Entah apa yang ada di pikiran saya waktu itu ketika memutuskan untuk melanjutkan studi di program pascasarjana. Niat awalnya sih sekadar mencari suasana baru, menambah ilmu, memperluas wawasan, dan mendapatkan pengalaman baru. Saya pikir, dengan menyandang status mahasiswa pascasarjana, hidup akan menjadi lebih berwarna, menyenangkan, bisa hangout ke sana-sini, atau haha-hihi di kantin kampus sebagaimana halnya mahasiswa sarjana. Oh ternyata, buat mahasiswa program pascasarjana, kuliah tidak sesederhana itu.
Kesibukan mahasiswa pascasarjana ternyata di luar ekspektasi dan cukup membuat saya mengalami culture shock. Meski jadwal perkuliahan tidak sepadat mahasiswa program sarjana, ada begitu banyak perbedaan dalam berbagai hal. Perbedaannya meliputi metode perkuliahan, tugas, ujian semester, hingga penyusunan tugas akhir yang cukup menguras darah, keringat, dan air mata. Aih.
Mahasiswa pascasarjana harus terbiasa belajar mandiri
Mahasiswa pascasarjana harus terbiasa dengan belajar mandiri, tidak melulu disuapi oleh dosen sebagaimana halnya mahasiswa program sarjana. Makanya jangan heran kalau dosen itu hanya memberikan pengantar, mengarahkan, serta memberikan referensi terkait dengan materi perkuliahan.
Ada juga sih beberapa dosen yang mengajar dan menyampaikan materi perkuliahan di dalam kelas, namun hanya sebatas gambaran umum saja. Sisanya ya itu tadi, mahasiswa belajar mandiri melalui buku-buku, seminar, jurnal, dan referensi lainnya. Kalau kamu tipe-tipe mahasiswa yang malas untuk belajar, kayaknya bakal pontang-panting deh untuk mengikuti perkuliahan.
Tugas yang banyak dengan effort yang besar
Selain harus terbiasa dengan belajar mandiri, mahasiswa pascasarjana juga punya tugas yang seabrek-abrek. Contoh tugas yang biasa diberikan dosen adalah membuat review beberapa jurnal internasional berbahasa Inggris, menyusun resume dari suatu kegiatan seminar dengan topik tertentu, melakukan mini research terhadap suatu fenomena dan menuliskannya ke dalam bentuk artikel ilmiah.
Tugas-tugas seperti itu kan tidak bisa diselesaikan dalam waktu sehari dua hari, tapi bisa berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Jelas, butuh effort yang besar untuk bisa menyelesaikan tugas-tugas tadi.
Baca halaman selanjutnya: Diskusi dan presentasi jadi makanan sehari-hari…