Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Bukan Telur Asin, tapi Inilah Oleh-Oleh dari Tegal

Anisa Dewi Anggriaeni oleh Anisa Dewi Anggriaeni
5 April 2020
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Saya berasal dari Tegal, kuliah di Bandung selama lima tahun. Selama masa kuliah itu, ada saja teman-teman yang meminta dibawakan telur asin kalau saya pulang dan kembali ke kosan lagi. Bahkan ketika saya sudah lulus, tetap ada segelintir orang yang bilang, “Kalau main ke Bandung bawa telur asin, ya.” Padahal selepas kuliah, saya bekerja di Jakarta. Kalau main ke Bandung ya berangkatnya dari Jakarta lah. Memang ada telur asin di sana, di warung makan dekat kantor, di warung makan dekat kosan, tapi mohon maaf teman-teman tidak saya bawakan.

Waktu awal kuliah, sok kenal sok deket itu pasti ada apalagi kalau sudah menyebut asal daerah. “Dari Tegal,” maka pertanyaan selanjutnya, “Oh itu yang banyak telur asin di sana, ya? Eh nanti bawain dong!” Sampai saya lulus saya tidak pernah sekalipun membawa telur yang berwarna hijau muda itu kepada teman-teman saya.

Saya memang orang Tegal tulen, lahir di Tegal, Ibu orang Tegal, Bapak juga orang Tegal. Keduanya hanya beda kecamatan yang kalau ditempuh dengan motor bisa memakan waktu satu jam. Nah kakek-nenek dari ibu dan Bapak juga orang Tegal. Saya kurang Tegal apa coba? Jadi kalau menyebut telur asin adalah khas Tegal, saya merasa mengkhianati keluarga sendiri. Apalagi sampai membawanya dan mengaku itu salah satu kuliner dari Tegal.

Saya maklum mengapa hal itu terjadi. Pasalnya, Tegal sendiri bersebelahan dengan Brebes. Tegal dan Brebes merupakan daerah Pantura yang dilintasi bus-bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP). Ketika memasuki wilayah Brebes, sepanjang jalan memang akan terlihat penjual yang menjajakan telur asin. Ya nggak heran, lah wong telur asin makanan khas Brebes. Mungkin yang dipikirkan orang-orang saat melewati daerah tersebut, “Ih telur asin, lucu amat, bulat lonjong, ini daerah mana, ya? (Sementara bus tetap melaju tahu-tahu sudah di Tegal) Oh ini Tegal toh, iya, iya.”

Oke, lupakan para penumpang, kembali ke pokok bahasan. Saling menukar oleh-oleh memang jamak terjadi di tanah rantau. Teman kosan, teman kelas, teman organisasi adalah keluarga terdekat selama jauh dari kampung halaman. Sebagai keluarga yang hanya mengandalkan ikatan emosional, saling memberi makan memang tak salah, apalagi cuma setahun dua kali: Pulang saat libur semester dan kembali ke kampus ketika mulai ada perkuliahan.

Lalu apa yang saya bawa? Nah ini, meski saya tak pernah membawa telur asin —beli di warung juga bisa, saya seringnya membawa oleh-oleh beberapa makanan ini.

Satu: Pilus

Pilus ini berbeda dari pilus yang ada di iklan-iklan televisi, tidak ada kacang di dalamnya dan ukuranya lebih kecil. Tapi sungguh rasanya gurih tenan, Jon. Tanpa dicampur dengan bakso, mie ayam, atau makanan berkuah lain, pilus ini bisa menjadi makanan yang utuh untuk di makan alias masuk ke mulut tanpa campuran apa pun.

Salah satu teman saya yang bernama Fani juga gemar sekali mengonsumsi ini. Dia tak pernah lupa menitip pesan untuk berhati-hati selama di perjalanan dan pilus yang tak boleh ketinggalan. Beberapa teman kelas dan organisasi juga menyukainya. Biasanya kalau teman organisasi makan pilus dicampur dengan yamin, cuankie, atau Indomie. Pilus dari Tegal ini memang jadi toping yang tak terbantahkan gurihnya.

Baca Juga:

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

4 Alasan Kamu Wajib Coba River Tubing di Kebumen yang Sungainya Masih Bersih 

Dua: Latopia

Selain pilus, saya juga juga pernah membawakan latopia. Makanan ini mirip dengan bakpia, letak perbedaannya hanya pada bentuk. Bila bakpia Jogja bulat-bulat, maka latopia Tegal kotak-kotak. Dari segi rasa, sejujurnya saya lebih suka bakpia Jogja. Namun, bukan berarti mengesampingkan latopia, kalau di rumah ada ya saya makan.

Oh iya, latopia lebih kering dari bakpia yang kering. Jadi renyah banget rasanya, bahkan varian rasa di dalam latopia juga kering, coklatnya, kacang ijonya, ataupun kejunya. Sayang sekali, tidak akan dijumpai keju meleleh di latopia, Gaess. Saya hanya beberapa kali membawanya ke tempat rantau, ketenarannya masih kalah jauh dari bakpia Jogja. Teman-teman juga lebih menyukai bakpia.

Tiga: Kacang Bogares

Camilan lain yang sempat saya bawa adalah kacang bogares. Bogares sebenarnya nama daerah yang memproduksi rasa kacang itu. Rasanya asin, gurih, dan enak bagi saya, tapi kalau keseringan makan bisa bikin batuk.

Empat: Kerupuk Antor

Di lain waktu, saya pernah membawa kerupuk antor. Kerupuk yang warna-warni dihiasi bumbu yang mirip pasir. Di daerah tertentu disebut kerupuk glopot (kotor) karena memang taburan kecoklatan dalam helai setiap kerupuk.

Taburan yang berwarna coklat itu bukan coklat yang rasanya manis, mahal, dan kemasannya yang highclass tapi berasal dari olahan bumbu yang menempel di krupuk. Bukan bumbu juga sih tapi medium masaknya, tak asing bukan dengan kerupuk pasir? Ya itu nama lain kerupuk antor atau kerupuk glopot. Pasirnya bukan asal pasir lalu digoreng bersama kerupuk, tentu sudah dibersihkan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kandungan minyak dan kolesterol yang menempel pada kerupuk. Heroik yah, alasanya cukup healthy.

Lima: Tahu Tegal atau Tahu Aci

Ada lagi yang paling legendaris dan umum diketahui banyak orang, tahu Tegal atau tahu aci. Tau camilan cireng? Itu loh makanan yang semasa sekolah sering kita beli dan dicocol dengan saos. Nah kalau tahu aci asal Tegal ini, tahunya diisi cireng. Jadi tahu dan cireng disatukan lalu digoreng. Enak kalau dimakan masih hangat, ditemani teh sambil baca novel atau baca berita yang sering bikin emosi memuncak. Eh, tapi yang ini tidak bisa saya bawa ke mana-mana, repot sekali Bung, Nona. Bisa-bisa sampai Bandung atau Jakarta lembek, berminyak, dan pasti dingin. Meski ia bisa digoreng setengah matang dulu, lalu digoreng lagi di kosan. Ah tapi itu merepotkan.

Sebenarnya masih ada camilan atau makanan khas Tegal lain. Penjelasan di atas adalah camilan yang sering saya bawa karena tidak menyulitkan saya. Oke, jadi mulai hari ini, mulai detik ini, plis lah Tuan-tuan, Nyonya-nyonya, Bung, Nona, berhenti menyebut telur asin merupakan makanan khas Tegal. Big no! Biar saya tidak lelah menjelaskan ulang dan berdosa pada keluarga.

BACA JUGA Meminta Oleh-oleh dan Traktiran adalah Budaya Kita dan tulisan Anisa Dewi Anggriaeni lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 April 2020 oleh

Tags: Oleh-Olehtegaltelur asin
Anisa Dewi Anggriaeni

Anisa Dewi Anggriaeni

Makan bubur tanpa diaduk, makan soto dengan nasi terpisah.

ArtikelTerkait

4 Oleh-oleh Khas Solo yang Sebaiknya Jangan Dibeli revitalisasi Solo kaesang pangarep

4 Oleh-oleh Khas Solo yang Sebaiknya Jangan Dibeli

8 Juni 2022
Balapulang Tegal, Saksi Bisu Rombongan Amangkurat I Putar Balik Gara-gara Dihadang Pasukan Trunojoyo

Balapulang Tegal, Saksi Bisu Rombongan Amangkurat I Putar Balik Gara-gara Dihadang Pasukan Trunojoyo

25 Februari 2024
Saya Yakin Nggak Akan Ada Razia Mi Ayam Wonogiri, sebab Kami Cinta Damai dan Memilih Fokus Mengejar Rezeki kabupaten wonogiri mie ayam wonogiri

Mi Ayam Wonogiri Memang Tidak Bisa Dibungkus, Sebaiknya Jangan Dibungkus, dan Jangan Pernah Minta Dibungkus

13 April 2025
Ragam Sate Kambing Tegal_ Batibul, Balibul, Semuanya Enaaak! terminal mojok

Ragam Sate Kambing Tegal: Batibul, Balibul, Semuanya Enaaak!

19 September 2021
Culture Shock Orang Jogja Saat Kulineran di Tegal

Culture Shock Orang Jogja Saat Kulineran di Tegal

6 Agustus 2022
Kalau di Kota Padang Nggak Ada Nasi Padang, di Tegal Tetap Ada Warteg, tapi...

Kalau di Kota Padang Nggak Ada Nasi Padang, di Tegal Tetap Ada Warteg, tapi…

15 Januari 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.