempo menunjukkan rata-rata gaji pokok dosen di Indonesia di angka Rp4,23 juta, terendah se-Asia Pasifik. Penghasilan segitu, bikin dosen mau nggak mau harus cari alternatif lain di luar gaji pokok. Itu mengapa, lumrah kita lihat dosen merambah pekerjaan sampingan. Dari konten kreator hingga narik ojek online (ojol) semua dilibas yang penting dapurnya tetap ngebul.

Sebenarnya, di luar gaji pokok masih terdapat komponen take home pay lainnya. Kalau dosen ASN, bisa mendapat tambahan dari tunjangan kinerja. Untuk dosen Perguruan Tinggi Swasta (PTS), tunjangan sangat tergantung pada kebijakan kampus masing-masing. Bagi dosen PTS di kampus bonafide, pendapatannya bisa mengalahkan dosen ASN. Sayangnya, jumlah PTS yang bonafide hanya segelintir saja. Selain itu, bagi dosen yang sudah lulus sertifikasi, juga berhak dapat tunjangan sertifikasi. Pun demikian, dari berbagai komponen pendapatan tersebut, tetap aja jumlahnya masih kalah dibanding negara-negara tetangga.

Lho, emang kerjaan dosen cuma ngajar? Kan harusnya juga penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)? Bahkan Wamen Kemdiktisaintek  Prof. Stella bilang, kalau aktivitas utama dosen ya harusnya riset, baru lain-lainnya. Tiap tahunnya juga ada kompetisi hibah riset dari pemerintah kan? Iya sih, namun bersamaan itu pula timbul persoalan lain mulai dari mekanisme, anggaran, sampai persoalan paradigma pengelolaan riset. Tapi, terlepas dari seluruh problemnya, tetap aja peminat hibah ini buanyak banget tiap tahunnya. 

Data dari DPPM Kemdiktisaintek memperkirakan, di tahun ini ada lebih dari 50 ribu usulan hanya untuk skema hibah penelitian dan PkM saja, itu belum termasuk jenis hibah lainnya. Padahal, anggaran riset Indonesia hanya 0,2 persen dari PDB, kalah besar dibandingkan Malaysia (1,15 persen), Singapura (1,98 persen), apalagi Tiongkok (2,08 persen). Jadilah para dosen Indonesia ini berebut remah-remah potongan kue yang sudah terlanjur kecil itu.

Tanggung jawab periset terlalu ribet, dari jurnal ilmiah hingga nasi padang 

Perasaan harap-harap cemas seketika berubah menjadi gembira manakala nama si dosen pengusul muncul dalam daftar penerima hibah riset. Namun, dalam hitungan bulan rasa gembira tadi sering kali memudar dan berubah menjadi pusing, mumet, syukur-syukur nggak kena mental. Setelah dana riset diterima oleh dosen, maka dia pun mulai dibebani tanggung jawab. Celakanya, tanggung jawab yang harus ditunaikan nggak tanggung-tanggung. 

Asal tahu saja, periset (dalam hal ini dosen) diwajibkan memenuhi luaran hasil penelitian yang telah ditetapkan, umumnya sih publikasi artikel di jurnal ilmiah, meskipun ada variasi lain kayak buku, prototipe, sampai produk. Nggak cuma itu, si dosen juga wajib bikin catatan harian, plus laporan ditambah menghadiri proses monitoring dan evaluasi (Monev). 

Eits, belum cukup sampai disitu, gongnya adalah tanggung jawab aliran dana. Benar-benar seperti pejabat yang sedang diincar KPK. Agak hiperbola sih perbandingan saya ini, tapi jujur saja, para dosen cukup deg-degan terkait ini sebab bisa berdampak pada reputasi akademiknya kelak. 

Baca Juga:

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Itu mengapa, semakin berjubel tugas dosen. Tanggung jawab periset tidak hanya sebatas melakukan penelitian, tapi juga bikin laporan hingga ngumpulin faktur mulai dari BBM, tinta printer, hingga nasi padang. Dan, ingat, itu semua belum tanggung jawab mengajar dan administrasi lainnya. Memang sih, hibah ini dirancang dalam bentuk tim sehingga dosen bisa berbagi tugas. Tapi tetap aja, dengan volume pekerjaan dan tenggat waktu yang ada, dosen harus berjibaku menjalankan perannya.

Urusan kualitas riset? Tanpa mengerdilkan kemampuan dosen kita, dengan kondisi yang seperti di atas, secara intuitif bisa diperkirakan kualitasnya sulit bersaing di kancah global. Ini tercermin dari data kok. Scimago Lab mencatat, Indonesia berada di urutan ke-61 dari 239 negara dengan jumlah publikasi karya ilmiah terbanyak. Ini masih kalah jauh dari negara tetangga kayak Malaysia yang menempati urutan ke-37 dan Thailand di peringkat ke-43. Nobel Prize? Kayaknya masih jadi mimpi di siang bolong.

Meningkatkan kualitas riset Indonesia melalui manajemen kompetisi hibah yang berkualitas

Tentu para dosen mengapresiasi niat dan effort yang sudah dilakukan pemerintah selama ini. Tapi tidak dimungkiri, perlu ada perbaikan dan peningkatan yang nyata dalam manajemen kompetisi hibah riset pemerintah. Dari proses seleksi usulan misalnya, perlu akuntabilitas yang benar-benar diejawantahkan. Saat ini, para dosen pengusul masih banyak yang kebingungan, “Kenapa ya usulanku ditolak?” Tidak ada feedback layak yang bisa jadi bahan refleksi untuk dosen memperbaiki kualitas proposalnya. 

Feedback yang layak diperlukan sebab sering terjadi, pengusul merasa kualitas usulan yang menang lebih buruk daripada yang kalah. Ini perlu perbaikan sistem segera, supaya kompetisi yang tercipta jadi lebih keren. Jangan ragu-ragu juga menggunakan teknologi kayak AI untuk mengasistensi seleksi usulan, dalam rangka mengurangi subjektivitas dan human error. Seperti quote andalannya Mas Wapres, “Manusia yang gak menggunakan AI akan tergantikan oleh bla.. bla.. bla..” ya gitu lah pokoknya.

Sebetulnya kalau mau digali lebih mendasar, problem riset di negara ini terletak pada cara pandang terhadap riset itu sendiri. Di Indonesia, riset masih diperlakukan mirip kayak orang jualan: harus menghasilkan sesuatu dalam waktu segera. Padahal riset sejatinya adalah upaya untuk menembus batas-batas keilmuan yang telah eksis. 

Jadi, untuk mendorong riset yang berkualitas, singkirkan dahulu batas-batas di luar keilmuan: batas pendanaan (mungkin agak utopis tapi perlu dipikirin), batas waktu (ini masih cukup realistis), dan batas administratif (harus!). Tidak tepat memperlakukan riset dalam kerangka annual report. Salah kaprah jika menjustifikasi keberhasilan riset hanya berdasarkan waktu, output, dan biaya semata. Ini justru langkah awal memadamkan hulu ledak intelektualitas para periset untuk mengeksplorasi ilmu yang mungkin belum pernah dicapai sebelumnya. Karena diskursus ini dalam level paradigmatik. maka perlu kesadaran dan komitmen pimpinan tertinggi untuk mewujudkannya.

Saya yang nggak ikutan kompetisi hibah riset karena lagi studi lanjut cuma bisa cengar-cengir melihat teman-teman lain. Tapi, pengalaman sembilan tahun jadi dosen, dan secara de facto pernah terlibat jadi tim hibah riset, menjadikan benak saya penuh sesak unek-unek seperti yang saya utarakan tadi. Semoga para dosen di Indonesia tetap setia menekuni riset yang diharapkan juga bermuara pada kesejahteraannya.

Penulis: Puja Rizqy Ramadhan
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA UNNES Kampus 1000 Ospek, Maba Bersiaplah Menghadapi Ospek yang Banyak dan Nggak Ada Isinya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 Juni 2025 oleh

Tags: Dosenhibah risetKompetisi Hibah Risetriset
Puja Rizqy Ramadhan

Puja Rizqy Ramadhan

ArtikelTerkait

gaji dosen mahasiswa semester tua asisten dosen

Jadi Dosen Itu Nggak Mudah, apalagi Jadi Dosen yang Nggak Bisa Nulis, Remuk!

23 Februari 2024
5 Tipe Dosen yang Nggak Cocok Jadi Dosen Pembimbing Skripsi. Mahasiswa Lebih Baik Menghindarinya demi Lulus Tepat Waktu Mojok.co

5 Tipe Dosen yang Nggak Cocok Jadi Dosen Pembimbing Skripsi. Mahasiswa Lebih Baik Menghindarinya demi Lulus Tepat Waktu

18 Mei 2024
Tabiat Dosen Gaib, di Kelas Tidak Pernah Ada, tapi Sogok Mahasiswa dengan Nilai A dosen muda

Kelakuan Dosen yang Bikin Ngelus Dada, Seenaknya Sendiri dan Bikin Naik Pitam Mahasiswa

11 Agustus 2024
skripsi ratusan halaman data skripsi kutipan dalam karya tulis skripsi dibuang mojok

Alasan Sebenarnya Mahasiswa Mengerjakan Skripsi Ratusan Halaman

10 Juni 2021
Dosen Layak Diprotes soal Nilai, tapi Caranya Jangan Ngasal (Unsplash)

Jangan Ngasal, Begini Cara Protes Nilai ke Dosen biar Nggak Sampai Mengulang Mata Kuliah

6 Januari 2024
Dosen Konservatif Seharusnya Banyak Belajar dari Dosen TikTok Mojok.co

Dosen Konservatif Seharusnya Banyak Belajar dari Dosen TikTok

13 Desember 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.