Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Galis, Kecamatan Paling Miris di Bangkalan Madura, Korban Ketimpangan Pendidikan

Abdur Rohman oleh Abdur Rohman
24 Oktober 2024
A A
Galis, Kecamatan Paling Miris di Bangkalan Madura, Korban Ketimpangan Pendidikan

Galis, Kecamatan Paling Miris di Bangkalan Madura, Korban Ketimpangan Pendidikan (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya rasa, meski nggak beruntung tinggal di Bangkalan Madura, lebih nggak beruntung lagi jika tinggal di Kecamatan Galis. Bukan maksud saya meremehkan kecamatan ini, justru sebaliknya, saya prihatin dengan kecamatan ini. Kenapa? Jelas karena ketidakbecusan pemerintah Bangkalan Madura dalam menyediakan akses pendidikan bagi masyarakat di kecamatan ini.

Sebetulnya saya sudah berkali-kali mengeluhkan betapa mirisnya pendidikan di kabupaten ini. Mungkin kalian berpikir yang saya anggap miris adalah kualitas pembelajarannya. Bukan, bukan itu. Jauh dari masalah kualitas pembelajaran, yang perlu dipermasalahkan terlebih dahulu adalah “masyarakat harus belajar di mana?” Sebab, tak semua masyarakat di kabupaten ini bisa mudah mengenyam pendidikan.

Nah, Kecamatan Galis adalah salah satu korban dari ketidakmerataan pendidikan di Bangkalan Madura.

Tak ada SMA di Kecamatan Galis Bangkalan Madura

Galis adalah kecamatan dengan penduduk terbanyak kedua di Bangkalan Madura, jumlahnya lebih dari 84 ribu jiwa. Sementara luas wilayahnya berada di posisi ketiga, yakni 120 kilometer persegi. Nah, dengan wilayah seluas itu dan penduduk sebanyak itu, kecamatan ini tidak memiliki sekolah SMA sama sekali.

FYI, ada 10 sekolah jenjang menengah di Kecamatan Galis Bangkalan Madura, yakni 2 SMK dan 8 Madrash Aliyah (MA), dan semuanya swasta. Yang saya permasalahkan adalah memang semua siswa mau milih SMK atau MA. Bagaimana dengan siswa yang ingin sekolah SMA, karena tentu pembelajarannya jauh berbeda dengan SMK dan MA. Kalau seperti itu artinya masyarakat Galis belum merdeka untuk berpendidikan, dong.

Mari saya bandingkan dengan kondisi kecamatan lain. Misalnya, Kokop sebagai kecamatan paling luas di Bangkalan Madura sudah memiliki 18 sekolah jenjang menengah, terdiri dari 4 SMA, 7 SMK, dan 7 MA. Bahkan satu SMA-nya berstatus sekolah negeri. Padahal penduduk Kecamatan Kokop lebih sedikit dari Kecamatan Galis.

Lalu, pusat kabupaten yang penduduknya 89 ribu sudah ada 4 SMA negeri, 3 SMK negeri, dan 1 MA Negeri. Belum yang swasta. Sedangkan, Kecamatan Galis Bangkalan Madura yang jumlah penduduknya 84 ribu tak memiliki satu pun jenjang SMA negeri.

Sudah areanya luas, penduduknya tinggi, tapi pendidikannya tak difasilitasi. Begitu timpang, kan?

Baca Juga:

Alasan Belanja di Matahari Mall Tak Cocok bagi Warga Bangkalan Madura

Sederet Keanehan di Balik Bus Trans Bangkalan yang Telah Berhenti Beroperasi

Siswa harus mati-matian jika ingin sekolah

Saya akan mengutuk jika ada pejabat yang bilang bahwa di Kecamatan Galis Bangkalan Madura ini partisipasi pendidikan masyarakatnya sedikit. Woy, mau partisipasi gimana Pak/Bu, sekolahnya saja tidak ada. Jelas, ini pemerintahnya saja yang tidak mau berpartisipasi untuk meningkatkan pendidikan.

Jika saya mendengar alasan itu, saya akan jadi orang pertama yang membantahnya. Sebab, teman-teman saya ketika SMA banyak sekali yang malah berasal dari Kecamatan Galis. Mereka harus berangkat pukul 05.30 setiap pagi ketika sekolah. Bukan karena takut macet, tapi karena jarak ke sekolah memang jauh, hingga 35 kilometer. Saat pulang, mereka selalu sampai di rumah mendekati waktu magrib.

Lalu ketika saya survei ke sekolah lain untuk penelitian bulan lalu, di sekolah lain ternyata juga banyak sekali siswa yang berasal dari Kecamatan Galis Bangkalan Madura. Jelas, ini bukan masyarakatnya yang nggak mau berpartisipasi, tapi pemerintahnya.

Salah pemerintah

Saya tekankan, jangan sampai ada satu pun warga Galis Bangkalan Madura yang merasa bersalah. Yang patut kita salahkan tiada lain, the one and only, pemerintah Bangkalan Madura. Sebab, merekalah yang punya segalanya. Pajak kita dikelola mereka, artinya mereka yang punya uang. Kekuasaan juga dipegang mereka, artinya mereka pula yang punya wewenang. Nah, kalau nasib rakyatnya sengsara, ya jelas-jelas nagihnya hanya ke mereka. Gajinya kan dari kita, kdo!

Entahlah, saya bingung dengan kondisi pendidikan di kabupaten ini. Kasihan sekali warga di Kecamatan Galis Bangkalan Madura. Apa iya pendidikan rakyat ada di prioritas paling bawah, atau jangan-jangan malah tak masuk daftar prioritas. Sebab dari dulu, kondisinya ya begini-begini saja. Hadeh, paya onggu tretan!

Penulis: Abdur Rohman
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 6 Masalah di Bangkalan Madura yang Membuat Rakyat Terus Sengsara.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 Oktober 2024 oleh

Tags: bangkalan maduraGalis Bangkalan MaduraPendidikan
Abdur Rohman

Abdur Rohman

Warga sipil Bangkalan yang phobia sama ketidakadilan.

ArtikelTerkait

Bangkalan Madura Adalah Korban Utama dari Jembatan Suramadu, Bukan Surabaya

Sebagai Warga Bangkalan Madura, Saya Setuju Suramadu Dirobohkan kalau Memang Meresahkan Warga Surabaya

6 Januari 2025
merantau

Kampung PNS dan Pudarnya Pesona Merantau

21 Agustus 2019
Perempatan Jetis, Perempatan Paling Berpendidikan di Jogja Sejak Masa Kolonial

Perempatan Jetis, Perempatan Paling Berpendidikan di Jogja Sejak Masa Kolonial

12 Januari 2024
Tanah Merah, Kecamatan Potensial di Bangkalan Madura yang Kacau Gara-gara Nggak Diperhatikan

Tanah Merah, Kecamatan Potensial di Bangkalan Madura yang Kacau Gara-gara Nggak Diperhatikan

21 Juli 2024
Bangkalan Madura Memang Daerah Tertinggal, sampai Bisnis Jasa Transfer Uang dan Tarik Tunai Tumbuh Subur di Sini

Bangkalan Madura Memang Daerah Tertinggal, sampai Bisnis Jasa Transfer Uang dan Tarik Tunai Tumbuh Subur di Sini

25 Januari 2024
7 Hal Biasa tapi Pemkab Bangkalan Madura Nggak Bisa Kasih buat Warga, Bukti kalau Kabupaten Ini Nggak Punya Apa-apa

7 Hal Biasa tapi Pemkab Bangkalan Madura Nggak Bisa Kasih buat Warga, Bukti kalau Kabupaten Ini Nggak Punya Apa-apa

9 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.