Rasanya dini hari tadi adalah salah satu dini hari terburuk saya di tahun ini. Sudah berusaha begadang nonton Real Madrid vs AC Milan, masih harus berjibaku nyari sinyal karena mati listrik, malah disuguhi permainan super jelek dari Madrid. Sumpah, daripada nonton Madrid, mendingan nonton Eri Pras.
Nonton Eri Pras, jelas bikin bahagia. Kita tertawa, melupakan beban hidup yang sudah menggerogoti kita dari segala arah. Tapi sebaliknya, nonton Real Madrid justru menambah beban hidup dan bikin kita bertanya-tanya kenapa masih optimis sama tim ini.
Oke, berlebihan, mending dukung Madrid ketimbang MU. Tapi ini udah di titik tidak menyenangkan.
Tiap match, kita disuguhin Ferland Mendy tetap main sekalipun kontribusi terbaiknya adalah bikin Madrid dibobol empat kali oleh Barca. Lalu, Lucas Vazquez yang jatuh gedabikan karena kalah duel lawan bek kiri musuh. Ditambah Tchouameni yang seakan-akan fungsinya di lapangan adalah dadi genep-genep.
Kekalahan lawan AC Milan ini sudah nggak bisa ditolerir. Kalah dua kali di Bernabeu itu aib. Andai Sir Alex melatih Madrid sekarang, pasti sudah disemprot habis-habisan. Saya nggak tahu apa yang dilakukan Ancelotti, tapi jika respons terbaik dari kekalahan di El Clasico adalah dengan kalah melawan tim kayak AC Milan, ya tolong banget.
Iso-isone kalah karo AC Milan lho, su asu.
Nggak ada harapan
Lini pertahanan Madrid tak ada peningkatan berarti, sekalipun mereka habis dibantai Barcelona. Saya tak akan bilang Don Carlo tak berbuat sesuatu, tapi yang jelas, kesalahan yang sama masih terjadi. Tchou, yang tampil kelewat buruk, masih diberi kesempatan dan dia balas dengan penampilan yang sama buruknya.
Saya bisa bilang, andai Camavinga yang bermain, keadaan mungkin akan berubah. Tapi tetap saja, lini pertahanan yang buruknya seperti itu jelas tak akan membantu apa-apa. Sumpah, jadi kiper Madrid itu susah. Kudu jago tingkat dewa. Lunin sudah berbuat semaksimal mungkin, dan kiper yang masuk nominasi Yachine Trophy jelas bukan kiper ecek-ecek, tapi tetap saja dia tak bisa menangkal serangan yang seakan-akan dibukakan jalannya oleh Madrid.
Secara kolektif, Real Madrid memang bermain begitu buruk. Vinicius tetaplah jadi pemain yang bersinar, beberapa usahanya bikin Milan kelimpungan. Andai Maignan tak sejago semalam, saya yakin ceritanya beda. Tapi, apa guna satu orang jika sisanya adalah pelawak?
Nggak usah nonton Real Madrid
Minggu ini, Real Madrid akan bermain melawan Osasuna di Bernabeu. Jika kalian para pembaca tak yakin, nggak apa-apa, tidak ada yang berani meyakini Madrid bisa menang melawan siapa pun musim ini. Selama formulasinya adalah Mendy di kiri, Lucas di kanan, dan Tchou bengong di tengah lapangan, ya mau berharap apa.
Saran saya, jam 8 malam Sabtu nanti, kalian mending nongkrong, atau nonton live Eri Pras di TikTok saja. Jelas lebih masuk akal, lebih menenteramkan hati. Ketimbang nonton lineup yang sama tiap minggu, tendangan Mbappe diblok, dan Mendy yang backpass ke Rudiger dan Lunin, mending kalian ngapain gitu.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Real Madrid Juara La Liga: Terima Kenyataan, Berdamai dengan Keadaan